TEMPO.CO, Vatikan - Surat pembaca di Harian La Republica yang terbit di Italia edisi kemarin sungguh bukan surat biasa. Selain panjang, terdiri dari 2.500 kata, surat itu juga ditulis oleh 'pembaca' yang tak biasa, Paus Fransiskus, pemimpin spiritual tertinggi umat Katolik.
Surat itu menanggapi pernyataan Eugenio Scalfari, pendiri dan mantan editor surat kabar itu, yang menyatakan mulai tertarik pada paham ateis. Dalam surat itu, ia menekankan agar orang-orang yang tidak beriman untuk "mematuhi hati nurani mereka sendiri" dan mengingatkan mereka bahwa rahmat Tuhan tak berbatas.
Ia juga menyatakan pentingnya umat Katolik untuk terlibat dalam "dialog yang tulus dan mendalam" dengan kaum ateis.
Menjawab pertanyaan Scalfari tentang apakah Tuhan mengampuni mereka yang ateis dan tidak "berusaha untuk percaya", Paus menjawab diplomatis, "Rahmat Tuhan tidak memiliki batas jika Dia didekati dengan hati yang tulus dan bertobat," tulis Paus.
Surat ini makin mengukuhkan Paus, yang sudah enam bulan menjabat, memiliki gaya tersendiri dalam menjalankan tugasnya. Ia sebelumnya dikenal dekat dengan kalangan miskin dan tak sungkan membuka dialog dengan kelompok-kelompok di luar gereja. Ia juga bersedia membahas beberapa subjek sensitif gereja, berbeda dengan Paus sebelumnya yang cenderung tertutup.