Teror di Paris, Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab
Editor
Maria Rita Hasugian
Sabtu, 10 Januari 2015 07:34 WIB
TEMPO.CO, Paris - Kelompok militan Al-Qaeda di Semenanjung Arab (Al-Qaeda in the Arabian Peninsula/AQAP) menyatakan bertanggung jawab atas penembakan di kantor redaksi majalah Charlie Hebdo di Kota Paris, Prancis, Rabu, 7 Januari 2015. Sebanyak 12 orang tewas dalam aksi teror itu, sembilan di antaranya anggota staf Charlie Hebdo.
Dalam pernyataan AQAP yang dilansir AP disebutkan bahwa operasi penembakan itu dilakukan karena Charlie Hebdo dianggap telah mencemarkan nama Nabi Muhammad.
"Pimpinan AQAP secara langsung melaksanakannya dan mereka telah memilih targetnya secara hati-hati," ujar AQAP dalam pernyataannya. (Baca:Teror di Paris, Ini Cerita Warga Indonesia)
Serangan ke kantor Charlie Hebdo, ujar milisi ini, merupakan aksi balas dendam atas pelecehan terhadap Nabi Muhammad. Charlie Hebdo telah dimasukkan ke daftar target Al-Qaeda beberapa tahun lalu. Majalah satiris ini pernah memuat karikatur Nabi Muhammad yang terlarang bagi umat Islam.
Menurut Morten Storm, yang bekerja untuk AQAP sebelum menjadi mata-mata badan intelijen Denmark, Inggris, dan Amerika, pemuatan karikatur Nabi Muhammad ini memicu deklarasi perang oleh AQAP terhadap majalah tersebut. (Baca:Begini Solidaritas Koran Dunia untuk Charlie Hebdo)
Selain membuat pernyataan, AQAP juga menayangkan video yang menyatakan penyerangan bersenjata itu sebagai serangan atas kebobrokan Prancis.
Sebelum tertangkap oleh polisi, dua penembak kantor redaksi Charlie Hebdo, Cherif dan Said Kouachi, mengatakan kepada media lokal bahwa mereka bekerja untuk AQAP. "Saya, Cherif Kouachi, dikirim oleh Al-Qaeda di Yaman, dan saya pergi ke sana dan petinggi AQAP, warga Amerika, Sheikh Anwar al-Awlaki, semoga dia beristirahat dengan damai, yang membiayai saya," kata seorang dari penembak itu kepada TV BFM. (Baca:Teror di Perancis, Wartawan Waspadai Isu Agama)
Anwar al-Awlaki adalah warga Amerika yang direkrut AQAP dan diduga sebagai pemimpin operasi teror AQAP di luar negeri. Ia tewas dalam serangan pesawat nirawak oleh CIA pada September 2011. Salah satu penembak di kantor Charlie Hebdo pernah pergi ke Yaman guna mengikuti pelatihan untuk aksi teror.
ABC | MARIA RITA
Baca juga:
Jago Bergitar Metal, Gadis Berjilbab Bikin Heboh
Teror di Paris, Eiffel Berubah Gelap
Interupsi Khotbah Jumat Sering Terjadi di Sini
Jokowi Bahas Nasib Bekas Bos IM2, Merpati dan PLN