Somalia Mulai Tinggalkan Praktek Mutilasi Kelamin

Reporter

Kamis, 20 Februari 2014 16:11 WIB

ilustrasi Sunat

TEMPO.CO, Hargeysa - Wilayah di barat laut Somalia, Hargeysa, masih mengadopsi mutilasi kelamin ekstrem yang dianggap ritual untuk menjaga kesucian wanita. Lebih dari 25 wanita mengalami mutilasi itu, yang lebih dikenal sebagai fir'aun, karena tata caranya serupa pada zaman kekejaman raja Mesir itu.

Mutilasi kelamin dilakukan dengan menghilangkan klitoris dan labia minora, memotong daging dan menjahit labia luar, dan hanya menyisakan lubang kecil untuk jalur keluarnya urine dan menstruasi.

Proses ini biasanya dilakukan menggunakan silet ketika gadis berusia 5-11 tahun tanpa obat penghilang rasa sakit. Jahitan itu dipertahankan sampai menikah dan akan dibuka saat akan berhubungan seks. Pembukaan jalur itu hanya menggunakan gunting.

"Saya melakukan ritual itu pada anak perempuan saya selama 15 tahun. Nenek dan ibu saya mengajari bagaimana melakukannya sebagai profesi. Namun saya berhenti melakukannya sejak empat tahun lalu," kata Amran Mahmood, seorang dukun yang biasa melakukan operasi ini, Kamis, 20 Februari 2014.

Arman menuturkan bahwa dirinya berhenti menjalankan praktek itu setelah ada masalah ketika memotong kelamin pasiennya. Ketika alat kelamin pasiennya berdarah, dia mencoba menyuntikkan obat ke luka itu, yang justru memperparah keadaan. Pasiennya pun tidak terselamatkan. Operasi semacam ini membutuhkan waktu 30 menit dan biayanya sekitar US$ 30-50.

Organisasi Kesehatan Dunia (UNICEF) mencatat mutilasi kelamin ekstrem menjadi tradisi di 29 negara di Afrika dan Timur Tengah. Lembaga ini mengatakan lebih dari 125 juta anak perempuan telah menjalani prosedur ini. Padahal pemotongan itu tidak memiliki manfaat kesehatan dan justru merupakan praktek pelanggaran HAM. Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi untuk menghilangkan tradisi kuno ini pada Desember 2012.

Di beberapa perkotaan di Somalia, tradisi ini sudah mulai ditinggalkan. Para orang tua mulai sadar akan rasa sakit yang pernah dialami dan mendukung perubahan. "Hal-hal sudang mulai berubah," kata seorang kepala desa di Hargeysa, Mohamed Said Mohamed, penganut muslim seperti kebanyakan di Somalia. "Hal ini tidak diterima oleh agama kami."

ASIAONE | EKO ARI

BERITA LAINNYA
Geram Ahok Soal Busway: Bus Rp 1 M Ditulis Rp 3 M
Abraham Samad: KPK Akan Berlari meski dengan Satu Kaki
Mengapa Risma Tolak Jalan Tol Tengah Surabaya?
PRT yang Disiksa di Rumah Jenderal Sedang Hamil
Usman-Harun Dilarang ke Singapura, Ini Kata Menlu






Berita terkait

Pertama Kali Amerika Gunakan Rudal Serang ISIS di Somalia

4 November 2017

Pertama Kali Amerika Gunakan Rudal Serang ISIS di Somalia

Pertama kali Amerika menggunakan rudal untuk menyerang ISIS di satu desa terpencil di Somalia.

Baca Selengkapnya

Sudah 200 Orang Tewas Akibat Bom Meledak di Somalia

16 Oktober 2017

Sudah 200 Orang Tewas Akibat Bom Meledak di Somalia

Jumlah korban tewas akibat ledakan bom di Somalia kini bertambah menjadi 200 orang, sementara seratus lain terluka.

Baca Selengkapnya

85 Orang Tewas Diterjang Bom, Somalia Berkabung 3 Hari

15 Oktober 2017

85 Orang Tewas Diterjang Bom, Somalia Berkabung 3 Hari

Bom meledak di 2 lokasi di Somalia, menewaskan 53 orang dan melukai sedikitnya 60 orang.

Baca Selengkapnya

Warga Somali Sambut Pesawat Mendarat Malam untuk Pertama Kali

27 September 2017

Warga Somali Sambut Pesawat Mendarat Malam untuk Pertama Kali

Warga Somalia gembira menyambut pesawat penumpang mendarat pada malam hari untuk pertama kali.

Baca Selengkapnya

Sambut Ramadan, Pangeran Saudi Kirim Makanan ke Somalia

19 Mei 2017

Sambut Ramadan, Pangeran Saudi Kirim Makanan ke Somalia

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Nayef bin Abdulaziz, memerintahkan distribusi puluhan ribu keranjang makanan bagi warga Somalia

Baca Selengkapnya

Disangka Milisi Al Shabaab, Menteri Ini Tewas Ditembak Tentara

5 Mei 2017

Disangka Milisi Al Shabaab, Menteri Ini Tewas Ditembak Tentara

entara Somalia menembak Menteri Pekerjaan Sipil Abbas Abdullahi Sheikh Siraji hingga tewas karena disangka sebagai milisi ekstrimis al Shabaab.

Baca Selengkapnya

Presiden Somalia Umumkan Perang Melawan Milisi al-Shabab

7 April 2017

Presiden Somalia Umumkan Perang Melawan Milisi al-Shabab

Presiden Somalia Mohamed Abdullahi Mohamed mengumumkan negaranya dalam zona perang melawan kelompok milisi al-Shabab

Baca Selengkapnya

Kisah Bom Laptop Robek Lambung Pesawat Saat Terbang di Somalia  

2 April 2017

Kisah Bom Laptop Robek Lambung Pesawat Saat Terbang di Somalia  

Ingat bom laptop yang meledak di pesawat Daallo Airlines saat terbang menuju Djibouti dari Mogadishu, Somalia? Begini kisahnya.

Baca Selengkapnya

Setelah Lima Tahun Aman, Perompak Somalia Kembali Beraksi

16 Maret 2017

Setelah Lima Tahun Aman, Perompak Somalia Kembali Beraksi

Setelah lima tahun aman,perompak Somalia kembali bereaksi di perairan negara itu dengan membajar kapal Aris 13 pada Senin, 13 Maret 2017.

Baca Selengkapnya

Bencana Kelaparan, 110 Warga Somalia Tewas dalam 48 Jam

6 Maret 2017

Bencana Kelaparan, 110 Warga Somalia Tewas dalam 48 Jam

Bencana kelaparan di Somalia telah menelan korban jiwa sedikitnya 110 orang dalam kurun waktu 48 jam.

Baca Selengkapnya