TEMPO.CO, Islamabad - Seorang komandan Taliban menulis untuk Malala Yousafzai, remaja putri Pakistan yang ditembah di kepala karena menyerukan pendidikan untuk anak perempuan. Dalam surat itu, ia menjelaskan mengapa bocah asal Lembah Swat itu ditembak dan menyatakan penyesalan bahwa hal itu pernah terjadi.
Dalam bahasa Inggris yang buruk, Adnan Rasheed mengatakan ia terkejut mendengar upaya pembunuhan Oktober lalu. Malala mengalami luka serius setelah orang-orang bersenjata dengan penutup wajah merangsek ke dalam bus sekolah saat ia kembali ke rumahnya.
Penembakan itu memicu kecaman di seluruh dunia dan Malala diterbangkan ke Inggris untuk pengobatan. Pekan lalu untuk pertama kalinya dia berbicara secara terbuka dengan berpidato, dalam acara yang dihajat PBB untuk dirinya.
Surat dari Rasheed, yang dibebaskan setelah penjaranya diserbu massa tahun lalu setelah ia ditangkap atas tudingan berkomplotan untuk membunuh mantan presiden Pakistan, menyatakan alasan mengapa bocah itu ditembak. Menurutnya, bukan karena dia menyerukan pentingnya pendidikan, namun karena aktif berkoar menentang Taliban di Pakistan.
"Taliban percaya bahwa Anda sengaja menulis untuk melawan mereka dan menjalankan kampanye fitnah bahwa mereka mencoba mendirikan sistem Islam di Swat dan tulisan-tulisan lain Anda yang provokatif," tulisnya.
Dalam bagian lain surat itu, ia juga mengulas pidato Malala di PBB. "Anda telah mengatakan (di PBB) kemarin bahwa pena lebih tajam dari pedang, sehingga mereka menyerang Anda untuk pedangmu, tidak untuk buku-buku atau sekolah," katanya.
Dia menambahkan bahwa dirinya tak menentang pendidikan untuk kaum wanita, tapi menentang model pendidikan Barat yang disebutnya mengikuti kurikulum 'setan atau sekuler'.
Dalam sebuah video di YouTube itu, ia menulis dalam suratnya kepada Malala bagaimana ia 'terkejut' mendengar serangan terhadap anak anak seorang pendidik ini. Namun ia sepakat bahwa Malala harus dibungkam karena dia 'menjalankan kampanye untuk memfitnah upaya Taliban untuk mendirikan sistem Islam di Swat dan tulisan-tulisannya yang provokatif. "
"Ada ribuan gadis yang pergi ke sekolah sebelum dan sesudah pemberontakan Taliban di Swat, tapi mengapa hanya Anda yang ditarget oleh mereka?" tulisnya.
Di akhir suratnya ia menyatakan, kabar yang beredar mengenai dia ditembak karena memperjuangkan pendidikan bagi anak perempuan adalah "tidak jujur". "Bukan pendidikan, tetapi propaganda Anda adalah masalah, begitu juga apa yang Anda lakukan sekarang," tulisnya.
MAIL ONLINE | TRIP B
Berita terkait
Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan
8 Agustus 2017
Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.
Baca SelengkapnyaPerdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya
29 Juli 2017
Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.
Baca SelengkapnyaFontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan
13 Juli 2017
Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter
Baca SelengkapnyaTruk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang
26 Juni 2017
Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.
Baca SelengkapnyaBom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas
26 Juni 2017
Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.
Baca SelengkapnyaTruk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan
25 Juni 2017
Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.
Baca SelengkapnyaLukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati
19 Mei 2017
Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.
Baca SelengkapnyaDiketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda
13 Mei 2017
Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.
India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal
8 Mei 2017
Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.
Baca SelengkapnyaPakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban
3 Mei 2017
Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.
Baca Selengkapnya