Bagaimana Al-Qaidah Membelanjakan Uangnya?

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Rabu, 1 Januari 2014 09:21 WIB

Sebuah video memperlihatkan anak lelaki tertawa saat diajari cara menembakan pistol semi-otomatis. Video yang diunggah di Youtube ini memperlihatkan kelompok teroris Al-Qaeda yang merekrut anak-anak untuk menjadi pasukan di Afghanistan. Youtube.com

TEMPO.CO, Mali - The Associated Press pada Senin menurunkan laporan menarik bagaimana Al-Qaidah membelanjakan uangnya. Media ini menelusuri bagaimana para anggota organisasi yang mendapat label dari Amerika Serikat sebagai kelompok teroris ini menggunakan uang organisasi. Wartawan media ini dikirim khusus ke sarang Al-Qaidah di Mali.

Dalam laporannya, AP mempublikasi catatan 100 pemasukan yang ditemukan dari sebuah bangunan di Timbuktu, Mali, yang dijadikan markas Al-Qaidah Afrika Utara. AP juga menemukan catatan keuangan yang detail dari organisasi ini, yang melacak pengeluaran hingga ke sen terkecil.

"Para ekstremis tekun melacak arus uang mereka, merekam semua pengeluaran belanja sekecil apa pun, bahkan satu bola lampu sekalipun tercatat," tulis AP.

Wartawan senior AP, Rukmini Callimachi, menuliskan catatan ketika sebuah konvoi mobil bergambar bendera hitam Al-Qaidah datang dengan kecepatan tinggi ke sebuah toko kelontong. Pemilik toko, Mohamed Djitteye, yang berpikir bakal dirampok, bergegas untuk mengunci dan meringkuk di belakang meja.

Dia tercengang ketika komandan Al-Qaidah dengan lembut membuka pintu kaca tokonya dan meminta sekaleng mustard. Lalu ia meminta tanda terima.

Bingung dan takut, Djitteye tidak mengerti. Sang komandan mengulangi permintaannya. Ia pun menuliskan bon pembelian itu: sekaleng mustard, harga US$ 1,60.

"Al-Qaidah terobsesi dengan mendokumentasikan biaya hingga sekecil apa pun," katanya.

AP merekam pengeluaran semisal US$ 0,60 untuk membeli kue yang dimakan salah seorang pejuang atau US$ 1,80 untuk membeli sabun. "Dalam daftar mereka tertulis sapu sebesar US$ 3 dan pemutih US$ 3,30, berbaur dengan laporan US$ 5.400 untuk satu komandan, dan US$ 330 untuk membeli 3.300 butir amunisi," tulis AP.

Media ini menemukan belanja terbanyak Al-Qaidah Mali adalah untuk pembelian bahan makanan. "Mulai dari makaroni dengan daging hingga susu bubuk dan saus tomat," tulis AP.

Al-Qaidah Mali adalah salah satu kelompok militan yang kerap melakukan tindak teror, terutama terhadap fasilitas Amerika Serikat. Terakhir, mereka membunuh dua wartawan Prancis pada 7 Novermebr 2013.

AP | TRIP B

Berita terkait

Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

1 Mei 2017

Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

Seorang tentara Prancis tewas setelah mendapatkan serangan dari kelompok perlawanan terhadap pemerintah di Ibu Kota Bamako.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

23 Agustus 2016

Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

Jaksa ICC di Den Haag, Belanda menjerat milisi ISIS yang merusak situs warisan dunia di Timbuktu, Mali sebagai penjahat perang.

Baca Selengkapnya

Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

23 November 2015

Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

Senegal siap membantu Mali.

Baca Selengkapnya

Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

23 November 2015

Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

Prancis menempatkan 3.500 pasukan di Mali.

Baca Selengkapnya

Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

21 November 2015

Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.

Baca Selengkapnya

Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas

21 November 2015

Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas


Serangan hotel di Mali itu yang diklaim oleh kelompok Al-Murabitoun dari militan bermata satu Aljazair Mokhtar Belmokhtar.

Baca Selengkapnya

Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

20 November 2015

Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

Aksi teror melanda Hotel Radisson Blue, Mali, terjadi sejak Jumat pagi

Baca Selengkapnya

Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

20 November 2015

Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

Aksi ini membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan kenegaraannya ke Chad.

Baca Selengkapnya

Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

20 November 2015

Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

Pasukan khusus Mali dibantu pasukan perdamaian PBB menyerbu Hotel Radisson Blu untuk membebaskan sandera.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

20 November 2015

Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

Saat kejadian, seluruh WNI berada di lokasi yang cukup jauh dari hotel.

Baca Selengkapnya