Sayap Kanan Berencana Bunuh Mandela  

Reporter

Editor

Jumat, 27 Juli 2012 16:43 WIB

Nelson Mandela. REUTERS/Elmond Jiyane/GCIS

TEMPO.CO , Pretoria - Kelompok sayap kanan di Afrika Selatan, Afrikaner, pernah berencana membunuh Nelson Mandela, yang kala itu menjadi presiden. Mereka juga berniat menjatuhkan pemerintahan dengan kudeta. Hal itu terungkap dalam persidangan kasus tersebut di Pengadilan Tinggi Pretoria, Kamis, 26 Juli 2012.

Mike du Toit, anggota Boeremag (pasukan Afrikaner), menyusun sebuah dokumen yang digunakan sebagai “cetak biru” revolusi untuk mengusir warga kulit hitam dari Afrika Selatan dan menyusun pemerintahan militer kulit putih.

Bekas dosen itu adalah satu dari 22 terdakwa yang diajukan ke meja hijau. Pengadilan telah berlangsung selama sembilan tahun dengan menghadirkan 200 orang saksi. Bila menggunakan hukum pemerintahan apartheid, du Toit akan menghadapi hukuman mati.

Para saksi mengungkapkan, dalam serangkaian pertemuan, du Toit membahas rencana memancing warga kulit hitam ke perbatasan utara menggunakan makanan sebagai umpan. Namun, setelah itu mereka akan ditembak ketika kudeta berhasil.

Seperti dilansir koran Afrika Selatan, Business Day, polisi menemukan Dokumen 12--yang dikenal sebagai “rencana perang” du Toit--di komputernya setelah polisi menggerebek rumahnya pada Oktober 2001. Dia juga membicarakan pembuatan “pemicu” kudeta dengan meledakkan dam besar, menembak jatuh pesawat Boeing untuk menciptakan “situasi World Trade Center”, membunuh Mandela atau memotong jaringan listrik di kota-kota besar.

“Presiden Nelson Mandela akan dibunuh karena dia masih tampak sebagai tokoh perdamaian,” demikian antara lain isi dokumen itu.

Para saksi juga menceritakan bagaimana du Toit merekrut anggota dari militer, polisi, dan perusahaan listrik Eskom untuk memuluskan rencananya. Tentara pribadi itu, dengan cadangan senjata, bahan bakar diesel, dan satu ton bahan peledak, diinstruksikan merebut pangkalan militer dan stasiun radio utama untuk mengumumkan pengambilalihan pemerintahan.

Namun perekrutan anggota militer itu tak berjalan mulus. Mereka terus diawasi oleh intelijen pemerintah. Saksi dari pemerintah, Kolonel Koos Holtzhausen, berhasil menyusup ke organisasi itu. Ia mengatakan di pengadilan bagaimana du Toit meyakinkan dia bahwa organisasinya mendapat dukungan massal dan rencananya seratus persen akan berhasil.

Saksi lainnya, Willem Grobler, mengatakan para pembangkang itu mengklaim dapat memanggil hingga 450 orang dari pedesaan untuk datang ke Pretoria untuk menembaki warga kulit hitam guna menciptakan kekacauan.

Pada Oktober 2002, du Toit dan sejumlah anggota komplotan Boeremag diduga terlibat dalam sembilan pengeboman di masjid, stasiun kereta api, dan stasiun pengisian bahan bakar di Soweto, yang menewaskan seorang perempuan dan melukai suaminya.

Hakim Eben Jordaan mengatakan dia yakin para saksi dari pemerintah mengatakan yang sebenarnya. “Tidak ada kesimpulan selain terdakwa nomor satu (du Toit) adalah pemain utama yang berencana menjatuhkan pemerintah,” ujarnya.

Mereka didakwa telah berkhianat, membunuh, berusaha membunuh, sabotase, melakukan aksi terorisme, dan memiliki senjata secara ilegal. Enam orang sudah dinyatakan tak bersalah. Selebihnya masih menjalani persidangan.

