TEMPO.CO, Damaskus - Pejuang bersenjata Suriah menahan 21 penjaga perdamaian PBB, Rabu, di Dataran Tinggi Golan di perbatasan Israel-Suriah. Dewan Keamanan PBB menuntut pembebasan mereka segera dan tanpa syarat.
Penangkapan itu terjadi seminggu setelah pengumuman bahwa seorang anggota pasukan penjaga perdamaian PBB hilang. Pasukan, dikenal sebagai UNDOF, didirikan pada tahun 1974 setelah perang Yom Kippur 1973 untuk memantau pelepasan pasukan Israel dan Suriah dan mempertahankan gencatan senjata.
Para pejabat Israel sebelumnya mengkhawatirkan perang Suriah yang bergerak lebih dekat ke perbatasan Israel. Israel khawatir bahwa senjata Suriah bisa jatuh ke tangan kelompok perlawanan Palestina dan akan digunakan untuk melawan Israel. Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah pada tahun 1967 dan Suriah menginginkan tanah itu dikembalikan.
Duta Besar Rusia di PBB, Vitaly Churkin, yang juga presiden Dewan Keamanan saat ini, mengatakan pembicaraan sedang berlangsung antara pejabat PBB dari pasukan penjaga perdamaian dan penculik.
Kepala penjaga perdamaian PBB, Herve Ladsous, mengidentifikasi penculik berasal dari sebuah kelompok yang berhubungan dengan oposisi bersenjata Suriah. "Mereka mengambil alih truk yang mengangkut personel UNDOF saat melintas di sana," kata Churkin.
Churkin mengatakan penangkapan pasukan penjaga perdamaian "sangat tidak dapat diterima dan aneh". Pasalnya, misi pasukan penjaga perdamaian UNDOF tidak ada hubungannya dengan konflik internal Suriah. "Mereka berada di sana pada misi yang sama sekali berbeda sehingga tidak ada alasan sama sekali dalam keadaan apa pun, apa pun imajinasinya, untuk menyakiti mereka."
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon juga mengutuk penangkapan 21 tentara penjaga perdamaian, wakil juru bicara PBB Eduardo del Buey menyatakan. Ia menyatakan mereka dalam tugas rutin ketika dihadang oleh sekitar 30 pejuang bersenjata di dekat sebuah pos pengamatan yang rusak di akhir pekan lalu.
AP | TRIP B
Berita Populer:
Hotma Sitompoel: Semakin Lama Terbuka Kasus Raffi
Begini SMS Antara Yuni Shara dan Polisi Soal Raffi
Menkopolhukam: Pembubaran Densus 88 Berlebihan
Krisdayanti: Yuni Kecewa Atas Tuduhan Itu
Kangen Warteg, Dahlan ke Warmo
Berita terkait
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi
12 Januari 2018
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.
Baca SelengkapnyaGadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB
18 Oktober 2017
Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.
Baca SelengkapnyaTujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah
13 Agustus 2017
Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal
Baca SelengkapnyaBeredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
31 Juli 2017
Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah
28 Juli 2017
KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah
23 Juli 2017
Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah
Baca SelengkapnyaKedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri
17 Juli 2017
Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung
15 Juli 2017
Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah
Baca SelengkapnyaDokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis
14 Juni 2017
Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.
Baca SelengkapnyaHina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB
18 Mei 2017
Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.
Baca Selengkapnya