TEMPO.CO, Caracas - Pasukan Pengawal Nasional terpaksa menembakkan gas air mata dan peluru hampa ke arah kerumunan mahasiswa pelaku unjuk rasa. Serangan tersebut disambut dengan sambitan batu kepada petugas di jalan bebas hambatan Caracas, ibu kota Venezuela.
Demonstrasi menjurus bentrok fisik antara petugas keamanan dan mahasiswa ini muncul setelah Nicolas Maduro dinyatakan sebagai pemenang pemilu presiden, Ahad, 14 April 2013.
Para pengunjuk rasa memaksa diri mencapai bagian barat ibu kota, tempat hampir seluruh perkantoran pemerintah berdiri.
Koresponden Al Jazeera, Chris Arsenault, melaporkan dari Caracas, "Para demonstran memenuhi jalan-jalan di kawasan kaya di Caracas sambil mengibarkan bendera kebangsaan dan memukul-mukul pot bunga. Banyak jalan menuju ibu kota ditutup."
"Di Lapangan Atlamira, pusat gerakan kelompok oposisi, ratusan pemuda membakar ban sebagai bentuk protes. Bau gas air mata masih terasa di udara."
Henrique Capriles, calon presiden dari oposisi, sebelumnya meminta agar panitia pemilihan menunda rencana pengumuman kemenangan Maduro sebagai presiden terpilih. Dia juga berkali-kali meminta diadakan penghitungan ulang.
Pada Senin, 15 April 2013, Capriles mengatakan bahwa Maduro akan menjadi seorang presiden yang tidak sah jika dia dinyatakan sebagai presiden. Capriles meminta rakyat Venezuela memukul-mukul panci dapur jika Maduro benar-benar disahkan sebagai presiden pada kemudian hari.
Sebaliknya, desakan Capriles dibalas dengan seruan Maduro, Senin, 15 April 2013, kepada para pendukungnya agar mereka menggelar aksi demo di seluruh negeri sebagai bentuk tandingan terhadap rencana oposisi.
"Saya terus-menerus menganjurkan perdamaian, dan saya meminta rakyat berjuang dalam damai," kata Maduro kepada televisi pemerintah seraya memobilisasi pendukungnya di seluruh negeri pada Selasa dan Rabu, 16-17 April 2013.
Dewan Pemilihan Nasional, Ahad subuh waktu setempat, 14 April 2013, mengatakan bahwa Maduro telah memenangkan kursi pemilihan presiden dengan perolehan suara 50,66 persen melawan penantangnya, Carpiles, yang hanya meraih 49,07 persen atau berbeda 300 ribu kertas suara. Dari hasil ini, Maduro berhak melanjutkan kepemimpinan presiden sebelumnya, Hugo Chavez, yang meninggal akibat kanker.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita terkait
Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela
6 Juli 2017
Pemerintah Venezuela harus secepatnya melindungi anggota parlemen dan memberikan pengobatan terhadap korban serangan yang mengalami luka-luka
Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube
5 Juli 2017
Polisi Venezuela yang buron setelah mencuri helikopter untuk melemparkan granat ke Mahkamah Agung mendadak muncul di YouTube.
Baca SelengkapnyaPilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu
29 Juni 2017
Pasukan khusus Venezuela memburu pilot helikopter Oscar Perez, 36 tahun, yang menyerang gedung Mahkamah Agung dengan granat.
Baca SelengkapnyaSiapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?
28 Juni 2017
Polisi muda Venezuela muncul dalam rekaman video di Instagram menjelaskan alasan granat dilempar ke gedung Mahkmah Agung.
Baca SelengkapnyaKrisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung
28 Juni 2017
Helikopter milik polisi Venezuela dipakai untuk melemparkan 4 granat ke gedung Mahkamah Agung dan menembaki gedung Kementerian Dalam Negeri.
Baca SelengkapnyaDilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara
2 Mei 2017
Ini adalah kenaikan gaji ketiga di Venezuela sepanjang 2017 dan ke-15 kalinya sejak Maduro berkuasa pada 2013.
Baca SelengkapnyaPresiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS
28 April 2017
Venezuela segera keluar dari organisasi negara-negara Amerika atau OAS setelah Presiden Nicolas Maduro dijuluki diktator.
Baca SelengkapnyaMenakjubkan, Bayi Keluar Sendiri Saat Ibu Jalani Operasi Caesar
25 April 2017
Rekaman memperlihatkan cara bayi keluar dari perut si ibu tanpa bantuan tim medis saat operasi caesar berlangsung.
Baca SelengkapnyaTiga Tewas dalam Unjuk Rasa Terbesar di Venezuela
20 April 2017
Sedikitnya tiga orang tewas dalam unjuk rasa di Venezuela yang menuntut Presiden Nicolas Maduro mundur dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaKekurangan Obat, Presiden Venezuela Minta Bantuan PBB
25 Maret 2017
Federasi Farmasi Venezuela memperkirakan sekitar 85 persen obat tidak tersedia bagi warga Venezuela.
Baca Selengkapnya