Sugihara, Pria Jepang yang Selamatkan 6.000 Yahudi  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Jumat, 25 Januari 2013 07:47 WIB

Chiune Sugihara

TEMPO.CO, Tokyo - Kebanyakan orang hanya tahu Oskar Schindler, pengusaha Jerman yang menyelamatkan lebih dari 1.200 nyawa selama Holocaust. Ia mempekerjakan mereka di pabrik-pabrik miliknya agar Nazi tak membawanya ke kamp konsentrasi.

Namun hanya sedikit yang tahu tentang Chiune Sugihara, diplomat Jepang yang tidak mematuhi perintah atasannya demi menyelamatkan ribuan nyawa Yahudi. Ia mengeluarkan visa yang memungkinkan 6.000 orang Yahudi melarikan diri dari wilayah yang diduduki Nazi melalui Jepang.

Dalam International Holocaust Remembrance Day, Minggu, sebuah komunitas Yahudi mengenang Sugihara, mengingatnya sebagai orang yang sebelumnya terlupakan. "Tanpa dia, kita tidak akan ada hari ini. Jasanya menghasilkan dokter, bankir, pengacara, penulis, politikus, bahkan tokoh Yahudi Ortodoks Rhodes Scholar," kata Richard Salomon, anggota dewan dari Illinois Holocaust Museum and Education Center. Museum menyimpan peninggalan Sugihara sebagai bagian dari koleksi permanen, dan akan menghormatinya bersama orang lain yang menyelamatkan orang Yahudi selama Holocaust.

Ayah Salomon, Bernard, menerima visa yang dikeluarkan oleh Sugihara, yang pada tahun 1940 menjadi Konsul Jenderal Jepang di Lithuania, suatu daerah di mana pengungsi Yahudi Polandia telah pindah selama Perang Dunia II. Saat Nazi mengancam akan menyerang Lithuania, ribuan orang Yahudi mengepung konsulat Jepang dan meminta visa untuk melarikan diri. Tidak mematuhi perintah atasannya di Jepang, Sugihara mengeluarkan ribuan visa. Dari 31 Juli-28 Agustus 1940, Sugihara dan istrinya bekerja sepanjang malam, menuliskan visa.

Pemerintah Jepang akhirnya menutup konsulat, yang terletak di Kovno. Tetapi, hingga kereta Sugihara beranjak meninggalkan kota, ia terus menulis visa. Ketika kereta mulai bergerak, ia memberikan visa terakhir untuk seorang pengungsi.

Para pengungsi mengikuti rute yang membawa mereka dengan kereta api ke Moskow. Mereka melintasi jalur kereta trans-Siberia ke Vladivostok dan ke Kobe, Jepang. Sebagian besar tinggal di Kobe selama beberapa bulan, kemudian pergi ke Shanghai, Cina, dan ke tempat lain. Ayah Salomon pergi dari Shanghai ke India, dan akhirnya menetap di Amerika Serikat, di mana ia bertemu dengan istrinya, Maria, di Chicago.

Sedangkan Sugihara dipindahkan ke Praha, di mana ia bekerja pada tahun 1941 hingga 1942, kemudian ke Bucharest, dari 1942 hingga 1944. Ketika Soviet menginvasi Rumania, ia dan keluarganya dibawa ke sebuah kamp selama 18 bulan. Mereka kembali ke Jepang pada tahun 1946, dan setahun kemudian, ia ditekan untuk mengundurkan diri.

Bertahun-tahun kemudian, istrinya, Yukiko Sugihara, yang meninggal pada tahun 2008, berspekulasi bahwa pengunduran diri paksa suaminya karena visa yang tidak sah yang dikeluarkannya.

Chiune Sugihara, yang bekerja serabutan setelah kembali ke Jepang, kemudian dipekerjakan oleh sebuah perusahaan perdagangan di Rusia, bekerja dalam ketidakjelasan dan tidak pernah berbicara tentang visa. Dia tidak pernah tahu jika suatu hari ia akan bertemu lagi dengan orang-orang yang diberinya visa.

Pada tahun 1968, seorang Yahudi yang selamat yang menjadi seorang diplomat Israel, Yosua Nishri, menghubunginya. Pada tahun 1985, setahun sebelum kematiannya di Tokyo, Israel menyebut Sugihara sebagai "pahlawan" yang menyelamatkan orang Yahudi selama Holocaust.

"Ada begitu banyak orang yang hidup hari ini karena upayanya yang tanpa pamrih. Itu bukan masalah duduk dan berkata, 'mari, saya akan menuliskannya untuk Anda'," kata Anne Akabori, seorang penulis yang menerjemahkan Visa for Life, memoar Yukiko Sugihara, dan menulis The Gift of Life, buku tentang kehidupan Chiune Sugihara.

