Kisah di Balik Pemberitaan ABC Soal Penyadapan

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Selasa, 19 November 2013 21:29 WIB

Duta besar Indonesia untuk Australia Najib Riphat Kesoema tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, (19/11). Pemerintah indonesia menarik pulang duta besar Indonesia untuk Australia pasca penyedapan telepon presiden SBY serta beberapa menteri lainnya. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Canberra - Managing Director The Australian Broadcasting Corporation (ABC), Mark Scott, dipanggil Senat Australia dalam kaitan dengan pemuatan berita penyadapan negara itu terhadap Indonesia. Bersama The Guardian Australia, media ini yang pertama kali membeber data penyadapan yang dilakukan sepanjang 2009.

Dua media ini menerbitkan tulisan terkait dengan penyadapan itu berdasarkan dokumen yang diperoleh dari mantan kontraktor intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden. File Defence Signals Directorate (DSD) Australia tertanggal November 2009 mengungkapkan serangkaian target intelijen tingkat tinggi di Indonesia, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.

Dalam pertemuan itu, Scott menolak anggapan bahwa ABC dan The Guardian Australia sengaja menahan dokumen itu selama berbulan-bulan sebelum diterbitkan. Sebelumnya, kubu konservatif menuduh dua media ini sengaja menyimpan dokumen itu, "Dan diterbitkan pada saat yang tepat untuk mencelakakan Perdana Menteri Tony Abbott."

Scott mengatakan ABC menerima dokumen itu "dalam hitungan jam sebelum diberitakan". "Jadi tak benar kami telah menyimpan informasi itu selama berbulan-bulan," katanya. Dia menyatakan, jumlah dokumen yang dibocorkan kepada The Guardian oleh Snowden jumlahnya sangat besar.

Scott mengatakan, pihaknya diberi akses terbatas oleh The Guardian Australia untuk melihat dokumen itu secara lengkap. "Mereka hanya memberi akses pada materi ini 24 jam sebelum ABC memberitakannya," katanya.

Di depan sidang, ia menyatakan alasan pemuatan berita yang kini membuat tegang hubungan Australia dan Indonesia ini adalah untuk kepentingan publik. "Seperti skandal Australian Wheat Board, skandal ini lambat laun akan terungkap dengan sendirinya," katanya.

Senator kubu Liberal, Anne Ruston, bertanya pada Scott apakah masuk akal mempublikasikan dokumen yang ditandai sebagai "Rahasia" itu? "Masuk akal jika itu untuk kepentingan umum," jawabnya. Dia menarik perbedaan antara kepentingan nasional dan kepentingan umum.

Scott mengatakan, pengungkapan penyadapan ini menimbulkan pertanyaan tentang sifat dan tingkat pengumpulan intelijen di era digital, bagaimana informasi itu dibagi, dan keamanan informasi tersebut. "Pemuatan beberapa bahan ini mungkin memalukan dan ... mungkin menyebabkan beberapa kesulitan terkait hubungan Australia-Indonesia dalam jangka pendek," katanya. "Tapi penting bagi kepentingan nasional jangka panjang."

Scott mengatakan ABC juga mencari nasihat hukum internal sebelum mempublikasikan, seperti halnya jika mereka hendak memuat berita-berita sensitif lainnya. Ditanya tentang kolaborasi, ia mengatakan The Guardian sebagai pemilik dokumen dan mendekati ABC untuk bekerja bersama-sama.



ABC | TRIP B


Berita terkait

Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

9 November 2018

Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.

Baca Selengkapnya

Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

9 November 2018

Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.

Baca Selengkapnya

Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

2 Agustus 2017

Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.

Baca Selengkapnya

Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

1 Agustus 2017

Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.

Baca Selengkapnya

Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

1 Agustus 2017

Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.

Baca Selengkapnya

4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

1 Agustus 2017

4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.

Baca Selengkapnya

Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

12 Juni 2017

Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.

Baca Selengkapnya

Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

17 Mei 2015

Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.

Baca Selengkapnya

Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

16 Maret 2015

Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Baca Selengkapnya

ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

9 Maret 2015

ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.

Baca Selengkapnya