TEMPO.CO, Pyongyang - Korea Utara menolak temuan tim panel Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menuduh negara ini melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan membangkitkan kekejaman era Nazi. Pemerintah Pyongyang menyebut temuan itu didasarkan pada "kebohongan dan rekayasa yang sengaja diolah oleh kekuatan musuh."
Kepala keamanan Korea Utara dan bahkan pemimpin negara itu, Kim Jong-un, harus menghadapi tuntutan internasional karena memberi perintah penyiksaan secara sistematis yang menyebabkan kelaparan dan pembunuhan terhadap rakyatnya. Penyelidik PBB mengungkapkannya dalam sebuah laporan soal kondisi HAM di Korea Utara, Senin, 17 Februari 2014.
Sabtu, 22 Februari 2014, Kementerian Luar Negeri Korea Utara menolak laporan komisi penyelidikan PBB yang dipimpin pensiunan hakim Australia, Michael Kirb. Mereka menyebut laporan itu "diatur pasukan AS dan negara satelitnya yang menyiratkan kebencian terhadap DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea)."
Komentar dari Kementerian Luar Negeri Korea Utara ini dimuat oleh kantor berita resmi KCNA.
Korea Utara menyebut laporan PBB itu "dibumbui dengan kebohongan belaka dan rekayasa yang sengaja diolah oleh kekuatan musuh" serta sejumlah kelompok orang yang membelot dari Korea Utara.
Kepala HAM PBB telah mendesak kekuatan dunia untuk membawa Korea Utara ke pengadilan pidana internasional (ICC).
Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan langkah badan HAM PBB yang menyarankan membawa Korea Utara ke ICC akan menjadi "provokasi berbahaya bermotif politik yang bertujuan untuk mencoreng citra dan martabat DPRK."
Seorang diplomat mengatakan Cina kemungkinan akan memveto tindakan seperti itu di Dewan Keamanan PBB.
Para peneliti PBB mengatakan, Cina, yang merupakan sekutu utama Korea Utara, juga mungkin "membantu dan bersekongkol kejahatan terhadap kemanusiaan" dengan memulangkan pembelot kembali ke Korea Utara untuk menghadapi penyiksaan atau eksekusi. Beijing menolak tudingan ini.
Laporan PBB mendokumentasikan adanya kasus kejahatan oleh aparat keamanan Korea Utara, termasuk pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan, penculikan, kelaparan, dan eksekusi, yang akhirnya dilaporkan kepada Kim Jong-un.
Laporan PBB itu juga mengatakan pembunuhan tahanan politik Korea Utara dalam lima dekade terakhir mungkin bisa mengarah pada tindak kejahatan genosida (pemusnahan etnis).
GUARDIAN | ABDUL MANAN
Berita Lainnya
Demonstran Ukraina Kuasai Istana Kepresidenan
Militan Mesir di Sinai Incar Wisatawan
Bos Kartel Narkoba Sinaloa Meksiko Ditangkap
DK PBB Setujui Resolusi Bantuan Kemanusiaan Suriah
Matteo Renzi Gantikan Letta sebagai PM Italia
Berita terkait
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day
6 Februari 2021
Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.
Baca SelengkapnyaEks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir
3 Februari 2021
Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.
Baca SelengkapnyaEks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan
25 Januari 2021
Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.
Baca SelengkapnyaKim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan
20 Januari 2021
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.
Baca SelengkapnyaTahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya
2 Januari 2021
Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.
Baca SelengkapnyaTujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya
12 Desember 2020
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini
Baca SelengkapnyaCina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un
2 Desember 2020
Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.
Baca SelengkapnyaPeretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca
30 November 2020
Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaCegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan
29 November 2020
Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.
Baca SelengkapnyaMiliter Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze
23 November 2020
'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.
Baca Selengkapnya