RI Dukung Selandia Baru Ikut KTT Asia Timur

Reporter

Editor

Kamis, 7 April 2005 10:43 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:WELLINGTON Pemerintah Indonesia menyatakan dukungannya kepada pemerintah Selandia Baru untuk mengikuti KTT Asia Timur Desember mendatang. Hal itu diungkapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam konfrensi pers bersama dengan PM Selandia Baru Helen Clark, di Wellington, Rabu (64). Pertemuan ini sekaligus menandai kunjungan resmi kenegaraan Presiden Yudhoyono ke Selandia Baru. Pemerintah Selandia Baru sendiri seperti diungkapkan PM Clark menyambut baik dukungan itu. Apalagi Selandia Baru sudah menjadi mitra dialog ASEAN sejak 1975. "Kami berkeinginan meningkatkan keterlibatan kami dengan ASEAN," kata Clark. Sementara itu, di tempat terpisah Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengatakan bahwa perbedaan pendapat di antara anggota ASEAN dalam hal keikutsertaan India, Australia, dan Selandia Baru dalam KTT Asia Timur sebagai hal yang lumrah. "Itu kan suatu proses, jadi jangan dilihat sebagai yang luar biasa. Pada gilirannya kan kita juga yang akan mengambil keputusan secara konsensus," kata Wirajuda. Sikap Indonesia sendiri, menurut Wirajuda, sudah jelas yakni berkeinginan menunda KTT Asia Timur hingga ada kesepakatan. Sebab, katanya, cukup dengan KTT ASEAN plus three saja mereka juga sudah bisa membicarakan apa saja disitu yang menjadi perhatian kepentingan 13 negara. "Jadi, mengapa harus tergesa-gesa," ujarnya. andree priyanto (wellington)

Berita terkait

Cerita Basuki Hadjimuljono Usai Dapat Bintang Jasa dari Kaisar Jepang Naruhito: Beliau Masih Ingat dengan Saya

9 November 2023

Cerita Basuki Hadjimuljono Usai Dapat Bintang Jasa dari Kaisar Jepang Naruhito: Beliau Masih Ingat dengan Saya

Menteri PUPUR Basuki Hadimuljono adalah satu dari tiga tokoh Indonesia yang menerima bintang jasa dari Kaisar Jepang Naruhito. Simak ceritanya.

Baca Selengkapnya

Nur Hassan Wirajuda Sarankan Strategi Baru dalam Selesaikan Krisis Myanmar

29 November 2022

Nur Hassan Wirajuda Sarankan Strategi Baru dalam Selesaikan Krisis Myanmar

Mantan Menteri Luar Negeri RI Nur Hassan Wirajuda menyarankan Indonesia untuk meninjau ulang pendekatan dalam menyelesaikan masalah Myanmar.

Baca Selengkapnya

Eks Menlu Sebut Belanda Tak Cukup Minta Maaf ke RI, Hitung Juga Ganti Rugi

23 Februari 2022

Eks Menlu Sebut Belanda Tak Cukup Minta Maaf ke RI, Hitung Juga Ganti Rugi

Bekas Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda menyatakan Belanda semestinya mencontoh Jerman dan memberikan ganti rugi.

Baca Selengkapnya

Wawancara Hassan Wirajuda Soal Arbitrase Laut Cina Selatan

15 Juli 2016

Wawancara Hassan Wirajuda Soal Arbitrase Laut Cina Selatan

Indonesia juga harus berani menghadapi Cina dengan argumen yang baik.

Baca Selengkapnya

Wirajuda: KTT Asia Timur Harus Diperkuat

13 November 2015

Wirajuda: KTT Asia Timur Harus Diperkuat

Penguatan KTT Asia Timur diperlukan untuk menciptakan mekanisme penurunan ketegangan di Asia terutama soal Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Kisah Hassan Wirajuda Melindungi WNI di Luar Negeri  

20 Oktober 2015

Kisah Hassan Wirajuda Melindungi WNI di Luar Negeri  

Saat krisis ekonomi 1998, banyak mahasiswa Indonesia di Mesir tak makan. Hassan Wirajuda kemudian memberikan makan gratis.

Baca Selengkapnya

Empat Dunia Dhenok Wahyudi

5 Oktober 2015

Empat Dunia Dhenok Wahyudi

Pada dekade 70-an, nama Dhenok sohor karena menyanyikan lagu-

lagu terbaik dalam Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) besutan radio

Prambors.

Baca Selengkapnya

Hubungan Indonesia-Australia Mundur Belasan Tahun

19 Februari 2014

Hubungan Indonesia-Australia Mundur Belasan Tahun

Menurut mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, kondisinya mundur seperti pada kondisi 2002.

Baca Selengkapnya

Jejak Indonesia dalam Perdamaian Filipina Selatan  

23 September 2013

Jejak Indonesia dalam Perdamaian Filipina Selatan  

Indonesia mengemban amanat Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk menjaga perdamaian di Filipina Selatan.

Baca Selengkapnya

Korupsi KBRI, Mantan Menlu Diperiksa

11 Desember 2012

Korupsi KBRI, Mantan Menlu Diperiksa

Ia bersaksi dalam kasus korupsi pengelolaan dana kegiatan sidang internasional Departemen Luar Negeri.

Baca Selengkapnya