TEMPO.CO, Tel Aviv - Uni Eropa menolak permintaan Israel agar Hizbullah dimasukkan daftar hitam sebagai sebuah organisasi teroris. Permintaan Negeri Yahudi itu terkait dengan ledakan mematikan di Bulgaria, pekan lalu, yang menewaskan lima warga Israel. Tel Aviv menuduh organisasi berbasis di Libanon itu sebagai pelakunya.
"Tidak ada konsensus yang memasukkan Hizbullah ke daftar organisasi teroris," kata Menteri Luar Negeri Siprus Erato Kozakou-Marcoullis, yang belum lama ini ditunjuk sebagai Presiden Uni Eropa, 23 Juli 2012.
Israel menuduh Iran dan Hizbullah, organisasi di Libanon, berada di balik ledakan bom bunuh diri, Rabu, 18 Juli 2012, di Bandar Udara Burgas, Laut Hitam, Bulgaria. Ledakan bom yang menghantam bus wisata tersebut menyebabkan lima wisatawan Israel dan sopir bus asal Bulgaria tewas.
Menanggapi keputusan tersebut, Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman, dalam acara jumpa pers seusai mengadakan pembicaraan tahunan dengan Uni Eropa, mengatakan, "Saatnya telah tiba memasukkan Hizbullah ke dalam daftar hitam sebagai organisasi teroris Eropa." Dia menambahkan, "Hal itu akan memberikan sinyal yang baik bagi komunitas internasional dan rakyat Israel."
Namun Kozakou-Marcoullis mengatakan Hizbullah adalah sebuah organisasi yang terdiri dari beberapa partai yang memiliki sayap militer dan aktif dalam percaturan politik Libanon. "Dengan pertimbangan ini dan aspek lainnya, tidak ada konsensus yang menempatkan Hizbullah pada daftar organisasi teroris," katanya. Uni Eropa, imbuhnya, akan mempertimbangkan ini jika ada bukti nyata bahwa Hizbullah telah melakukan aksi teror.
Pada kesempatan bertemu wartawan, Selasa, 24 Juli 2012, Lieberman mengatakan Israel siap melakukan intervensi militer jika ada indikasi Hizbullah memiliki senjata kimia terkait dengan kekerasan di Suriah.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita terkait
UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel
31 Januari 2022
Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel
Baca SelengkapnyaBiro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel
31 Mei 2018
Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.
Baca SelengkapnyaKedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem
29 Agustus 2017
Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.
Baca SelengkapnyaKesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam
26 Agustus 2017
Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.
Baca SelengkapnyaGereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi
15 Agustus 2017
Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.
Baca SelengkapnyaIsrael akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera
7 Agustus 2017
Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.
Baca SelengkapnyaSensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel
26 Juli 2017
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.
Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza
24 Juli 2017
Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.
Baca SelengkapnyaIsrael Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza
14 Mei 2017
Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.
Baca SelengkapnyaBahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel
9 Mei 2017
Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.
Baca Selengkapnya