Pilot Malaysia Airlines yang hilang Zaharie Ahmad Shah saat berfoto dengan seragam pilotnya beberapa hari sebelum menerbangkan pesawat MH370. Polisi mulai menyelidiki latar belakang pilot berusia 53 tahun, setelah ada dugaan pembajakan di peristiwa hilangnya pesawat berpenumpang 239 orang pada 8 Maret 2014 silam. Dailytelegraph.com
TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Kebisuan itu berakhir sudah. Anak bungsu Zaharie Ahmad Sah, pilot Malaysia Airlines MH370, memberikan pernyataan ke publik untuk pertama kalinya. Ia berbicara mewakili keluarga Zaharie.
Ahmad Seth, 26 tahun, mahasiswa program bahasa, mengatakan sejak pesawat MH370 dinyatakan hilang pada 8 Maret 2014, media ramai memberitakan tentang hilangnya pesawat itu. Ia juga membaca berita-berita spekulasi tentang hilangnya pesawat dan tentang ayahnya.
Ahmad menuturkan ia menyadari kehadiran teori-teori liar yang menyebut ayahnya, 53 tahun, seorang politikus fanatik dan kemudian membajak pesawat jet produksi Boeing. Namun Ahmad segera menepis spekulasi itu karena ia tahu persis siapa ayahnya. (Baca: I Love You, Ucapan Terakhir Pramugara MH370)
"Kami mungkin tidak sering bersama seperti sesering dia (Zaharie) melakukan perjalanan. Namun saya memahami dia," kata Ahmad saat ditemui di Subang Jaya, Selasa malam seperti dirilis Straits Times, Kamis, 27 Maret 2014.
Ahmad bertutur dengan tenang selama wawancara dan sama sekali tidak memberikan pernyataan yang menentang orang-orang yang menggambarkan ayahnya sebagai "pembajak". (Baca: Keluarga Siregar Penumpang MH370 Layangkan Petisi )
Ahmad yang ditemani ibunya Faizah Khanum Mustafa Khan, saudaranya Ahmad Idris dan Aishah, memilih bungkam kepada wartawan. Sementara teman-temannya memberikan dukungan kepada Ahmad dan keluarganya.
Menanggapi Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak yang Senin, 24 Maret 2014, mengumumkan pesawat berakhir di Samudea Hindia dan tak seorangpun selamat, Ahmad mengatakan dirinya tidak terkejut dengan pengumuman Najib.
Dia saat itu hanya memperkirakan saja hasil dari penantian MH370 selama 18 hari. Meski dia saat itu galau sambil terus berharap. "Sekarang, kami hanya menunggu konfirmasi yang benar (mengenai serpihan-serpihan badan pesawat hasil pencarian oleh tim investigasi). (Baca: Kerabat Korban Pilih Tunggu Bangkai MH370 Ditemukan)
"Saya baru akan percaya itu (bahwa tak seorangpun hidup) saat saya melihat buktinya ada di depan mata saya," ujarnya tenang.
Dia mengatakan, dalam keluarganya dirinya yang paling siap dan tabah menghadapi peristiwa ini. Dan teman-temannya merupakan pilar pendukung yang memberikannya kekuatan.