Seorang tentara Mali berjaga di jalan antara Konna dan Sevare, Minggu (27/1). REUTERS/Eric Gaillard
TEMPO.CO, Bamako - Pasukan keamanan Mali dan Prancis berhasil mengusai bandara Timbuktu pada Ahad, 27 Januari 2013, menyusul sukses mereka merebut kembali kawasan dari kelompok pemberontak di Mali Utara, yang memiliki jaringan dengan al-Qaeda.
Koresponden Al Jazeera, Jacky Rowland, melaporkan dari Mali, penguasaan kembali bandara kunci yang terjadi pada Ahad petang waktu setempat bisa disebut sebagai sebuah "kemenangan besar" bagi pasukan koalisi Prancis-Mali.
"Saya sedang berdiri di bandara Timbuktu yang dikuasai oleh pasukan Mali petang ini. Pasukan Prancis sekarang di sini juga," kata Rowland, yang embedded dengan militer Prancis. "Langkah selanjutnya, masuk ke Kota Timbuktu, mungkin dilakukan pada awal dinihari besok."
Salah seorang pejabat pemerintahan Mali mengatakan, pasukan Prancis dan Mali tengah mendekati kota tanpa perlawanan berarti. Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan, satu batalion Prancis dan pasukan Mali menuju kota perdagangan tua dan pusat studi Islam. "Di tempat ini dipercaya terdapat 333 makam ulama Islam terkemuka," kata Jean-Yves Le Drian.
Sebelumnya, pada Sabtu, 26 Januari 2013, serdadu gabungan Prancis dan Mali menguasai Gao, kota kunci lainnya di Mali Utara. Menanggapi sukses ini, Perdana Menteri Prancis Jean-Marc Ayrault mengatakan, setelah Gao, Prancis dan Mali akan segera tiba di Timbuktu.
Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali
21 November 2015
Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali
Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.