Seorang awak Royal New Zealand Air Force (RNZAF) P3 Orion mengamati layar saat mengikuti proses pencarian MH370 di Samudra Hindia (4/4). REUTERS/Nick Perry/Pool
TEMPO.CO, Perth - Robot pencari Bluefin-21 dikerahkan untuk menyisir dasar laut Samudera Hindia, Selasa, 8 April 2014, untuk mencari puing-puing pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370. Robot dipakai setelah para pejabat yang bertugas mencari MH370 menyatakan bahwa pencarian di permukaan laut mulai dikurangi.
Bluefin akan menjelajahi dasar laut dalam misi 20 jam dengan menggunakan sonar untuk menemukan MH370. Jika kedalaman laut semakin gelap, sonar di papan Bluefin akan diganti dengan kamera untuk melihat dengan jarak dekat.
Robot yang masuk ketegori Autonomous Underwater Vehicle (AUV) ini akan dikerahkan di area yang potensial dengan kedalaman 4,5 kilometer. Namun, Angus Houston, Kepala Badan Koordinasi Australia yang mencari MH370, mengatakan misi Bluefin memerlukan waktu yang cukup lama.
"Tidak ada yang bisa terjadi dengan cepat ketika Anda sedang bekerja di kedalaman 4.500 meter. Ini akan jadi proses yang melelahkan dan panjang, terutama jika Anda mencari di dasar laut," kata Houston.
Lokasi pencarian MH370 mulai difokuskan di 300 mil di luar zona pencarian utama, sekitar 2.000 kilometer dari barat laut Perth, setelah kapal patroli Cina Haixun menerima frekuensi 37,5 kHz per detik yang diduga berasal dari sinyal kotak hitam pesawat yang membawa 239 penumpang dan awak itu.
Namun, pihak berwenang masih belum memverfifikasi mengenai keterkaitan antara frekuensi dengan kotak hitam MH370. Sementara Houston menjelaskan pencarian kotak hitam itu dikejar waktu karena kemungkinan benda itu nyaris kehabisan baterai.