TELEGRAPH | SAPTO YUNUS

Berita terkait

Ajaib, Jenazah Wanita Afrika Selatan Melahirkan Bayi

22 Januari 2018

Ajaib, Jenazah Wanita Afrika Selatan Melahirkan Bayi

Seorang wanita hamil di Afrika Selatan yang meninggal dunia saat kandungannya berusia 9 bulan dilaporkan melahirkan bayinya 10 hari kemudian.

Baca Selengkapnya

Warga Desa Ini Ketakutan Domba Lahir Bertubuh Mirip Manusia

23 Juni 2017

Warga Desa Ini Ketakutan Domba Lahir Bertubuh Mirip Manusia

Seekor domba lahir dengan tubuh bagian atas mirip manusia sehingga membuat gempar ribuan warga desa Lady Frere di Afrika Selatan.

Baca Selengkapnya

Saham Terguncang, Presiden Afrika Selatan Pecat Menteri Keuangan

31 Maret 2017

Saham Terguncang, Presiden Afrika Selatan Pecat Menteri Keuangan

Di pasar valuta asing, nilai mata uang Rand Afrika Selatan dikabarkan turun hingga lima persen.

Baca Selengkapnya

Ahmed Kathrada, Aktivis Anti-Apartheid Afrika Selatan, Wafat

28 Maret 2017

Ahmed Kathrada, Aktivis Anti-Apartheid Afrika Selatan, Wafat

Aktivis anti-apartheid Afrika Selatan, Ahmed Kathrada, yang pernah dipenjara selama 26 tahun bersama Nelson Mandela, meninggal Selasa pagi, 28 Maret 2017.

Baca Selengkapnya

Atap Rumah Sakit Jebol, Lima Orang Terperangkap Runtuhan

3 Maret 2017

Atap Rumah Sakit Jebol, Lima Orang Terperangkap Runtuhan

Sebanyak 2 pasien, 2 pekerja konstruksi, dan 1 staf rumah sakit berhasil diselamatkan serta hanya luka ringan.

Baca Selengkapnya

Sentimen Anti-Imigran Memanas di Afrika Selatan

28 Februari 2017

Sentimen Anti-Imigran Memanas di Afrika Selatan

Sentimen anti-imigran kembali merebak di Afrika Selatan. Rumah imigran dibakar, terjadi penjarahan hingga ancaman.

Baca Selengkapnya

Nyata dan Sadis, Remaja Ini Dipaksa Masuk Peti Mati, Lalu...  

8 November 2016

Nyata dan Sadis, Remaja Ini Dipaksa Masuk Peti Mati, Lalu...  

Seorang tanpa rasa iba terus menekan tubuh dan kepala remaja dengan menggunakan penutup peti mati.

Baca Selengkapnya

Istri Kaget Lihat 'Anaconda' Suaminya, Bulan Madu pun Batal  

12 Oktober 2016

Istri Kaget Lihat 'Anaconda' Suaminya, Bulan Madu pun Batal  

Seorang wanita yang baru menikah terkejut ketika untuk pertama kali melihat organ intim milik suaminya.

Baca Selengkapnya

Bocah 6 Tahun Tewas Saat Melindungi Ibunya dari Pemerkosa  

20 Agustus 2016

Bocah 6 Tahun Tewas Saat Melindungi Ibunya dari Pemerkosa  

Bocah laki-laki berusia 6 tahun tewas setelah berusaha mencoba menghentikan seorang pria yang akan memperkosa ibunya.

Baca Selengkapnya

Nelson Mandela Napi Paling Terkenal di Dunia, Dibui 27 Tahun

16 Mei 2016

Nelson Mandela Napi Paling Terkenal di Dunia, Dibui 27 Tahun

Nelson Mandela adalah Presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan. Mantan agen CIA mengaku CIA di balik pemenjaraan Mandela selama 27 tahun.

Baca Selengkapnya