Pria Terkaya Paraguay Terpilih Jadi Presiden
Editor
Choirul Aminuddin
Senin, 22 April 2013 19:41 WIB
TEMPO.CO, Asunción - Rakyat Paraguay memilih Horacio Cartes, pemimpin Partai Colorado, dan salah satu pria terkaya di negara itu, untuk menjadi presiden. Posisi ini ditinggalkan oleh Presiden Fernando Lugo yang dimakzulkan pada 2012 lalu.
Senin, 22 April 2013, Pengadilan Pemilihan Umum merilis hasil pemilu. Miliarder ini berhak menduduki kursi presiden selama lima tahun usai meraih 46 persen suara. Dia mengalahkan pesaingnya, Efrain Alegre dari Partai Liberal, yang hanya mendapatkan 37 persen suara. Sedangkan lima peserta lainnya menguntit di belakang.
Cartes yang berusia 56 tahun ini sebelumnya tak pernah terlibat dalam percaturan politik di negaranya. Dia baru bergabung dengan Partai Colorado empat tahun silam.
Dalam janjinya, Cartes akan mereformasi partainya yang tak lepas dari korupsi selama 60 tahun hingga pada 2008. "Saya ingin mengabdi bagi seluruh rakyat Paraguay melalui pemerintahan selama lima tahun ke depan," ujar Cartes, Ahad malam waktu setempat, 21 April 2013.
Dia melanjutkan, "Kemiskinan, kelangkaan pekerjaan bagi kaum muda, dan isu-isu internasional, akan menjadi fokus kami."
PBB memperkirakan lebih dari separuh rakyat Paraguay hidup dalam kemiskinan. Menurut laporan Biro Statistik, negeri daratan yang diapit oleh Argentina, Brasil, dan Bolovia ini merupakan negara terbesar ketiga di Amerika Selatan yang menjadi penghasil kedelai, jagung, dan biji bunga matahari.
Sebagai presiden terpilih, Cartes memiliki hak mengontrol saham di bank, bantuan investasi, perkebunan, pertanian, produser soda, dan perkebunan tembakau.
Di Paraguay, Cartes dikenal sebagai Presiden Libertad, klub sepak bola yang memenangi liga nasional Paraguay tahun lalu.
Penantangnya, Alegre, pengacara dan politikus karier mengakui kekalahannya. "Rakyat Paraguay telah memutuskan, tidak ada kata lain yang perlu disampaikan," katanya dalam sebuah pidato singkat. Pemilu Paraguay sempat diwarnai insiden tewasnya salah satu calon presiden.
Presiden Lugo, seorang sayap kiri dan bekas Uskup Katolik Roma, dimakzulkan oleh Kongres setahun lalu. Dia dinilai tak tanggap menangani insiden pembebasan lahan yang menyebabkan 17 petugas kepolisian dan petani tewas.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Topik Terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Preman Yogya | Prahara Demokrat
Berita Terpopuler:
Hari Bumi 2013: Pergantian Musim Google Doodle
Tersangka Bom Boston Ngetwit Setelah Ledakan
Menteri Keuangan Diberhentikan Saat Bertugas di AS
Erik Meijer Dinilai Tidak Pantas Jadi Direksi Garuda
Bom Boston Marathon Versi Pelajar Indonesia di AS