Dokter berbicara pada pasien yang terjangkit ebola saat berhasil menangkapnya untuk dibawa kembali ke karantina di Rumah Sakit Monrovia Elwa, Paynesville (1/9). REUTERS/Reuters TV
TEMPO.CO, Jakarta - Wabah ebola semakin berbahaya dan terus menyebar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa kematian akibat ebola telah mencapai 2.296 orang dengan rata-rata 20 pasien meninggal setiap harinya.
Negara di benua Afrika bagian barat telah melaporkan 4.293 kasus sejak virus ini mulai menyebar pada Maret 2014. Kemungkinan terburuk, WHO memprediksi virus ini bisa menginfeksi hingga 20 ribu orang lainnya.
"Ini adalah perang melawan virus. Harus kami akui ini adalah perang yang sulit," kata Direktur WHO Sylvie Briand seperti dilaporkan CBC, Selasa, 9 September 2014. (Baca: Korban Ebola di Afrika Barat Mencapai 20 Ribu Jiwa)
Seakan jumlah itu tidak cukup banyak, WHO memperkirakan masih banyak kasus yang belum tercatat. Namun, Brian berharap angkanya di bawah dari perkiraan.
"Angka kematian naik hingga 200 orang dalam waktu sehari. Saat ini kami sedang bekerja untuk menekan angka meski hanya di beberapa lokasi," kata Briand. (Baca: Begini Strategi Uganda untuk Cegah Ebola)
Di antara lima negara di Afrika barat yang terkena wabah ebola, Liberia adalah yang paling parah. Menurut data WHO, Liberia telah melaporkan 1.224 kematian dan 2.046 kasus sejak Desember tahun lalu.
Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan
17 menit lalu
Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan
Menteri Perdagangan Zulkfili Hasan alias Zulhas memastikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 yang mulai berlaku hari ini, bisa dipakai untuk penyelesaian kasus-kasus penyitaan barang kiriman dari pekerja migran Indonesia atau PMI yang masih tertahan.