Tim Dokter menunjukan hasil foto Rontgen pasien suspect virus MERS-CoV yang di rawat di ruang Isolasi RSUD Gambiran, kota Kediri, Jawa Timur (12/5). RSUD Gambiran menerima pasien wanita E (44) yang mengalami gejala seperti terinfeksi virus Mers setelah pulang Umroh. Tim dokter masih menunggu hasil laboratorium untuk memastikan. ANTARA/Rudi Mulya
TEMPO.CO, Jeddah – Kasus virus Middle East respiratory syndrome (MERS) telah mencapai angka yang cukup tinggi di Arab Saudi. Dalam sebuah laporan seorang pejabat pemerintah kepada Saudi Press Agency disebutkan virus ini telah menginfeksi lebih dari 688 orang sejak tahun 2012.
Dikutip Associated Press, laporan yang ditulis pada Selasa, 3 Juni 2014 ini menyebutkan dari 688 orang, sebanyak 282 orang tewas akibat MERS sejak virus itu pertama kali menyerang pada tahun 2012. Dari mereka yang terinfeksi, 53 orang di antaranya masih menerima pengobatan di rumah sakit.
Jumlah ini jauh lebih tinggi dari perhitungan Kementerian Kesehatan Saudi sebelumnya. Laporan Kemenkes mencatat setidaknya ada 575 kasus dan 190 kematian. (Baca: Korban MERS di Arab Saudi Bertambah)
MERS telah menyebar luas di Timur Tengah, terutama di Arab Saudi. Kekhawatiran pun meningkat menjelang bulan suci Ramadan pada akhir Juni nanti. Pada bulan ini biasanya Arab Saudi akan didatangi para peziarah.
Penyakit yang disebabkan virus corona ini menyebabkan demam, batuk, dan sesak. Pneumuonia (radang paru) dialami sebagian besar pasien. Beberapa pasien mengalami diare. Parahnya penyakit dapat menyebabkan pasien tak dapat bernapas sendiri (kegagalan pernapasan). Ada juga pasien mengalami kegagalan fungsi organ seperti gagal ginjal. (Baca: WHO: MERS Masih Dapat Dicegah)