Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah memuji langkah cepat Kementerian Luar Negeri dalam mengurus pembunuhan dua tenaga kerja Indonesia. Keduanya adalah Sumarti Ningsih dan Jesse Lorena Ruri, yang tewas dibunuh mantan karyawan Bank of America Merrill Lynch bernama Rurik Jutting. Ningsih ditemukan tewas terpotong-potong di dalam koper, sementara Jesse mendapat luka besar di bagian leher dan bokong. (Baca: Pembunuh TKI di Hong Kong Pernah Coba Bunuh Diri)
"Kami mendukung langkah cepat Kemenlu mengantisipasi kejadian ini," kata Anis. Selama ini, menurut Anis, pemerintah cenderung lambat dalam menangani kasus-kasus yang melibatkan TKI di luar negeri.
Mendengar tewasnya kedua orang ini, Kemenlu segera mengirimkan bantuan hukum untuk proses pengadilan di Hong Kong. Mereka pun mengirimkan tim untuk mengidentifikasi tubuh korban.
Keluarga Ningsih sendiri mendapat info soal kematian ibu satu anak itu dari kepolisian setempat, yang menyatakan Ningsih mendapat musibah di Hong Kong. (Baca: Menlu Kawal Hak TKI yang Dibunuh di Hong Kong)
Anis berharap pemerintah menuntaskan kasus ini sebaik-baiknya dan keluarga korban mendapat keadilan yang sepantasnya. Anis pun meminta masyarakat tidak menaruh stigma buruk kepada keduanya yang berprofesi sebagai pekerja seks.
Ada kemungkinan mereka menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking) yang memang banyak menimpa buruh migran di Hong Kong. "Harus mawas diri, yang penting bagaimana cepat ditangani, bukan stigmanya. Langkah Kemenlu yang langsung mengurus proses hukumnya sudah tepat," kata Anis. URSULA FLORENE SONIA