Penghuni Desa Ini Berupa Boneka Petani Hingga Anak Kecil

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Rabu, 18 Maret 2015 05:21 WIB

Boneka orang-orangan sawah terlihat menjahit di rumah tua berusia 80 tahun di Kakashi no Sato, Himeji, Jepang, 10 September 2014. Boneka ini didirikan untuk menarik wisatawan ke desa ini. Buddhika Weerasinghe/Getty Images

TEMPO.CO, Nagoro - Nagoro adalah sebuah desa kecil di sebelah selatan Jepang. Sepintas tak ada yang istimewa dari desa ini. Nagoro hanya dihuni sekitar 35 orang, yang rata-rata berprofesi sebagai petani, tapi Anda akan terkejut ketika mendapati bahwa banyak boneka mirip orang-orangan sawah di kawasan yang terletak di Pulau Shikoku tersebut.

Boneka tersebut diatur sedemikian rupa seolah-olah mereka sedang melakukan aktivitas dan pekerjaan sehari-hari. Ada versi anak kecil sedang keluar dari kelas. Lalu sekumpulan boneka menunggu bus di sebuah halte kumuh. Dan sepasang dari mereka berdiri di pintu masuk desa, di sebelah tanda "Scarecrow Village."

Tsukimi Ayano, 65 tahun, telah membuat 350 boneka selama dekade terakhir. Proyek ini dimulai sekitar 13 tahun yang lalu, ketika ia menanam bibit namun mereka tidak tumbuh. Jadi dia membuat orang-orangan sawah menyerupai ayahnya untuk menakuti burung, dia mengatakan kepada Reuters yang dilansir Washington Post pada 16 Maret 2015.

Dia terus membuat boneka demi boneka. Setiap boneka simbol penghormatan kepada mantan penduduk Nagoro, baik yang masih hidup maupun yang meninggal. Banyak penduduk meninggalkan desa menuju kota yang lebih padat. Mereka yang tinggal rata-rata orang tua dan pensiunan. "Di desa ini, hanya ada 35 orang," kata Ayano. "Tapi ada 150 orangan sawah."

Sekarang, Ayano meramaikan desa dengan kreasi buatan tangan nya. "Ketika saya membuat boneka orang yang sudah meninggal, saya berpikir tentang mereka ketika mereka masih hidup dan sehat," kata Ayano . "Boneka sudah seperti anak-anak saya sendiri."

Osamu Suzuki, warga Nagoro 68 tahun, mengatakan boneka juga dibuat atas permintaan orang lain, "Bagi mereka yang telah kehilangan kakek atau nenek mereka. Jadi mereka memesan sebagai sesuatu yang membawa kembali kenangan."

Boneka telah menarik para wisatawan yang bertandang ke desa tersebut. Mereka, bahkan, dapat terlihat di Google Street View. Boneka orang-orangan sawah biasanya tidak berumur panjang. Kebanyakan dari boneka ini hanya dapat bertahan sekitar tiga tahun.

WASHINGTON POST | YON DEMA

Berita terkait

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

13 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Ribuan Hektare Sawah di Jawa Tengah Terancam Gagal Panen Akibat Banjir

48 hari lalu

Ribuan Hektare Sawah di Jawa Tengah Terancam Gagal Panen Akibat Banjir

Lahan pertanian yang tergenang banjir itu berada di Kabupaten Grobogan, Demak, Kudus, Jepara dan Pati.

Baca Selengkapnya

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

54 hari lalu

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?

Baca Selengkapnya

KSAD Jenderal Maruli Perintahkan Pangdam hingga Babinsa Bantu Pengairan Sawah Petani

56 hari lalu

KSAD Jenderal Maruli Perintahkan Pangdam hingga Babinsa Bantu Pengairan Sawah Petani

KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak memerintahkan Pangdam, Dandim hingga Babinsa menelusuri sungai besar untuk dialirkan ke persawahan

Baca Selengkapnya

Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

57 hari lalu

Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

Padi di Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan (Pangkep) terancam gagal panen. Musababnya , sawah para petani digenangi air setinggi dada orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Sembilan Ribu Hektare Sawah Jateng Kebanjiran di Tengah Kenaikan Harga Beras

1 Maret 2024

Sembilan Ribu Hektare Sawah Jateng Kebanjiran di Tengah Kenaikan Harga Beras

Daerah yang lahan pertaniannya paling luas terdampak banjir adalah Kabupaten Grobogan. Harga beras makin naik.

Baca Selengkapnya

Beras Langka, Mengapa Pegiat Lingkungan Menilai Ada Masalah Tata Kelola Lahan Pertanian?

15 Februari 2024

Beras Langka, Mengapa Pegiat Lingkungan Menilai Ada Masalah Tata Kelola Lahan Pertanian?

Seretnya produksi beras diduga akibat kebijakan regulator yang condong mengutamakan ekstensifikasi lahan pertanian, misalnya food estate.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ini Sebut Sawah Menjadi Lahan Paling Mudah Digusur untuk Pembangunan PSN

1 Januari 2024

Ekonom Ini Sebut Sawah Menjadi Lahan Paling Mudah Digusur untuk Pembangunan PSN

Pembangunan PSN dinilai sebagai langkah luar biasa, tapi di saat yang sama juga memprihatinkan karena mengambil lahan pertanian produktif terutama sawah.

Baca Selengkapnya

Produksi Beras Terus Menurun, IDEAS: Lahan Sawah Hilang 150 Ribu Hektare dalam 3 Tahun

30 Desember 2023

Produksi Beras Terus Menurun, IDEAS: Lahan Sawah Hilang 150 Ribu Hektare dalam 3 Tahun

Salah satu penyebab turunnya produksi beras adalah hilangnya lahan sawah sebagai imbas kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada pertanian.

Baca Selengkapnya

Ekspansi Lahan Sawit Dalih Kepentingan Pangan Bukan Solusi

15 Desember 2023

Ekspansi Lahan Sawit Dalih Kepentingan Pangan Bukan Solusi

Pembukaan lahan sawit dengan dalih kepentingan pangan dinilai merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya