Sebuah benda yang mengambang di Samudra Hindia, terlihat di layar di pesawat P-3 Orion milik Angkatan Udara Selandia Baru (11/4). Perdana Menteri Australia, Tony Abbott yakin mengetahui perkiraan posisi kotak hitam pesawat MH370. Richard Wainwright - Pool/Getty Images
TEMPO.CO, Canberra - Pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang di lepas pantai Australia sejak 8 Maret 2014 terus dilakukan. Rabu, 1 Oktober 2014, Biro Keselamatan Transportasi Australia (ASTB) yang memimpin pencarian akan menggunakan peta tiga dimensi baru yang menunjukkan kenampakan dasar Samudera Hindia. (Baca: Malaysia dan Australia Terus Mencari MH370)
Sejumlah perangkat bawah air akan digunakan dalam pencarian ini, termasuk GO Phoenix. Ini merupakan kapal Malaysia yang akan tiba Rabu dan akan tinggal selama 20 hari di perairan Samudera Hindia hingga waktu pengisian bahan bakar tiba. Selain itu, kapal kedua, Fugro Discovery, akan tiba hari berikutnya.
Kedua kapal ini menggunakan sonar dan teknologi submersible untuk menjelajah wilayah pencarian sedalam 4.880 meter. Sementara kapal ketiga, Fugro Equator, yang saat ini memetakan dasar laut, akan bergabung dengan dua kapal lainnya pada akhir Oktober mendatang.
Sejauh ini ASTB sudah mensurvei wilayah pencarian seluas 106 kilometer persegi. Namun, belum ada titik terang tentang keberadaan pesawat yang mengangkut 239 orang dari Kuala Lumpur menuju Beijing tersebut. (Baca: MH370 Miliki 1000 Kemungkinan Jalur Terbang)