Ribuan Lilin untuk Korban Kolonialisme Belanda

Reporter

Selasa, 15 Januari 2013 04:29 WIB

Seribu Lilin di kaki patung Jan Pieterszoon Coen di desa Hoorn, Belanda mengenang korban kolonialisme (4/1). Foto: Yayasan KUKB

TEMPO.CO, Hoorn- Ribuan lilin menyala di kaki patung Jan Pieterszoon Coen di desa Hoorn, Belanda, akhir pekan lalu. Lilin-lilin itu dinyalakan untuk memperingati korban kolonialisme di Indonesia, Suriname, Antillen Belanda, Afrika Selatan dan bekas jajahan Belanda lainnya.

"Jumat lalu, tepat 150 tahun perbudakan dihapuskan di koloni Belanda," ujar Ketua Yayasan Komite Utang Kehormatan Belanda Jeffry Pondaag dalam siaran persnya, Senin (14/1). "Tapi sekarang kita hidup dalam masa suara korban kolonialisme Belanda tenggelam oleh orang-orang (Belanda) yang tanpa malu-malu ingin menjadi bangga dengan sejarah negara mereka dan praktek perbudakan sistematis, pembunuhan dan pihak perampokan yang dianggap 'normal untuk waktu itu' atau sebagai 'kerusakan kolateral' Zaman Keemasan."

Berbeda dengan Jerman yang seusai Perang Dunia kedua membabat habis tanda kekejaman kolonial mereka, Belanda masih merawat monumen penjajahannya. Coen, lahir tahun 1587 di Hoorn, ialah Gubernur Jenderal Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang meluluhlantakkan Jayakarta pada 1619. Dua tahun berikutnya ia memerintahkan pembantaian penduduk Kepulauan Banda, yang memakan korban sekitar 15.000 pria, wanita, dan anak-anak. Pria yang dijuluki Murjangkung karena tinggi badannya itu juga memperbudak warga Cina di pulau-pulau produsen pala.

Patung Coen di desa kelahirannya itu sempat rusak pada tahun 2011, namun lantas diperbaiki dan didirikan kembali tahun ini. Pria yang mati di umur 42 tahun akibat kolera itu sejak lama dianggap sebagai pahlawan nasional "Zaman Keemasan" negeri kumpeni. Menurut Jeffry, seharusnya patung Coen bersama monumen kolonialisme lainnya dimuseumkan dan tak dipajang sebagai penghargaan atas kekejaman masa penjajahan.

Pada tanggal 4 Mei, Belanda tiap tahun memperingati warganya yang tewas di Perang Dunia kedua. Ironisnya, tak lama setelah bebas dari penjajahan Nazi Jerman, pemerintah Belanda langsung mengirim pasukan ke Indonesia untuk menjajah kembali. Jeffry berharap pada peringatan tahun ini, Belanda bersikap bijak dan mencopot semua monumen kolonialisme yang ada.

BUNGA MANGGIASIH (BELANDA)

Berita terkait

Ada Ancaman Teror, Konser Band Allah-Lass di Rotterdam Dibatalkan

24 Agustus 2017

Ada Ancaman Teror, Konser Band Allah-Lass di Rotterdam Dibatalkan

Konser band rock Allah-Lass di Rotterdam, Belanda batal setelah ada laporan ancaman teror dari kepolisian Spanyol

Baca Selengkapnya

Mobil Tabrak Pejalan Kaki di Stasiun Amsterdam, Dua Orang Kritis

11 Juni 2017

Mobil Tabrak Pejalan Kaki di Stasiun Amsterdam, Dua Orang Kritis

Sebuah mobil menabrak delapan pejalan kaki di siatsiun kereta utama Amsterdam, Belanda

Baca Selengkapnya

Raja Belanda 21 Tahun Kopilot Pesawat, Penumpang Tak Pernah Kenal

18 Mei 2017

Raja Belanda 21 Tahun Kopilot Pesawat, Penumpang Tak Pernah Kenal

Raja Belanda, Willem-Alexander ternyata sudah 21 tahun menjadi kopilot pesawat komersial, serunya penumpang pesawat tak mengenalinya.

Baca Selengkapnya

Partai Anti-Islam Belanda Ingin Berkoalisi dengan Pemenang Pemilu

17 Maret 2017

Partai Anti-Islam Belanda Ingin Berkoalisi dengan Pemenang Pemilu

Politisi anti-Muslim sekaligus pemimpin Partai Kebebasan Belanda, Geert Wilders siap masuk pemerintahan baru yang dipimpin Mark Rutte.

Baca Selengkapnya

Buntut Perseteruan, Turki Kembalikan 40 Sapi ke Belanda

16 Maret 2017

Buntut Perseteruan, Turki Kembalikan 40 Sapi ke Belanda

Ketua Asosiasi Produsen-Produsen Daging Merah Turki, Bulent Tunc mengatakan bahwa pihaknya siap mengirim kembali sekitar 40 ekor sapi ke Belanda.

Baca Selengkapnya

Menang Pemilu, Rutte Berkoalisi Susun Pemerintahan Baru Belanda

16 Maret 2017

Menang Pemilu, Rutte Berkoalisi Susun Pemerintahan Baru Belanda

Mark Rutte, pemenang pemilu Belanda, diperkirakan akan berkoalisi dengan Partai Demokrat dan D66 dalam membentuk pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Di Kampung Halaman, Pemimpin Anti-Islam Belanda Ini Tak Disukai

16 Maret 2017

Di Kampung Halaman, Pemimpin Anti-Islam Belanda Ini Tak Disukai

Warga Venlo berharap pemimpin anti-Islam Belanda, Geert Wilders, tak terpilih menjadi perdana menteri.

Baca Selengkapnya

Geert Wilder Akui Kalah dan Ucapkan Selamat ke PM Rutte

16 Maret 2017

Geert Wilder Akui Kalah dan Ucapkan Selamat ke PM Rutte

Wilders menjanjikan akan menjadi oposisi yang tegas dan kritis jika partainya tidak diajak berkoalisi.

Baca Selengkapnya

Wilders Kalah di Pemilu, Rutte: Stop untuk Populisme yang Salah

16 Maret 2017

Wilders Kalah di Pemilu, Rutte: Stop untuk Populisme yang Salah

Perdana Menteri Mark Rutte menegaskan Belanda ingin tetap sebagai negara yang aman, stabil dan makmur.

Baca Selengkapnya

Unggul atas Wilders, Partai Mark Rutte Menang di Pemilu Belanda

16 Maret 2017

Unggul atas Wilders, Partai Mark Rutte Menang di Pemilu Belanda

Partai Mark Rutte menang dengan 31 kursi, unggul atas partai pimpinan Geert Wilders yang dapat 19 kursi.

Baca Selengkapnya