TEMPO.CO , New York : Lembaga pemeringkat utang, Moody's, menurunkan peringkat utang Jerman dari stabil Aaa menjadi negatif. Peringkat ini cukup mengejutkan, sebab sebelumnya Jerman dianggap sebagai negara di Eropa yang paling terhadap tahan krisis.
Pejabat senior Moody's, Sarah Carlson, mengatakan peringkat tersebut seiring dengan kondisi Eropa yang kian tidak menentu akibat krisis.
“Peringkat ini juga mengingatkan Jerman dan negara lainnya agar meningkatkan dukungan terhadap masalah yang dihadapi. Seperti yang dilakukan Spanyol dan Italia, yang mengatasi defisit mereka,” ujar Sarah seperti dikutip Reuters.
Moody's menilai krisis Yunani bisa mengakibatkan kejutan bagi sektor keuangan zona Euro. Menurut Moody's, peluang zona Euro untuk bangkit masih ada, dengan syarat mereka kompak mendukung Spanyol dan Italia untuk mengatasi masalahnya.
Menanggapi peringkat Moody's, Menteri Keuangan Jerman dalam pernyataan resminya mengatakan negaranya masih menjadi penjaga stabilitas dari 17 negara anggota zona Euro. Karena itu, dia menilai peringkat Moody's hanya menggambarkan risiko jangka pendek.
“Dengan makna kebijakan ekonomi dan keuangan yang solid, Jerman akan mempertahankan status safe haven dan melanjutkan perannya sebagai jangkar zona Euro,” ia memaparkan.
Selain Jerman, Moody's juga memberi peringkat yang sama kepada Belanda dan Luksemburg. Sedangkan Finlandia berada di peringkat Aaa dengan outlook stabil.
Menurut Moody's, Finlandia lolos dari peringkat negatif karena orientasi sistem perbankan yang kecil dan domestik. Selain itu, karena kebijakan anggaran yang konservatif dan terbatasnya jaringan perdagangan dengan negara-negara Eropa lainnya.
Lembaga pemeringkat utang lainnya, Standards & Poors, tetap mempertahankan Jerman di peringkat stabil, tapi negatif bagi Luksemburg, Belanda, dan Finlandia.
REUTERS | ABDUL MALIK
Berita terkait
Kementan-Polri Berkolaborasi Hadapi Tantangan dan Krisis Global
29 Agustus 2023
Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Satgas Pangan Mabes Polri mempererat kerjasama pendataan penggilingan padi dan stok beras sebagai upaya bersama menghadapi tantangan dan krisis global.
Baca SelengkapnyaIndustri Tekstil Masih Tertekan, Menperin: Tapi Sekarang Level Tekanannya Berbeda
10 Mei 2023
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan subsektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mesih tertekan akibat krisis global.
Baca Selengkapnya3 Pernyataan Menko Airlangga Hartarto Seputar Pengesahan UU Cipta Kerja
23 Maret 2023
Menko Airlangga Hartarto ikut menyampaikan pandangan pemerintah atas pengesahan UU Cipta Kerja, berikut 3 pernyataannya
Baca SelengkapnyaSilicon Valley Bank Bangkrut, Jokowi: Semua Negara Tunggu Efek Dominonya
15 Maret 2023
Jokowi menunggu dampak yang ditimbulkan dari bangkrutnya Silicon Valley Bank atau SVB, bank yang mendanai start up di Amerika Serikat, pada Jumat lalu
Baca SelengkapnyaLockdown Ketat di Cina, Apindo: Agak Miris
5 Desember 2022
Apindo khawatir lockdown dapat berpengaruh signifikan terhadap transaksi kerja sama dengan Cina yang nilainya diperkirakan mencapai US$ 135 miliar.
Baca SelengkapnyaJokowi Ingin Inflasi Ditangani seperti Covid-19, Tito: Setiap Minggu Dibahas dan Dievaluasi
5 Desember 2022
Jokowi mengklaim upaya pemerintah mengendalikan inflasi di Tanah Air sudah detail dan cukup berhasil.
Baca SelengkapnyaHadapi Ancaman Krisis Global, Gubernur BI: Hidup adalah Ketidakpastian
5 Desember 2022
BI membeberkan tiga langkah yang akan diambil Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pada masa mendatang.
Baca SelengkapnyaIndef Sebut RI Hadapi Tantangan Kombo di 2023, Krisis Global hingga Tahun Politik
5 Desember 2022
Dari sisi global, Indef melihat tantangan ekonomi Indonesia bermuasal dari krisis karena perang Rusia dan Ukraina yang tak pasti kapan akan berakhir.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Kaum Muda Beruntung Saksikan Respons Negara Hadapi Krisis Global
2 Desember 2022
Dalam kondisi yang serba tak pasti, Sri Mulyani mengatakan generasi muda dapat melihatnya sebagai bekal pada masa mendatang.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Ingatkan Ancaman Krisis Pangan dan Energi 2023
2 Desember 2022
Sri Mulyani melihat potensi memburuknya perekonomian telah bergeser dari ancaman pandemi ke krisis global.
Baca Selengkapnya