Aktivis internasional dan sayap kiri israel ditahan prajurit Israel saat protes membantu para petani Palestina di desa Safa dekat Tepi Barat, Bat Ayin, Sabtu (27/6). (AP Photo / Nasser Shiyoukhi)
TEMPO.CO, Jericho - Otoritas Israel memaksa petani Palestina meninggalkan lahan pertaniannya di Jericho, daerah pendudukan di Tepi Barat, dalam waktu 45 hari.
Perintah tersebut datang dalam bentuk surat yang dikirimkan ke para petani di daerah yang dikenal dengan Area C dan memberikan deadline hingga 7 Oktober 2012 untuk mengosongkan lahannya.
Shawkat Housheyeh, seorang petani yang menerima surat peringatan dari Otoritas Israel di lahan pertanian palemnya, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa surat perintah tersebut bakal mengancam kehidupan ribuan buruh tani di daerah Jerico.
Dia meminta Otoritas Palestina melawan ancaman Israel terhadap para petani Palestina yang menggarap sekitar 300 hektar lahan di Dier Hijlah dan al-Zour.
"Saya berharap Otoritas Palestina segera mengumumkan situasi darurat sebab (perintah) ini mengancam 2.000 hingga 3.000 buruh yang bekerja di kawasan ini," ujar Housheyeh.
Sesuai dengan Oslo Accords 1993, tanah di tepi Barat sepenuhnya dibawah kekuasaan Otoritas Palestina. "Area C" jatuh ke tangan warga sipil Israel dan yuridiksi. Selanjutnya, kawasan ini menjadi daerah pendudukan dan dijadikan tempat permukiman warga Israel di Tepi Barat sejak 1967.
Menteri Pertanian Palestina, Walid Assaf, baru-baru ini mengunjungi Jericho dan memberikan jaminan bahwa Otoritas Palestina akan berjuang melawan Israel demi para petani.
"Ini adalah sebuah prestasi bagi petani Palestina di kawasan Lembah Yordania yang menyulap tanah tandus menjadi lahan pertanian," kata Assaf. "Kami akan melanjutkan prestasi ini dan tidak akan mengizinkan siapapun untuk menghancurkannya," Assaf menambahkan.