Warga Israel Percaya Holocaust Bisa Terulang  

Reporter

Editor

Senin, 16 April 2012 09:57 WIB

Aktivis sayap kanan membawa bendera Israel di ruang kedatangan di Bandara Internasional Ben Gurion, di dekat Tel Aviv, Israel, Minggu (15/4). REUTERS/Ronen Zvulun

TEMPO.CO , Israel -- Sekitar empat puluh persen warga Israel percaya bahwa Holocaust (tragedi kaum Yahudi di Eropa) bisa terjadi lagi. Tragedi yang dimulai pada Perang Dunia II itu, menurut survei dari Tel Hai Academic College, dipercayai 17 persen responden peluangnya masih sangat tinggi untuk terulang kembali.

Survei tersebut merupakan proyek Departemen Psikologi di kampus yang berlokasi di Galilee atas, provinsi di utara Israel. Survei menunjukkan ketakutan warga Israel atas tragedi yang sudah berlangsung hampir tujuh puluh tahun silam itu.

Selain percaya Holocaust bisa terulang, sekitar 43 persen responden menilai keberadaan negara Israel bisa terancam hancur. Kepala Departemen Psikologi Tel Hai Profesor Shaul Kimhi menguraikan dampak Holocaust terus berlanjut hingga generasi setelah perang Dunia II.

"Situasinya kini sekitar sepertiga warga Israel percaya bahwa Holocaust bukanlah kejadian satu kali, dan bisa terjadi lagi," ujar Kimhi kepada Haaret.com, Senin 16 April 2012. Kondisi itu menurutnya tidak sehat.

Sebab ketakutan Holocaust ditanamkan sejak kecil, sehingga menjadi sesuatu yang irasional. "Tapi kisah itu adalah bagian kebudayaan Yahudi," Kimhi menuturkan. Ketakutan terhadap Holocaust, kata dia, adalah refleksi mendalam dan sentimen budaya yang tidak perlu diubah. Meski demi situasi keamanan Israel atau kondisi diplomatik.

Survei yang digelar Tel Hai Academic College mengambil responden berusia 18-65 tahun. Di Israel, anak berusia 18 tahun wajib mengikuti karya wisata ke tempat Holocaust terjadi di Polandia. Khusus survei pada anak kelas tiga SMA (18 tahun) digelar sebelum dan sesudah perjalanan mereka ke Polandia.

Hasil survei menunjukkan bahwa kunjungan ke Polandia berdampak nyata terhadap para siswa. Mereka semakin percaya kekuatan besar Israel. Sebelum kunjungan, sekitar 43 persen dari 130 siswa tidak percaya bangsa Israel dalam kepunahan. Tapi kemudian angkanya menurun hingga 37 persen setelah kunjungan.

"Mengekspose anak muda ke tempat yang horor selama Holocaust dan membawa mereka kembali ke Israel menunjukkan kepada kawula muda bahwa negara ini adalah negara yang kuat dalam menghadapi bahaya yang mengintai," kata Kimhi.

Secara lebih luas, Kimhi menuturkan, ketika Israel mendapat ancaman dari Iran, Lebanon, dan Hamas, tidak serta merta menimbulkan rasa penyiksaaan bagi masyarakat Israel. "Ancaman itu juga tidak secara langsung melestarikan trauma Holocaust," ujar dia.

DIANING SARI

Berita terkait

Tiga Orang Bertopeng Berusaha Membakar Sinagoga Yahudi di Swedia

11 Desember 2017

Tiga Orang Bertopeng Berusaha Membakar Sinagoga Yahudi di Swedia

Polisi Swedia menangkap tiga orang bertopeng yang berusaha membakar tempat ibadah umat Yahudi atau sinagoga di kota Gothenburg.

Baca Selengkapnya

Israel Minta Warganya Tidak Liburan ke Eropa

15 September 2017

Israel Minta Warganya Tidak Liburan ke Eropa

Pelarangan yang disampaikan oleh Biro Israel itu menjelang musim liburan di negeri tersebut.

Baca Selengkapnya

Hotel di Swiss Picu Amarah Kaum Yahudi dan Pemerintah Israel

17 Agustus 2017

Hotel di Swiss Picu Amarah Kaum Yahudi dan Pemerintah Israel

Papan pemberitahuan di satu hotel di Swiss menimbulkan amarah kaum Yahudi dan pemerintah Israel.

Baca Selengkapnya

Yahudi Venezuela Ramai-ramai Migrasi ke Israel

1 Agustus 2017

Yahudi Venezuela Ramai-ramai Migrasi ke Israel

Pada akhir 2017, lembaga internasional Kristen-Yahudi berharap sekitar 100 imigran Venezuela bisa masuk ke Israel.

Baca Selengkapnya

Yahudi Minta Trump Tidak Data Muslim, Atau Ini yang Terjadi

20 November 2016

Yahudi Minta Trump Tidak Data Muslim, Atau Ini yang Terjadi

Yahudi menolak rencana pendataan muslim di AS. Jika Trump memberlakukannya, tokoh Yahudi terkenal ini akan mendaftarkan diri sebagai muslim.

Baca Selengkapnya

Ultra Nasionalis Yahudi Perpanjang Bebas Wajib Militer

25 November 2015

Ultra Nasionalis Yahudi Perpanjang Bebas Wajib Militer

Kemenangan pihak ultra-ortodoks pendukung PM Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru, Perempuan Yahudi Dilarang Mengemudi  

28 Mei 2015

Aturan Baru, Perempuan Yahudi Dilarang Mengemudi  

"Larangan kejam [dari] kekuasaan dan kontrol semena-mena laki-laki atas perempuan."

Baca Selengkapnya

Jurnalis Ini Rekam Kebencian Warga Prancis terhadap Yahudi

18 Februari 2015

Jurnalis Ini Rekam Kebencian Warga Prancis terhadap Yahudi

Wartawan Yahudi Zvika Klein mengatakan semakin jauh dari tempat wisata, ia menyaksikan tatap penuh kebencian, pernyataan perang, dan permusuhan.

Baca Selengkapnya

Terancam Dibunuh, Yahudi Eropa Diajak Pindah Massal ke Israel

16 Februari 2015

Terancam Dibunuh, Yahudi Eropa Diajak Pindah Massal ke Israel

Netanyahu meminta warga Yahudi pindah pasca-serangan di Denmark dan Paris.

Baca Selengkapnya

Ejek Anak-anak Yahudi, 5 Remaja Australia Ditangkap

8 Agustus 2014

Ejek Anak-anak Yahudi, 5 Remaja Australia Ditangkap

Protes anti-semit meningkat hampir di seluruh penjuru dunia.

Baca Selengkapnya