TEMPO.CO, Denhaag - Hakim International Criminal Court (ICC) di Denhaag, Belanda, menolak permintaan Presiden Kenya Uhuru Kenyatta untuk menghentikan pengadilan dengan dakwaan kejahatan kemanusiaan terhadapnya.
Dengan keputusan pada Kamis, 5 Desember 2013, sidang kasus Kenyata akan terus berlangsung pada 5 Februari 2014. Keputusan ini kemungkinan akan lebih meningkatkan ketegang hubungan antara ICC di Den Haag dengan Kenya dan negara-negara Afrika.
Kenyatta dan wakilnya, William Ruto, menghadapi dakwaan secara terpisah di ICC karena dianggap memicu kekerasan etnis setelah pemilu 2007 di negara itu, yang menyebabkan sekitar 1.200 orang meninggal. Sidang terhadap Ruto kini masih berlangsung di Denhaag.
Sejak Kenyatta terpilih pada musim semi, Kenya dan sekutu Uni Afrika telah berusaha untuk meminta ditangguhkannya pengadilan terhadapnya. Mereka menilai bahwa pengadilan ini berisiko mendestabilisasi keadaan negara yang sangat penting bagi keamanan seluruh wilayah Afrika timur. Namun, ICC tetap memilih melanjutkan sidang kasus ini.
Hakim ICC dalam sidang hari ini menyatakan peduli dengan bukti yang diajukan oleh pengacara Kenyatta, yang menunjukkan bahwa sejumlah orang dibayar untuk melatih saksi melawan Kenyatta dan lainnya telah berkolusi, untuk memberikan kesaksian palsu demi mendapatkan keuntungan finansial. Hakim mengatakan, tim pembela Kenyatta bisa menguji setiap kesaksian palsu di pengadilan, sehingga penghentian sidang tidak diperlukan.
Reuters | Abdul Manan
Berita terkait
Pemilu Kenya Memanas, 11 Warga Dilaporkan Tewas
13 Agustus 2017
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Kenya mengatakan 24 orang telah ditembak mati oleh polisi sejak Selasa, hari pemilihan umum
Baca SelengkapnyaTragis, Murid Tewas Dipukuli Guru karena Tak Bisa Membaca
1 Februari 2017
Joy Wangari, murid kelas III Sekolah Dasar Mukandamia Solio, Kenya, tewas setelah dipukuli guru dan teman sekelas karena tak bisa membaca.
Baca SelengkapnyaAl-Shabab Klaim membunuh Puluhan Serdadu Kenya
28 Januari 2017
Keterangan al-Shabab kepada Reuters tersebut dibantah angkatan bersenjata Kenya.
Serang Polisi, Pria Kenya Ditembak Mati di Depan Kedubes AS
28 Oktober 2016
Motif penyerangan Kedutaan Besar Amerika Serikat itu belum diketahui.
Baca SelengkapnyaMalala Rayakan Ulang Tahun Ke-19 Bersama Pengungsi Kenya
13 Juli 2016
Selama di pengungsian, Malala mengingatkan para remaja perempuan agar menempuh pendidikan 12 tahun.
Baca SelengkapnyaKepala Intelijen Al-Shabab Tewas Terbunuh di Kenya
19 Februari 2016
Kepala intelijen Al-Shahab Mahad Mohammed Karatey, berstatus sebagai seorang teroris, tewas terbunuh dalam sebuah serangan udara oleh militer Kenya.
Bus Diserang, Pria Ini Tewas Demi Lindungi Penumpang Kristen
21 Januari 2016
Salah Farah, seorang muslim warga Kenya, menolak permintaan milisi al Shabaab memisahkan diri dari penumpang bus beragama Kristen. Ia pun tewas.
Baca SelengkapnyaSerangan Bus di Kenya, Muslim Lindungi Umat Kristen
22 Desember 2015
Kaum muslim berdiri bersama umat Kristen dan menantang penyerang membunuh mereka semua atau pergi meninggalkan mereka.
Baca Selengkapnya50 Prajurit Uni Afrika Tewas dalam Serangan Militan Al-Sheba
3 September 2015
Serangan adalah upaya balas dendam kematian tujuh orang sipil oleh militer Uganda dalam upacara pernikahan di Kota Merka.
Baca SelengkapnyaIngin Damai, Bintang Maraton Kenya Lari Ratusan Kilometer
17 Juli 2015
Kampanye mereka bertajuk "22 Hari Jalan Perdamaian".
Baca Selengkapnya