"Dan itu begitu penting bagi orang Jepang untuk mengetahui ada seseorang yang melakukan apa pun yang dia bisa untuk mengurangi keterlibatan Jepang dalam perang. Hidupnya untuk perdamaian," kata Akabori, yang berteman dengan anak Sugihara dan memimpin yayasan Visas for Life Foundation. Misi organisasi ini untuk melestarikan warisan Chiune Sugihara dan menghubungkan mereka yang diselamatkan Sugihara dan keturunan mereka.

Kelompok ini telah mendokumentasikan 2.139 visa yang dikeluarkan Sugihara. Simon Wiesenthal Center memperkirakan bahwa 40 ribu orang yang hidup hari ini adalah karena jasa Sugihara.

HUFFINGTON POST | TRIP B

Berita terkait

KCI Buka Suara soal Rencana Impor KRL Baru dan Peremajaan Kereta

24 Juni 2023

KCI Buka Suara soal Rencana Impor KRL Baru dan Peremajaan Kereta

KCI bersama beberapa stakeholder sudah melakukan rapat yang membahas mengenai kebutuhan sarana KRL tersebut pada Rabu, 21 Juni 2023.

Baca Selengkapnya

Piala Sudirman: Dikalahkan Yamaguchi, Begini Komentar Gregoria

25 Mei 2019

Piala Sudirman: Dikalahkan Yamaguchi, Begini Komentar Gregoria

Gregoria Mariska Tunjung kalah dari pemain Jepang, Akane Yamaguchi di semifinal Piala Sudirman dan ini komentarnya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Pengusaha Jepang, Bahas MRT Hingga Kereta Cepat

27 Oktober 2017

Jokowi Terima Pengusaha Jepang, Bahas MRT Hingga Kereta Cepat

Jokowi menerima pengusaha Jepang di Istana Kepresidenan hari ini.

Baca Selengkapnya

Jadi Warisan Dunia, Pulau Okinoshima Tertutup bagi Wisatawan

16 Juli 2017

Jadi Warisan Dunia, Pulau Okinoshima Tertutup bagi Wisatawan

Pulau Okinoshima yang masuk daftar Warisan Dunia UNESCO pekan lalu, resmi dinyatakan terlarang untuk dikunjungi wisatawan mulai tahun depan.

Baca Selengkapnya

Ajaib, Potongan Ikan Tiba-tiba Melompat dari Nampan

11 Juli 2017

Ajaib, Potongan Ikan Tiba-tiba Melompat dari Nampan

Sebuah video unik dan aneh yang menunjukkan seekor tuna sirip kuning, meronta-ronta setelah diiris menjadi dua.

Baca Selengkapnya

Perang Dunia III, Jepang dan Amerika Siap Serang Korea Utara

29 Mei 2017

Perang Dunia III, Jepang dan Amerika Siap Serang Korea Utara

Jepang dan Amerika akan mengambil aksi nyata atas ulah Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Pulau Terlarang bagi Perempuan Dicalonkan Jadi Warisan Dunia

20 Mei 2017

Pulau Terlarang bagi Perempuan Dicalonkan Jadi Warisan Dunia

UNESCO mempertimbangkan untuk menjadikan pulau kecil terlarang bagi perempuan di Jepang sebagai situs Warisan Dunia

Baca Selengkapnya

Kabinet Jepang Loloskan Aturan Pengunduran Diri Kaisar Akihito

19 Mei 2017

Kabinet Jepang Loloskan Aturan Pengunduran Diri Kaisar Akihito

Tidak ada kaisar Jepang yang turun tahta selama dua abad terakhir karena hukum yang ada tidak mengizinkannya.

Baca Selengkapnya

Demi Cinta, Cucu Kaisar Jepang Rela Lepas Status Bangsawan  

18 Mei 2017

Demi Cinta, Cucu Kaisar Jepang Rela Lepas Status Bangsawan  

Putri Mako, cucu Kaisar Akihito, rela melepaskan status kebangsawanannya demi cintanya kepada seorang pria biasa yang bekerja di bidang pariwisata.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Pusat Studi Ninja Didirikan di Universitas Jepang  

12 Mei 2017

Pertama Kali, Pusat Studi Ninja Didirikan di Universitas Jepang  

Sebuah universitas di Jepang berencana membangun pusat penelitian mengenai ninja, yang diklaim sebagai yang pertama di dunia

Baca Selengkapnya