Down Syndrome, Bayi Ini Ditinggal Orang Tuanya  

Reporter

Selasa, 5 Agustus 2014 09:31 WIB

Sejumlah pihak telah menggalang dana untuk biaya perawatan Gammy yang akan dirawat di sebuah rumah sakit di Bangkok. REUTERS/Damir Sagolj

TEMPO.CO, Bangkok – Pasangan Australia berkilah bahwa mereka tidak tahu telah memiliki anak kembar dari hasil rahim pinjaman (surrogacy) seorang wanita Thailand. Karena itu, mereka mengaku tidak tahu memiliki seorang bayi laki-laki yang ternyata menderita down syndrome, sementara kembaran bayi itu telah mereka bawa pulang ke Perth.

Saat ini, Gammy, si bayi laki-laki yang berusia 6 bulan, tinggal bersama ibu penggantinya, Pattaramon Chanbua, yang kemudian memutuskan untuk membesarkan Gammy. Menurut Chanbua, pasangan Australia tersebut tahu mereka akan memiliki bayi yang tidak sempurna.

Kepada ABC Net, Selasa, 5 Agustus 2014, Chanbua mengatakan sang dokter, agen surrogacy, dan orang tua sang bayi tahu salah satu bayi itu cacat ketika berusia 4 bulan dalam kandungan Chanbua. Namun Chanbua tidak diberi tahu hingga usia kandungan mencapai 7 bulan.

Sang agen, atas permintaan pasangan Australia, kemudian meminta Chanbua menggugurkan janin yang tidak sempurna itu, yang kemudian diketahui juga menderita kelainan jantung bawaan dan infeksi paru-paru. Namun Chanbua menolak. Bagi dia yang seorang penganut Budha, aborsi adalah perbuatan dosa.

Beberapa bulan kemudian, Chanbua melahirkan sepasang anak kembar, laki-laki dan perempuan, milik pasangan Australia itu. Dan benar saja, salah satu dari mereka yang kemudian diberi nama Gammy lahir tak sempurna.

Karena ditinggalkan orang tuanya, Chanbua merasa tak tega dan memutuskan untuk merawat Gammy, meski hidupya berada di tengah kemiskinan dan lilitan utang. Dia berani mengambil risiko yang sangat besar.

Begitu berita ini tersebar di media, uluran tangan datang untuk Chanbua dan Gammy. Sebuah kampanye online, GoFundMe, diluncurkan. Dana sebesar US$ 206 ribu telah terkumpul untuk biaya perawatan medis Gammy, yang ini masih berada di sebuah rumah sakit di Bangkok dan dalam kondisi stabil.

Kasus ini menjadi perhatian dunia dan menyebabkan kemarahan di Australia. Bahkan Perdana Menteri Australia Tonny Abbott dan Menteri Imigrasi Scott Morrison pun mengungkapkan penyesalannya.

Namun demikian, pasangan Australia yang "meminjam" kandungan Chanbua dengan bayaran sebesar US$ 16 ribu itu mengatakan bahwa mereka tidak tahu jika putri mereka memiliki saudara kembar. Pasangan ini juga mengaku kesulitan menghubungi agen surrogacy untuk membantu menghubungkan mereka dengan Chanbua.

ANINGTIAS JATMIKA | ABC NET

Terpopuler
ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya
ISIS Kuasai 3 Kota di Utara Irak
12 Pria Disunat Paksa Atas Permintaan Istri Mereka




Berita terkait

Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

9 November 2018

Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.

Baca Selengkapnya

Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

9 November 2018

Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.

Baca Selengkapnya

Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

2 Agustus 2017

Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.

Baca Selengkapnya

Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

1 Agustus 2017

Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.

Baca Selengkapnya

Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

1 Agustus 2017

Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.

Baca Selengkapnya

4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

1 Agustus 2017

4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.

Baca Selengkapnya

Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

12 Juni 2017

Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.

Baca Selengkapnya

Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

17 Mei 2015

Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.

Baca Selengkapnya

Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

16 Maret 2015

Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Baca Selengkapnya

ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

9 Maret 2015

ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.

Baca Selengkapnya