Misil Buk-M1-2 yang dapat melontarkan rudal dari darat ke udara ini diduga menjadi penyebab jatuhnya pesawat Malaysian Airlines MH17 di Donetsk, Ukraina. Wikimedia.org
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Indonesia mendesak dilakukannya investigasi internasional atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina. Investigasi harus membuktikan kebenaran informasi penyebab jatuhnya pesawat yang membawa 298 penumpang, termasuk tiga bayi dan 15 kru, itu karena roket darat militer.
"Jika benar karena senjata militer, itu pelanggaran hukum internasional dan pelanggaran hukum perang," kata SBY di kantornya, Jumat, 18 Juli 2014. (Baca: SBY Belum Pastikan Jumlah WNI di MH17)
Presiden mengatakan sejumlah data dan informasi tepercaya yang diterima pemerintah menunjukkan indikasi pesawat hancur terkena misil darat salah satu kelompok yang bertikai di Ukraina. Atas dasar ini, SBY juga menyatakan Indonesia siap untuk ikut serta dalam investigasi internasional tersebut. (Baca: MH17 Jatuh, Kerabat Kolumnis Tempo Jadi Korban)
Sejumlah kabar menuding penembak adalah kelompok separatis Ukrania pro-Rusia yang berhasil merebut satu set peluncur rudal BUK dari pangkalan udara militer Ukraina. Aksi kelompok separatis ini juga tercatat telah menjatuhkan tiga pesawat militer dengan rudal BUK, sebelum menyasar MH17.
MH17 terbang dari Amsterdam, Belanda, menuju Kuala Lumpur, Malaysia. Pesawat jenis Boeing 777 ini jatuh di timur Ukraina yang berbatasan dengan Rusia. Seluruh penumpang dan awak pesawat dikabarkan meninggal karena ledakan di udara.
Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Retno Marsudi, mengkonfirmasi ada 13 warga negara Indonesia yang teridentifikasi dalam pesawat tersebut.