TEMPO.CO, Caracas - "Nicolas, saya tidak akan memberikan jalan terbuka lebar, teman. Anda harus mengalahkan saya dengan suara. Saya akan bertarung dengan tangan ini. Saya akan berjuang untuk setiap suara." Ini adalah janji kandidat presiden dari partai oposisi, Henrique Capriles, Maret lalu, kepada Nicolas Maduro, presiden ad interim Venezulea Nicholas Maduro yang menjadi rivalnya dalam pemilihan presiden untuk menggantikan Hugo Chavez.
Pemilihan umum presiden Venezuela akhirnya kelar 14 April lalu. Dalam pengumumannya, komisi pemilihan menyatakan Maduro unggul dengan perolehan suara 50.7 persen, Capriles 49.1 persen. Jumlah pemilih yang punya hak suara 18,9 juta, yang menggunakannya sekitar 78 persen.
Kemenangan Maduro memang sudah diprediksi sejumlah pihak. Dalam jajak pendapat datanalisis Maret lalu, Maduro diprediksi menang 49,2 persen suara, mengungguli Capriles yang memperoleh 34,8 persen. Hasil jajak pendapat lainnya memberi prediksi kemenangan Maduro dengan selisih 10 sampai 20 persen. Namun, perolehan suara 14 April lalu jauh di bawah itu: kurang dari 1 persen atau hanya selisih 235.000 suara.
Besarnya suara untuk Capriles juga tak sepenuhnya mengejutkan. Dalam pemilihan umum presiden Oktober 2012 lalu, Capriles memperoleh 6.591.304 suara, selisih 1.599.828 suara dari perolehan Chavez yang meraih 8.191.132 suara.
Dalam kampanyenya, Maduro menggunakan sentimen kedekatannya dengan Chavez, dan Capriles menyerangnya dengan menyatakan, "Nicholas, Anda bukan Chavez." Maduro menjawabnya dengan mengatakan, "Saya memang bukan Chavez. Tapi saya 'anaknya'."
Meski kerap menyerang sikap politik Chavez, Capriles tak menolak semua warisannya. Ia berjanji meneruskan program sosial era Chavez, tapi akan mengubah politik luar negerinya. Ia akan meninjau lagi kedekatannya dengan Kuba, Iran, dan Suriah, serta ingin membangun hubungan lebih baik dengan Amerika Serikat. Untuk isu domestik, Capriles berjanji untuk mengatasi masalah keamanan dan sejumlah soal ekonomi yang dianggap tak bisa diatasi di era Chavismo.
"Kami ingin keamanan dan makanan. Kami ingin kekurangan listrik berhenti. Dan kami tidak ingin penundaan lagi di metro. Ada banyak hal yang ditawarkan Capriles," kata Melia Lourenco, mahasiswa psikologi 18 tahun saat yang mengikuti kampanye Capriles, awal April lalu.
Capriles memang tak bisa mengalahkan kandidat pilihan Chavez, tapi ia membuktikan "janjinya" untuk tak membiarkan Maduro menang dengan mudah.
REUTERS | BBC | SLATE | SUFFRAGIO| ABC | ABDUL MANAN
Berita terkait
Amerika Serikat Mengutuk Serangan Berdarah ke Parlemen Venezuela
6 Juli 2017
Pemerintah Venezuela harus secepatnya melindungi anggota parlemen dan memberikan pengobatan terhadap korban serangan yang mengalami luka-luka
Buronan, Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Muncul di Youtube
5 Juli 2017
Polisi Venezuela yang buron setelah mencuri helikopter untuk melemparkan granat ke Mahkamah Agung mendadak muncul di YouTube.
Baca SelengkapnyaPilot Helikopter Penyerang Mahkamah Agung Venezuela Diburu
29 Juni 2017
Pasukan khusus Venezuela memburu pilot helikopter Oscar Perez, 36 tahun, yang menyerang gedung Mahkamah Agung dengan granat.
Baca SelengkapnyaSiapa Pilot Penyerang Mahkamah Agung Venezuela?
28 Juni 2017
Polisi muda Venezuela muncul dalam rekaman video di Instagram menjelaskan alasan granat dilempar ke gedung Mahkmah Agung.
Baca SelengkapnyaKrisis Venezuela, Helikopter Lempar 4 Granat ke Mahkamah Agung
28 Juni 2017
Helikopter milik polisi Venezuela dipakai untuk melemparkan 4 granat ke gedung Mahkamah Agung dan menembaki gedung Kementerian Dalam Negeri.
Baca SelengkapnyaDilanda Krisis, Venezuela Naikkan Gaji PNS dan Tentara
2 Mei 2017
Ini adalah kenaikan gaji ketiga di Venezuela sepanjang 2017 dan ke-15 kalinya sejak Maduro berkuasa pada 2013.
Baca SelengkapnyaPresiden Maduro Disebut Diktator, Venezuela Pilih Keluar dari OAS
28 April 2017
Venezuela segera keluar dari organisasi negara-negara Amerika atau OAS setelah Presiden Nicolas Maduro dijuluki diktator.
Baca SelengkapnyaMenakjubkan, Bayi Keluar Sendiri Saat Ibu Jalani Operasi Caesar
25 April 2017
Rekaman memperlihatkan cara bayi keluar dari perut si ibu tanpa bantuan tim medis saat operasi caesar berlangsung.
Baca SelengkapnyaTiga Tewas dalam Unjuk Rasa Terbesar di Venezuela
20 April 2017
Sedikitnya tiga orang tewas dalam unjuk rasa di Venezuela yang menuntut Presiden Nicolas Maduro mundur dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaKekurangan Obat, Presiden Venezuela Minta Bantuan PBB
25 Maret 2017
Federasi Farmasi Venezuela memperkirakan sekitar 85 persen obat tidak tersedia bagi warga Venezuela.
Baca Selengkapnya