TEMPO.CO, Bamako - Seorang serdadu Prancis tewas dalam sebuah pertempuran sengit di kawasan pegunungan Iforhas, Mali Utara. Demikian disampaikan Presiden Prancis, Francois Hollande, kepada media, Selasa, 19 Februari 2013.
Anggota tentara yang tewas itu diidentifikasi bernama Sersan Harold Vormezeele, dari pasukan Resimen Parasut, sebuah unit elite di Legiun Asing Prancis.
"Dia anggota kesatuan legiun resimen parasut kedua yang tewas akibat bentrok senjata dengan kelompok Islam di Mali Utara, kata Hollande kepada wartawan di Athena.
Kementerian Pertahanan Prancis dalam sebuah pernyataan, Selasa, mengatakan, sekitar 20 pemberontak juga tewas dalam pertempuran sengit itu. Kementerian menjelaskan, resimen parasut yang diterjunkan dalam pertempuran itu berjumlah 150 pasukan yagn didukung oleh patroli kendaraan berat serta jet tempur Mirage yagn melakukan gempuran pada Selasa pagi.
Kematian Sersan Vormezeele menambah jumlah korban tewas di pihak Prancis sejak negeri itu melakukan intervensi ke Mali guna mengusir kelompok-kelompok bersenjata pada 11 Januari 2013. Sebelumnya, seorang tentara Prancis juga tewas dalam peperangan melawan pemberontak.
Hollande mengatakan dalam sebuah kunjungan ke Yunani, operasi di pegunungan, tempat para pemberontak besembunyi merupakan langkah akhir pasukannya. Prancis memimpin operasi guna melawan pemberontak Mali yang berusaha menegakkan hukum Islam di negeri itu.
Guna mengusir mereka, Prancis mengerahkan sekitar 4.000 pasukan tempur didukung oleh Angkatan Bersenjata Mali dan beberapa ratus tentara dari negara-negara Afrika. "(Misi) ini bukan sekedar menangkap para teroris, melainkan juga bertujuan menangkap para pemimpin gerakan Islam di Mali Utara," kata Hollande.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita dunia lainnya:
Di Museum Ini Pengunjung Boleh Tak Berbusana
Wanita Texas Melahirkan Dua Set Kembar Identik
Suhu Lembah Oymyakon Capai Minus 71 Derajat
Putin Berkeras Rusia Pemilik Sah Teks Yahudi
Perampok Menggasak Berlian Senilai US$ 350 Juta
AS Siap Gempur Balik Cina Terkait Serangan Cyber
Jadi Agen Russia, Perwira Kanada Dihukum 20 Tahun
Berita terkait
Prancis Membunuh 20 Milisi Mali
1 Mei 2017
Seorang tentara Prancis tewas setelah mendapatkan serangan dari kelompok perlawanan terhadap pemerintah di Ibu Kota Bamako.
Baca SelengkapnyaPertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang
23 Agustus 2016
Jaksa ICC di Den Haag, Belanda menjerat milisi ISIS yang merusak situs warisan dunia di Timbuktu, Mali sebagai penjahat perang.
Baca SelengkapnyaPenyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari
23 November 2015
Senegal siap membantu Mali.
Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab
23 November 2015
Prancis menempatkan 3.500 pasukan di Mali.
Baca SelengkapnyaSayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali
21 November 2015
Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.
Baca SelengkapnyaSerangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas
21 November 2015
Serangan hotel di Mali itu yang diklaim oleh kelompok Al-Murabitoun dari militan bermata satu Aljazair Mokhtar Belmokhtar.
Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI
20 November 2015
Aksi teror melanda Hotel Radisson Blue, Mali, terjadi sejak Jumat pagi
Baca SelengkapnyaTeror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali
20 November 2015
Aksi ini membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan kenegaraannya ke Chad.
Baca SelengkapnyaDetik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera
20 November 2015
Pasukan khusus Mali dibantu pasukan perdamaian PBB menyerbu Hotel Radisson Blu untuk membebaskan sandera.
Baca SelengkapnyaTak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali
20 November 2015
Saat kejadian, seluruh WNI berada di lokasi yang cukup jauh dari hotel.
Baca Selengkapnya