TEMPO.CO, Roma - Seorang pejabat pemerintah dan empat ahli dari lembaga penasihat pemerintah bidang kedaruratan mengundurkan diri. Langkah ini diambil sebagai bentuk protes setelah pengadilan menghukum tujuh ahli karena gagal untuk memberikan peringatan yang cukup sebelum gempa dahsyat melanda negeri itu pada tahun 2009, kantor berita Italia melaporkan.
Luciano Maiani, seorang fisikawan yang mengepalai Komisi Risiko Mayor, mengatakan bahwa putusan pengadilan yang menyatakan enam ilmuwan dan administrator publik bersalah atas pembunuhan karena tak memberi prakiraan gempa yang akurat sebagai berlebihan. Hal ini akan membuat tidak mungkin bagi para profesional untuk menawarkan pendapat dalam pencegahan dan penanganan situasi berbahaya.
Maiani berhenti bersama dengan tiga anggota panel lainnya, mengutip pernyataan seorang pejabat Departemen Perlindungan Sipil. "Adalah tidak mungkin bahwa Komisi Risiko Mayor dapat bekerja dalam ketenangan dan menawarkan analisis yang sangat ilmiah untuk negara dalam kondisi yang kompleks begini," katanya.
Tujuh terpidana, termasuk enam anggota komisi dan wakil direktur Departemen Perlindungan Sipil, dijatuhi hukuman masing-masing enam tahun penjara oleh majelis hakim di kota L'Aquila. Keputusan ini menuai kritik keras oleh para ilmuwan yang mengatakan tidak mungkin sebuah gempa bumi berikut kekuatannya diprediksi.
Lebih dari 300 orang tewas di L'Aquila pada gempa pagi hari pada tanggal 6 April 2009. Daerah sekitar pusat kota Italia telah terganggu oleh getaran selama berbulan-bulan sebelum gempa besar melanda.
Komisi Risiko Mayor, yang menjadi penasihat Departemen Perlindungan Sipil, dianggap tidak cukup memperingatkan warga L'Aquila's tentang risiko gempa bumi yang mungkin terjadi. Jaksa menyebut mereka memberikan informasi yang tidak lengkap dan salah.
AP | TRIP B
Berita terkait
Esti Andayani, Dubes RI Perempuan Pertama untuk Italia
20 Mei 2017
Dubes Esti Andayani menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Italia Sergio Mattarella.
Baca SelengkapnyaTerbongkar, Penampungan Imigran Dikelola Mafia Selama Satu Dekade
16 Mei 2017
Polisi Italia mengungkapkan salah satu pusat penampungan imigran terbesar di Italia berada dalam cengkeraman mafia selama lebih dari satu dekade
Baca SelengkapnyaWali Kota Italia Beri Rp 30 Juta Jika Mau Tinggal di Kota Ini
10 Mei 2017
Wali kota Italia beri uang Rp 30 juta bagi siapa saja yang mau tinggal di kota sepi di Bormida.
Baca SelengkapnyaItalia Selamatkan 3.000 Pengungsi Afrika di Laut Mediterania
7 Mei 2017
Hingga tahun ini sekitar 43 ribu pengungsi dan pendatang tiba di Eropa melalui laut, lebih dari 1.000 orang meninggal.
Baca SelengkapnyaPerempuan Tertua di Dunia Meninggal di Usia 117 Tahun
16 April 2017
Emma Morano diyakini adalah orang terakhir di dunia yang lahir pada 1800-an.
Baca SelengkapnyaHakim Bebaskan Terdakwa Pemerkosa karena Korban Tidak Menangis
25 Maret 2017
Hakim di Turin, Italia, membebaskan terdakwa kasus perkosaan seorang wanita dari tuntutan hukum. Alasannya, wanita itu tidak menangis.
Baca SelengkapnyaUskup Sisilia Haramkan Anggota Mafia Jadi Ayah Baptis
20 Maret 2017
Seorang uskup agung di Sisilia melarang setiap anggota mafia
menjadi ayah baptis bagi setiap anak yang menerima sakramen
pembaptisan di keuskupannya
Tunawisma Dibakar Hidup-Hidup, Polisi Italia Buru Pelaku
12 Maret 2017
Polisi memburu pelaku pembakaran terhadap seorang tunawisma yang tewas karena dibakar hidup-hidup di Kota Palermo, Sisilia, Italia.
Baca SelengkapnyaDubes Parengkuan Terima Penghargaan dari La Sponda
23 Desember 2016
Dubes Parengkuan dinilai sebagai figur yang memajukan hubungan Indonesia-Italia.
Baca SelengkapnyaPromosi Gencar ITPC Milan Tingkatkan Ekspor RI ke Italia
19 Desember 2016
Dari pameran saja, total potensi perdagangan mencapai 1,52 juta Euro (Rp 21,23 miliar)
Baca Selengkapnya