Reporter TV Suriah Membelot ke Pemberontak  

Reporter

Editor

Senin, 2 Juli 2012 22:54 WIB

TEMPO.CO , ANKARA- Reporter dan presenter televisi milik penguasa Suriah al-Dunya, Ghatan Sleiba, membelot ke Turki. Pria usia 33 tahun ini tiba di Turki pada Rabu pekan lalu dengan berjalan jauh dari Hassak di timur Suriah menuju Turki.
Sleiba memilih bergabung dengan kelompok pemberontak. Ia mengaku selama tujuh bulan terakhir ia bertugas sebagai intelijen untuk pemberontak anti Presiden Suriah Bashar al Assad. Kini ia berada dalam perlindungan pemberontak.
Slebia diyakini sebagai elit pertama rezim Damaskus yang membelot.’Saya yang pertama dan saya mungkin yang terakhir,” kata Sleiba dalam satu wawancara dengan Guardian di selatan Turki kemarin.
Ia menjelaskan ada sejumlah warga Suriah yang ingin melarikan diri. “Namun masih lebih banyak yang mencintai rezim itu dari hati mereka yang dalam,” ujarnya.
Saat bertugas di al-Dunya, Sleiba ditempatkan di wilayah timur Suriah. Kelompok pemberontak sekarang ini menguasai kawasan timur khususnya di kota-kota besar dan kota-kota di sekitarnya.
Tugasnya bukan melakukan reportase sebagaimana seharusnya seorang reporter. Melainkan hanya sebagai penyambung lidah penguasa. “Saya bertahan selama saya dapat menolong para revolusioner, namun saya tidak dapat bertahan lebih lama lagi,” ujarnya.
Pemilik televisi al-Dunya diantaranya sepupu dari ibu Assad, Rami Makhlouf. Makhlouf termasuk anggota kunci dari orang-orang terdekat Assad. Televisi ini didorong untuk secara resmi menyatakan pemberontakan di Suriah dilakukan oleh barat dan kelompok berkuasa Sunni Arab dengan menggunakan jaringan pemberontak Al Qaidah untuk menjatuhkan penguasa Suriah.
Sebagai reporter, ia pun mewawancarai narasumber. Sebelum wawancara ia biasanya memberikan jawaban atas pertanyaan yang dia ajukan kepada yang diwawancarai. “Jawaban itu dan bahan yang dibicarakan diberikan kepada kami oleh kepala partai Ba’ath di wilayah itu atau oleh divisi keamanan politik.”
Keraguan pertama muncul atas satu peristiwa versi pemerintah sekitar dua bulan setelah pergolakan tepatnya pada Maret tahun lalu. “Banyak dari antara kami tahu kemudian bahwa pergolakan itu bukan mereka melawan teroris. Melainkan mereka yang menuntut hak mereka. Namun saat itu sangat sulit untuk melakukan sesuatu mengenai hal itu. Kami memiliki keluarga dan kami perlu melindungi mereka,” tutur Sleiba.
Pada November lalu untuk pertama kali Sleiba berhubungan dengan Angkatan Bersenjata Pembebasan Suriah, di dekat Hassaka dan di Turki. Dia menjelaskan ke kedua kelompok itu tentang keinginannya untuk melarikan diri. Namun, ia diminta bertahan di tempat kerjanya karena ia lebih berguna bagi mereka jika tetap bertugas di al-Dunya. Sejak itu mereka berkomunikasi lewat Skype tentang rezim dan pergerakan militer.
Sleiba tak luput dari ancaman saat bertugas. Ia dituduh oleh unit intelijen penguasa Suriah di wilayah timur mengirim satu kelompok gangster untuk melumpuhkannya dengan pisau dan merampok uangnya lebih dari US 2.000 lalu menuding pemberontak sebagai pelaku penyerangan terhadap dirinya. Namun, ia mengaku tahu persis pelaku penyerangan terhadap dirinya.
Menjadi pembelot pun tidak mudah baginya. Sleiba membutuhkan pekerjaan saat ini dan ia akui tidak mudah mendapatkan kepercayaan dari orang lain. “Saat saya disini, saya bertemu seseorang dari al-Jazeera dan dia mengatakan saya mata-mata pemerintah dengan masalah kejiwaan. Namun orang akan segera belajar bahwa kebenaran merupakan sesuatu yang powerful dan itu alasan kenapa saya ada di sini.”
GUARDIAN I MARIA RITA

Berita terkait

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

12 Januari 2018

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.

Baca Selengkapnya

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

18 Oktober 2017

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.

Baca Selengkapnya

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

13 Agustus 2017

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal

Baca Selengkapnya

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

31 Juli 2017

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

28 Juli 2017

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

23 Juli 2017

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah

Baca Selengkapnya

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

17 Juli 2017

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.

Baca Selengkapnya

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

15 Juli 2017

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah

Baca Selengkapnya

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

14 Juni 2017

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.

Baca Selengkapnya

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

18 Mei 2017

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.

Baca Selengkapnya