Dubes Palestina Ribhi Awad: AS Tak Semestinya Hanya Dukung Kepentingan Yahudi
Reporter
Editor
Kamis, 31 Juli 2003 10:10 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah Palestina menyesalkan dukungan pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap agresi militer Israel ke Palestina. Padahal, sebagai satu-satunya negara adi daya AS seharusnya memiliki komitmen dan rasa tanggung jawab tidak saja kepada bangsa Yahudi tetapi juga bangsa-bangsa lain di dunia. “Saya katakan dengan sejujurnya dan secara terbuka. Pemerintah Amerika hanya mendukung strategi yang dilakukan Israel. Mereka hanya melihat dari sudut pandang kepentingan orang Yahudi,” ujar Duta Besar Palestina untuk Indonesia Ribhi Youssef Saleh Awad kepada Tempo News Room di Jakarta, Minggu (31/3) malam. Lebih lanjut Ribhi menegaskan agar tindakan pendudukan itu segera diakhiri. “Ini tindakan pendudukan yang masih terjadi hingga sekarang di dunia. Mengapa ini tidak dihentikan. Mengapa Amerika membiarkannya?” gugat dia. Atas tindakan Israel yang terus berlanjut dan semakin mengancam eksistensi bangsa Palestina, Ribhi menjanjikan bahwa bangsa Palestina akan terus melakukan perlawanan. ”Tidak akan ada rasa aman bagi bangsa Israel. Tidak akan ada rasa aman bagi para penduduk Israel di daerah pendudukan. Tidak akan ada rasa aman bagi Sharon (PM Israel) dan kabinetnya,” ucapnya dengan nada tinggi. ”Israel punya senjata nuklir dan kami hanya punya bom manusia (human bomb),” kata dia. “Hal ini (bom manusia) telah dilakukan,sedang dilakukan dan akan terus dilakukan,” tambahnya. Menanggapi kemungkinan tentara Israel menyerbu pemimpin kharismatik bangsa Palestina tersebut, Awad mengatakan,” Mereka bisa bunuh Yasser Arafat tapi dia akan dianggap sebagai pahlawan bagi bangsa Palestina, bangsa Arab dan umat Islam.” Awad menjelaskan bahwa hingga saat wawancara berlangsung, dirinya belum berhasil menghubungi kantor Presiden Yasser Arafat di Ramallah. Sehingga ia tidak dapat memastikan apakah pemimpin bangsa Palestina itu akan meninggalkan kantornya untuk alasan keamanan. ”Semua jalur kontak keluar diputus (oleh Israel). Saya tidak bisa memberikan konfirmasi mengenai hal itu,”ujarnya. Bangsa Palestina, kata Awad, menginginkan hak untuk menentukan nasib sendiri seperti prinsip mantan Presiden Amerika Woodrow Wilson. “Kami ingin agar 14 prinsip mantan presiden Amerika Woodrow Wilson mengenai hak untuk menentukan nasib sendiri diterapkan (bagi bangsa Palestina).Kami menginginkan agar hak asasi manusia bangsa Palestina juga diakui. Kami ingin merdeka!” tandasnya. (Budi Riza/Purwanto)
Berita terkait
Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan
6 menit lalu
Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan
Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.