Mahathir Mohamad: OKI Harus Perangi Terorisme

Reporter

Editor

Kamis, 31 Juli 2003 10:48 WIB

TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur:Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengajak semua negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk memerangi terorisme. Tapi tindakan itu jangan diartikan untuk memerangi satu negara tertentu. Hal ini dikemukakan Mahathir dalam pembukaan The Islamic Conference of Foreign Ministers on Terrorism di Kuala Lumpur, Senin (1/4). Mahathir menilai terorisme bukanlah fenomena baru. Yang membedakannya dengan situasi saat ini adalah tingkat korban dan kerusakan yang sedemikian dahsyat. Sayangnya, selama ini semua negara bersikap ambigu. Kebanyakan menganggap tindakan tersebut sebagai intervensi terhadap pemerintahan yang bersangkutan. “Sepanjang itu menimpa orang lain, maka mereka tak perlu berbuat apapun,” ujar Perdana Menteri yang juga Presiden UMNO ini. Padahal, kondisi aktual memungkinkan para teroris memperoleh senjata penghancur massal. Perkembangan mutakhir senjata perang begitu majunya. Bukan hanya nuklir saja, melainkan juga bakteri dan virus mematikan menjadi komoditi dagang persenjataan perang. “Dari kita mungkin mengalokasikan banyak uang untuk keamanan negara, tapi bisa saja senjata-senjata pemusnah itu disalahgunakan oleh teroris,” tandasnya. Untuk itu ia mengajak negara-negara Islam agar merumuskan satu definisi yang jelas tentang terorisme. “Kelompok maupun negara yang mendukung penyerangan terhadap penduduk sipil juga harus dinyatakan sebagai teroris,” tegasnya. Lebih lanjut, Mahathir menuding pelaku penyerangan WTC 11 September, bom bunuh diri warga Palestina dan Macan Tamil, penyerangan penduduk sipil Palestina oleh Israel, dan pembantaian muslim Bosnia adalah teroris. Mahathir mengajak untuk mencari tahu lebih jauh apa yang mendasari perilaku terorisme tersebut. “Kita harus mengidentifikasi sebab-sebab terorisme, dan mencari jalan keluarnya,” paparnya. Karena itu, ia menilai, definisi terorisme sangat diperlukan sebelum bertindak. Namun, delegasi Indonesia yang diwakili oleh Menteri Hukum dan HAM, Yusril Ihza Mahendra, menganggap persoalan definisi tidaklah penting. “Itu bisa dilakukan dalam kajian-kajian akademis,” ujarnya kepada TEMPO. Yusril yang didampingi Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hadi Wayarabi mengaku kedatangannya hanya untuk bertukar pikiran dalam menangani terorisme. Tak ada target pokok yang akan dikemukakan delegasi Indonesia. Ia justru ingin memperkenalkan konsep pemerintah Indonesia dalam menangani terorisme. “Kita tak bisa menggunakan UU Subversif untuk menangkap mereka yang dicurigai sebagai teroris,” ungkapnya. Bagi Yusril, keamanan negara memang penting, tapi lebih penting menjunjung tinggi HAM sebagai prinsip hukum. Agak sinis ia menyindir negara tertentu yang membabi buta. “Kita jangan mencontoh negara-negara tertentu dalam menangani terorisme,” tukasnya. Jika mereka yang ditangkap itu dalam keadaan ekual, maka dia bisa melakukan pra-konvensional. “Tapi coba lihat apa yang bisa dilakukan oleh mereka yang dalam posisi tak berdaya,” sindirnya. Yusril juga mengingatkan agar negara-negara Islam sadar dengan propaganda yang dilakukan negara-negara barat. “Jangan sampai kita lengah oleh propaganda yang dilakukan lewat media massa,” ajaknya. Pernyataan ini diamini Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hadi Wayarabi. Menurutnya, ada yang mempropagandakan Indonesia sebagai negara yang melindungi terorisme. Padahal, selama ini polisi terus berkomunikasi dan menyelidiki masalahnya hingga tuntas. “Yang penting, jangan sampai kita melangkahi proses hukum,” sergahnya. (Rommy Fibri – dari Kuala Lumpur)

Berita terkait

Reaksi Warga Israel dan Palestina terhadap Proposal Gencatan Senjata

4 menit lalu

Reaksi Warga Israel dan Palestina terhadap Proposal Gencatan Senjata

Keluarga tawanan dan pemukim Israel melakukan protes untuk menuntut pemerintah Israel menerima kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

Singgung soal Pilpres 2024 Tak Benar, Ganjar: Jangan Dikloning di Pilkada

12 menit lalu

Singgung soal Pilpres 2024 Tak Benar, Ganjar: Jangan Dikloning di Pilkada

Ganjar Pranowo, mengatakan tidak mau buruknya Pilpres 2024 terulang di Pilkada serentak akhir tahun nanti.

Baca Selengkapnya

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

13 menit lalu

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Gelar Latihan Perdana di Paris, Ikhsan Nul Zikrak Sebut Pemain Masih Adaptasi Cuaca

13 menit lalu

Timnas U-23 Indonesia Gelar Latihan Perdana di Paris, Ikhsan Nul Zikrak Sebut Pemain Masih Adaptasi Cuaca

Ikhsan Nul Zikrak mengatakan perjalanan jauh dari Qatar ke Prancis membuat para pemain Timnas U-23 Indonesia cukup kelelahan.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

14 menit lalu

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

PKS dan Golkar Kota Semarang jajaki koalisi untuk memenuhi syarat 20 persen kursi legislatif guna mengusung calon di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

KPU Tanggapi Dalil PDIP Soal Selisih Suara Pilpres di Kota Dumai: Pemilih Tak Gunakan Hak Suara

17 menit lalu

KPU Tanggapi Dalil PDIP Soal Selisih Suara Pilpres di Kota Dumai: Pemilih Tak Gunakan Hak Suara

Tanggapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terhadap dalil PDIP mengenai selisih suara dalam Pilpres 2024 di Kota Dumai, Riau.

Baca Selengkapnya

Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

17 menit lalu

Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

Puncak hujan meteor adalah meteornya ini bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley

Baca Selengkapnya

Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

17 menit lalu

Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan Presiden Jokowi yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Megawati dan Prabowo

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

17 menit lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

20 menit lalu

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda setelah unjuk rasa pro-Palestina mengguncang kampus tersebut selama hampir dua pekan.

Baca Selengkapnya