TEMPO Interaktif, London: Jumlah korban tewas akibat serangkaian bom di London, Kamis (7/7), mencapai setidaknya 50 orang, demikian menurut kepala Kepolisian Metropolitan London Sir Ian Blair. Namun, menurut dia, angka terakhir bisa mencapai 100 orang.Ian Blair menyatakan, sejumlah mayat masih berada di dalam kereta Russell Square. Tiga ledakan di kereta bawah tanah dan sebuah bus melukai 700 orang. 100 orang harus menginap di rumah sakit, dan 22 orang di antaranya dalam keadaan kritis.Operasi besar-besaran kini sedang dikerahkan untuk memburu para pelaku. Namun, Ian Blair mengakui, polisi menghadapi hambatan besar untuk cepat mengetahui mereka yang bertanggung jawab. Kepala antiteroris Andy Hayman menyatakan, masing-masing ledakan terdiri dari 4,5 kilogram bahan berdaya ledak tinggi. Bahan peledak itu ada kemungkinan dibawa dengan ransel.Sejumlah media di London berspekulasi bahwa ledakan di bus adalah aksi bom bunuh diri. Mengutip saksi mata, media massa menulis bahwa ada seorang lelaki berusia 20 tahunan menenteng tas.Richard Jones, 61, seorang konsultan TI, menyatakan kepada Daily Mail: "Lelaki muda itu menurunkan tasnya, lalu mengambilnya kembali. Ia melakukannya belasan kali dalam dua atau tiga menit, kelihatannya sangat gelisah." Budi
Penumpang Mengaku Bawa Granat, Batik Air Batal Terbang
29 April 2015
Penumpang Mengaku Bawa Granat, Batik Air Batal Terbang
"Terlepas itu bercanda atau tidak, itu kami anggap sebagai ancaman penerbangan," ujar Head of Corporate Secretary Lion Air Kapten Dwiyanto Ambarhidayat.