TEMPO.CO, Guangdong – Keseriusan pemerintah Cina untuk memberantas perdagangan satwa liar tak tanggung-tanggung. Pada Senin, 6 Januari 2014, Negeri Tirai Bambu ini menghancurkan 6,1 ton gading gajah sitaan.
"Untuk pertama kalinya Cina melakukan penghancuran gading di hadapan publik di Cina. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan tekad negara dalam mencegah perdagangan gading ilegal, melindungi satwa liar, dan meningkatkan kesadaran masyarakat," kata Wakil Kepala Administrasi Kehutanan Negara Cina (SFA) Zhang Jianlong kepada Xinhua.
Menurut SFA, beberapa sisa gading akan dibawa ke museum sebagai monumen agar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlindungan satwa liar. Sementara itu, sisanya akan disimpan dan dijaga oleh pemerintah.
Penghancuran gading, yang diselenggarakan oleh SFA dan Administrasi Umum Bea Cukai Cina, juga dihadiri oleh perwakilan dari sejumlah negara asing dan organisasi internasional. John Scanlon, Sekretaris Jenderal Konvensi tentang Perdagangan Spesies Terancam Punah Internasional (CITES), juga hadir. Ia percaya, penghancuran ini menunjukkan bahwa Cina bertekad untuk mengakhiri perdagangan ilegal.
Perdagangan gading gajah memang semakin marak. CITES mencatat, 22 ribu gajah tewas pada 2012 di seluruh dunia akibat diambil gadingnya. Cina merupakan salah satu negara yang aktif dalam perdagangan daging ilegal. Cina telah membuat produk bergengsi dari gading gajah selama hampir 5.000 tahun.
Namun, kini negara ini telah mengambil langkah-langkah pengaturan yang ketat pada perdagangan gading. Undang-undang Cina menetapkan bahwa siapa pun yang terlibat dalam bisnis ilegal dan perdagangan gading gajah dapat dikenaI hukuman mulai dari enam bulan penjara hingga hukuman seumur hidup.