Cerita Haru di Balik Reuni Keluarga Dua Korea

Reporter

Jumat, 21 Februari 2014 05:14 WIB

Warga Korea Selatan Park Yang-gon (kanan), dan saudaranya Park Yang-su yang tinggal di Korea Utara menangis saat bertemu di acara reuni keluarga di resor Mount Kumgang, Korea Utara (20/6). Acara yang berlangsung selama enam hari ini dilaksanakan setelah laporan PBB mengenai dugaan pelanggaran Hak Azasi Manusia oleh Korut. REUTERS/Korea Pool/News1

TEMPO.CO , Gangwon:Haru meliputi suasana reuni keluarga dua Korea yang terpisah sejak perang tahun 1951-1953. Sekitar 88 orang dari Korea Utara menemui 391 orang dari Korea Selatan, yang merupakan keluarga mereka saat terpisah ketika perang Semenanjung Korea terjadi.

"Maafkan, maafkan saya," ujar Lee Beom-ju, 86 tahun, warga Korea Selatan kepada adik lelaki dan perempuannya yang tetringgal di Korea Utara, saat reuni dua Korea digelar di Gunung Keumgang (Diamond Mountains), Provinsi Gangwon, Korea Selatan, Kamis 20 Februari 2014.

Sebagai anak tertua di keluarganya, hampir 63 tahun Lee Beom-ju tidak bertemu dengan keluarganya. Ia terpisah saat ikut wajib militer di tahun 1951 - 1953. "Kakek menyuruh saya lari dan pergi jauh dari perang, karena saya anak lelaki tertua di keluarga ini," ujarnya.

Saat itu Beom-ju berhasil melintasi perbatasan Korea Utara dengan menggunakan ambulans bersama 83 warga Korut lainnya, untuk berkumpul bersama 178 warga Korut yang sudah menunggu sebelumnya di Pegunungan Keumgang dekat perbatasan Korea Selatan.

Lain lagi cerita Kim Myeong-bok, 66 tahun dan kakaknya Kim Myeong-ja, 68 tahun. Kedua saudari ini berpisah ketika perang saudara terjadi. Myeong-bok dan keluarganya berhasil meninggalkan Korea Utara, sedangkan Myeong-ja sang kakak tertinggal. Akibatnya, Myeong-ja harus berjuang hidup sendiri setelah perang usai dan kedua negara ini memutuskan berpisah.

"Akhirnya permintaan ayah sebelum meninggal, bahwa saya harus mencari kamu akhirnya kesampaian," kata Kim Myeong-bok kepada saudarinya, Kim Myeong-ja dalam pertemuan tersebut.

Sementara itu, warga Korsel Lee Young-sil, 88 tahun tidak dapat mengenali adik perempuannya yang tertinggal di Korut beserta putrinya. Bahkan seorang warga Korsel bernama Kang Neung-hwan, 93 tahun tidak pernah dapat mengenali wajah anak laki-lakinya yang lahir setelah ia terbang ke Korsel.

Warga dua Korea yang sudah tua ini tidak memiliki dokumen lain yang mereka gunakan untuk mengenali keluarga mereka. Masing - masing hanya berbekal foto yang mereka simpan berpuluh tahun lamanya. Akibatnya mereka sulit mengenali saudara mereka.

Demi menghadiri pertemuan ini, warga yang sudah mulai renta ini rela menempuh jarak ratusan kilo meter dalam waktu berjam - jam. Dari mereka bahkan ada yang khusus mengenakan Hanbok (baju tradisional khas Korea) terbaik yang mereka punya.

NEW YORK TIMES | CHETA NILAWATY

Berita terkait

Warga Korea Selatan Kompak Gelar Boikot Produk Jepang

27 Juli 2019

Warga Korea Selatan Kompak Gelar Boikot Produk Jepang

Gerakan boikot produk Jepang di Korea Selatan semakin intensif dan diwarnai aksi vandalisme dengan merusak mobil-mobil buatan Jepang

Baca Selengkapnya

Pemerintah Korea Selatan Kurangi Masa Tugas Wajib Militer

31 Juli 2018

Pemerintah Korea Selatan Kurangi Masa Tugas Wajib Militer

Pemerintah Korea Selatan kurangi masa tugas wajib militer

Baca Selengkapnya

Rudal Taurus Korea Selatan Diklaim Ideal Hadapi Korea Utara

12 Oktober 2017

Rudal Taurus Korea Selatan Diklaim Ideal Hadapi Korea Utara

Rudal Taurus milik Angkatan Udara Korea Selatan ini dilengkapi dengan sistem antijam alias tidak bisa dibuat macet,

Baca Selengkapnya

5 Kecanggihan F-15K, Andalan Korea Selatan Hadapi Korea Utara

12 Oktober 2017

5 Kecanggihan F-15K, Andalan Korea Selatan Hadapi Korea Utara

Korea Selatan ikut mengirimkan pesawat tempur F-15K, andalannya dalam iringan pesawat pengebom kelas berat milik Amerika yaitu B-1B Lancer kemarin.

Baca Selengkapnya

Remaja Korea Selatan Tak Yakin Pecah Perang, Pilih Nikmati K-Pop

10 Oktober 2017

Remaja Korea Selatan Tak Yakin Pecah Perang, Pilih Nikmati K-Pop

Para remaja Korea Selatan menikmati hidup seperti biasa, berjoget, berkumpul dan menikmati band K-Pop favoritnya karena tidak yakin perang terjadi.

Baca Selengkapnya

Khawatir Perang Pecah, Warga Korea Selatan Borong WarBag

27 September 2017

Khawatir Perang Pecah, Warga Korea Selatan Borong WarBag

Warga Korea Selatan memborong ransel untuk bertahan hidup saat perang atau WarBag menyusul meningkatnya ancaman perang nuklir di Semenanjung Korea.

Baca Selengkapnya

Ini Cara Warga Korea Selatan Hindari Ketakutan Nuklir Korea Utara

22 September 2017

Ini Cara Warga Korea Selatan Hindari Ketakutan Nuklir Korea Utara

You Jae Youn mengaku lebih banyak memikirkan pemenuhan kebutuhannya sehari-hari dibandingkan ancaman nuklir Korea Utara.

Baca Selengkapnya

58 Persen Warga Korsel Tidak Yakin Korut Akan memulai Perang  

9 September 2017

58 Persen Warga Korsel Tidak Yakin Korut Akan memulai Perang  

Rakyat Korea Selatan meminta pemerintah meningkatkan kemampuan teknologi pertahanan untuk menghadapi Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Terlalu Sering Main Golf, Penis Pria Ini Dipotong Sang Istri

3 September 2017

Terlalu Sering Main Golf, Penis Pria Ini Dipotong Sang Istri

Seorang istri memotong penis suaminya di Korea Selatan karena sang suami terlalu sering bermain golf.

Baca Selengkapnya

Pasukan Khusus Korea Selatan Dilatih Bunuh Kim Jong-un  

31 Agustus 2017

Pasukan Khusus Korea Selatan Dilatih Bunuh Kim Jong-un  

Korea Selatan tengah melatih pasukan khusus untuk melacak dan membunuh pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

Baca Selengkapnya