TEMPO.CO, London - Inggris dan Prancis, sekutu dekat Amerika Serikat di Eropa, memanggil dutas besar dan kuasa penuh Israel guna menerima protes atas pembangunan 3.000 unit perumahan baru di daerah pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Inggris mengatakan, langkah ini menunjukkan sikap Israel yang mengingkari komitmennya untuk berdamai dengan Palestina.
Otoritas Israel menyetujui pembangunan 3,000 unit perumahan baru sehari setelah PBB menyepakati proposal Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas untuk meningkatkan satusnya sebagai negara non-anggota sebagai peninjau.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengatakan pembangunan permukiman baru bagi warga Israel dapat melenyapkan harapan perdamaian di kawasan. Selain Inggris dan Prancis, langkah pemanggilan duta besar Israel diikuti oleh Swedia. Sedangkan Rusia dan Jerman menyatakan menentang rencana pembangunan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris disebutkan, negaranya menyeru Israel agar supaya mempertimbangkan ulang (pembangunan) dan munculnya ancaman jika pembangunan permukiman tersebut benar-benar dilaksanakan.
Bunyi pernyataan berikutnya antara lain, "Kami menyesalkan keputusan pemerintah Israel baru-baru ini atas pembangunan 3.000 unit perumahan baru dan tidak membekukan pembangunan di Blok E1. Ini mengancam kelangsungan hidup dari solusi dua negara."
Rencana pembangunan perumahan di Area E1, terletak di daerah pendudukan Maaleh Adunim, antara Yerusalem dan daerah pendudukan Tepi Barat, ditentang kuat oleh rakyat Palestina. Sebab pembangunan tersebut dapat mencegah berdirinya negara Palestina.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon secara sungguh-sungguh meminta supaya rencana pembangunan perumahan di kawasan E1 dibatalkan. Namun menurut salah seorang pejabat Israel, pembangunan itu tak mungkin dibatalkan karena merupakan daerah utama dan sesuai rencana kerja.
Juru biara Kemenerian Luar Negeri Prancis, Phillippe Lalliot, mengatakan dalam sebuah pernyataan, duta besar dan kuasa penuh Israel dipanggil ke kantor Kementerian pada Senin pagi waktu setempat, 3 Desember 2012.
Dari Berlin diperoleh kabar, juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Seibert, mengatakan, "Israel telah kehilangan iman ketika berunding dan membicarakan masalah negara Palestina yang seharusnya menjadi basis solusi dari dua negara yang hilang." Kementerian Luar Negeri Rusia melalui situs mengatakan, langkah tersebut akan memiliki dampak yang paling buruk bagi perdamaian.
Kritik dan kutukan komunitas internasioonal dianggap angin lalu oleh Negeri Yahudi. Perdana Menteri Israel, Binyamin Netanyahu, tak peduli dengan kritik internasional. Dia mengatakan, "Kami akan tetap melanjutkan pembangunan permukiman di Yerusalem dan tempat-tempat lain di seluruh wilayah strategis Israel."
Sekitar 500 ribu warga Yahudi tinggal di lebih dari 100 daerah permukiman sejak pencaplokan Tepi Barat dan Yerusalem Timur dari Palestina. Pembangunan tersebut sesungguhnya telah melanggar hukum internasional, namun Israel tak menggubrisnya.
Dua dekade lampau, tarik ulur perundingan antara Israel dan otoritas Palestina telah gagal menghasilkan sebuah kawasan permukiman tetap. Perundingan langsung kedua negara terakhir dilakukan pada 2010, namun menemui jalan buntu karena Israel tetap melaksanakan pembangunan perumahan di daerah pendudukan.
BBC | CHOIRUL
Berita terkait
UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel
31 Januari 2022
Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel
Baca SelengkapnyaBiro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel
31 Mei 2018
Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.
Baca SelengkapnyaKedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem
29 Agustus 2017
Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.
Baca SelengkapnyaKesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam
26 Agustus 2017
Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.
Baca SelengkapnyaGereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi
15 Agustus 2017
Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.
Baca SelengkapnyaIsrael akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera
7 Agustus 2017
Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.
Baca SelengkapnyaSensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel
26 Juli 2017
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.
Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza
24 Juli 2017
Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.
Baca SelengkapnyaIsrael Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza
14 Mei 2017
Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.
Baca SelengkapnyaBahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel
9 Mei 2017
Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.
Baca Selengkapnya