Venezuela Rusuh, Sekjen PBB Temui Menlu  

Reporter

Minggu, 2 Maret 2014 13:47 WIB

Polisi anti huru hara berjaga-jaga saat bentrokan dengan demonstran anti pemerintah di Altamira Square Caracas (24/2). Bentrokan demonstran anti-pemerintah yang menyebabkan 13 kematian dalam kerusuhan terburuk Venezuela selama satu dekade. REUTERS/Carlos Garcia Rawllins

TEMPO.CO, Karakas - Kerusuhan yang terjadi selama beberapa pekan terakhir di Venezuela telah menarik perhatian Perserikatan Bangsa-Bangsa. Bahkan menurut juru bicara PBB, Martin Nesirky, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon berencana bertemu dengan Menteri Luar Negeri Venezuela Elias Jaua, Senin besok. "Keduanya dijadwalkan bertemu di Jenewa," kata Nesirky seperti dikutip Associated Press, Ahad, 2 Maret 2014.

Ketegangan di Venezuela terjadi karena unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa selama tiga pekan ini. Bersama pihak oposisi, mahasiswa menuding Presiden Nicolas Maduro sebagai penyebab inflasi sebesar 56 persen pada tahun lalu, kelangkaan kebutuhan pokok, dan pelarian sejumlah pelaku kriminal.

Demonstrasi mahasiswa itu dijawab oleh Maduro dengan cara keras. Seperti mengerahkan pasukan keamanan Garda Nasional yang menyemburkan air bertekanan tinggi dan menembakkan tabung gas ke kerumunan massa. Sebagai balasan, para mahasiswa membuat barikade serta melemparkan batu dan bom molotov ke arah petugas.

Komisioner HAM PBB Navi Pillay menyatakan prihatin akan tindakan Garda Nasional. Pillay menganggap pemerintah Maduro telah menggunakan kekuatan secara berlebihan saat menghadapi demonstran.

Maduro sendiri menuduh Amerika Serikat mendukung oposisi untuk melakukan kudeta di negara Amerika Selatan tersebut. Tudingan itu terkait dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry bahwa pemerintahannya telah menggunakan kekuatan yang berlebihan terhadap demonstran. Maduro menganggap perkataan Kerry itu seakan memberikan lampu hijau agar pengunjuk rasa meneruskan protesnya.

Bahkan Maduro mengusir tiga pejabat Konsulat Amerika pada 17 Februari 2014. Ia menuduh ketiganya bertemu dengan pemimpin demonstran dan menawarkan visa ke Amerika. (Baca juga: Pemimpin Oposisi Venezuela Serahkan Diri)

Dalam unjuk rasa yang terjadi sejak 12 Februari itu, tulis situs berita The Nation, sedikitnya 18 orang tewas. Sedangkan 41 orang ditangkap Garda Nasional, termasuk dua wartawan asing. Seorang juru warta Miami Herald, Andrew Rosati, hanya ditahan selama setengah jam. Namun, sebelum dilepaskan, ia sempat merasakan bogem mentah di wajah dan perut. "Seorang fotografer Italia yang bekerja untuk harian lokal El Nacional, Francesca Commissari, ditahan."

WASHINGTON POST | ASSOCIATED PRESS | TNE NATION | CORNILA DESYANA

Berita lain:
Cara Djajeng Selamatkan Diri dari Kamp Nazi ( 5)
Segera Ada Taman Jomblo di Bandung
Prabowo: Lebih Bagus Saya Kudeta Saat itu...




Berita terkait

Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela

6 Juli 2017

Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela

Pemerintah Venezuela harus secepatnya melindungi anggota parlemen dan memberikan pengobatan terhadap korban serangan yang mengalami luka-luka

Baca Selengkapnya

Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube

5 Juli 2017

Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube

Polisi Venezuela yang buron setelah mencuri helikopter untuk melemparkan granat ke Mahkamah Agung mendadak muncul di YouTube.

Baca Selengkapnya

Pilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu

29 Juni 2017

Pilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu

Pasukan khusus Venezuela memburu pilot helikopter Oscar Perez, 36 tahun, yang menyerang gedung Mahkamah Agung dengan granat.

Baca Selengkapnya

Siapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?  

28 Juni 2017

Siapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?  

Polisi muda Venezuela muncul dalam rekaman video di Instagram menjelaskan alasan granat dilempar ke gedung Mahkmah Agung.

Baca Selengkapnya

Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung  

28 Juni 2017

Krisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung  

Helikopter milik polisi Venezuela dipakai untuk melemparkan 4 granat ke gedung Mahkamah Agung dan menembaki gedung Kementerian Dalam Negeri.

Baca Selengkapnya

Dilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara

2 Mei 2017

Dilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara

Ini adalah kenaikan gaji ketiga di Venezuela sepanjang 2017 dan ke-15 kalinya sejak Maduro berkuasa pada 2013.

Baca Selengkapnya

Presiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS  

28 April 2017

Presiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS  

Venezuela segera keluar dari organisasi negara-negara Amerika atau OAS setelah Presiden Nicolas Maduro dijuluki diktator.

Baca Selengkapnya

Menakjubkan, Bayi Keluar Sendiri Saat Ibu Jalani Operasi Caesar  

25 April 2017

Menakjubkan, Bayi Keluar Sendiri Saat Ibu Jalani Operasi Caesar  

Rekaman memperlihatkan cara bayi keluar dari perut si ibu tanpa bantuan tim medis saat operasi caesar berlangsung.

Baca Selengkapnya

Tiga Tewas dalam Unjuk Rasa Terbesar di Venezuela  

20 April 2017

Tiga Tewas dalam Unjuk Rasa Terbesar di Venezuela  

Sedikitnya tiga orang tewas dalam unjuk rasa di Venezuela yang menuntut Presiden Nicolas Maduro mundur dari jabatannya.

Baca Selengkapnya

Kekurangan Obat, Presiden Venezuela Minta Bantuan PBB

25 Maret 2017

Kekurangan Obat, Presiden Venezuela Minta Bantuan PBB

Federasi Farmasi Venezuela memperkirakan sekitar 85 persen obat tidak tersedia bagi warga Venezuela.

Baca Selengkapnya