PM Jepang, Shinzo Abe (tengah) dan istrinya, Akie (ketiga kiri) berfoto dengan sejumlah artis dunia hiburan dalam pesta bunga sakura di Shinjuku Gyoen, Tokyo, 18 April 2015. REUTERS/Issei Kato
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Jepang Shinzo Abe mungkin akan memicu kemarahan dari Cina dan Korea Selatan karena mengirim persembahan ke kuil bermasalah, Selasa, 21 April 2015, dan menyatakan bahwa ia tidak akan mengulangi permohonan maaf secara resmi terkait kekejaman Perang Dunia II.
Abe mengirim persembahan simbolis ke kuil Yasukuni, tempat persemayaman pahlawan perang, namun juga termasuk 14 orang, yang dikenal sebagai penjahat perang.
Persembahan pohon sasaki, yang dinilai suci dalam adat Shinto, melambangkan bahwa Abe tidak akan mengunjungi kuil tersebut selama tiga hari perayaan musim semi di kuil itu yang dimulai pada Selasa, 21 April 2015.
Beijing dan Seoul mempunyai pandangan sama mengenai kuil tersebut, yaitu sebagai lambang tidak ada penyesalan Jepang terhadap kesalahannya selama Perang Dunia II. Cina dan Korea Selatan dijajah Jepang pada PD II.
Abe dalam wawancara televisi yang disiarkan pada Senin malam, 20 April 2015, mengatakan bahwa ia setuju dengan pernyataan-pernyataan sebelummya. Dan ia menyatakan, "saya kira saya tidak perlu menuliskannya lagi."
Beijing dan Seoul menganggap bahwa Tokyo belum meminta maaf dengan patut atas perang tersebut dan mendesak bahwa pernyataan penyesalan yang bersejarah pada 1995 perlu ditegakkan.