TEMPO.CO , Israel -- Sekitar empat puluh persen warga Israel percaya bahwa Holocaust (tragedi kaum Yahudi di Eropa) bisa terjadi lagi. Tragedi yang dimulai pada Perang Dunia II itu, menurut survei dari Tel Hai Academic College, dipercayai 17 persen responden peluangnya masih sangat tinggi untuk terulang kembali.
Survei tersebut merupakan proyek Departemen Psikologi di kampus yang berlokasi di Galilee atas, provinsi di utara Israel. Survei menunjukkan ketakutan warga Israel atas tragedi yang sudah berlangsung hampir tujuh puluh tahun silam itu.
Selain percaya Holocaust bisa terulang, sekitar 43 persen responden menilai keberadaan negara Israel bisa terancam hancur. Kepala Departemen Psikologi Tel Hai Profesor Shaul Kimhi menguraikan dampak Holocaust terus berlanjut hingga generasi setelah perang Dunia II.
"Situasinya kini sekitar sepertiga warga Israel percaya bahwa Holocaust bukanlah kejadian satu kali, dan bisa terjadi lagi," ujar Kimhi kepada Haaret.com, Senin 16 April 2012. Kondisi itu menurutnya tidak sehat.
Sebab ketakutan Holocaust ditanamkan sejak kecil, sehingga menjadi sesuatu yang irasional. "Tapi kisah itu adalah bagian kebudayaan Yahudi," Kimhi menuturkan. Ketakutan terhadap Holocaust, kata dia, adalah refleksi mendalam dan sentimen budaya yang tidak perlu diubah. Meski demi situasi keamanan Israel atau kondisi diplomatik.
Survei yang digelar Tel Hai Academic College mengambil responden berusia 18-65 tahun. Di Israel, anak berusia 18 tahun wajib mengikuti karya wisata ke tempat Holocaust terjadi di Polandia. Khusus survei pada anak kelas tiga SMA (18 tahun) digelar sebelum dan sesudah perjalanan mereka ke Polandia.
Hasil survei menunjukkan bahwa kunjungan ke Polandia berdampak nyata terhadap para siswa. Mereka semakin percaya kekuatan besar Israel. Sebelum kunjungan, sekitar 43 persen dari 130 siswa tidak percaya bangsa Israel dalam kepunahan. Tapi kemudian angkanya menurun hingga 37 persen setelah kunjungan.
"Mengekspose anak muda ke tempat yang horor selama Holocaust dan membawa mereka kembali ke Israel menunjukkan kepada kawula muda bahwa negara ini adalah negara yang kuat dalam menghadapi bahaya yang mengintai," kata Kimhi.
Secara lebih luas, Kimhi menuturkan, ketika Israel mendapat ancaman dari Iran, Lebanon, dan Hamas, tidak serta merta menimbulkan rasa penyiksaaan bagi masyarakat Israel. "Ancaman itu juga tidak secara langsung melestarikan trauma Holocaust," ujar dia.
DIANING SARI
Berita terkait
Tiga Orang Bertopeng Berusaha Membakar Sinagoga Yahudi di Swedia
11 Desember 2017
Polisi Swedia menangkap tiga orang bertopeng yang berusaha membakar tempat ibadah umat Yahudi atau sinagoga di kota Gothenburg.
Baca SelengkapnyaIsrael Minta Warganya Tidak Liburan ke Eropa
15 September 2017
Pelarangan yang disampaikan oleh Biro Israel itu menjelang musim liburan di negeri tersebut.
Baca SelengkapnyaHotel di Swiss Picu Amarah Kaum Yahudi dan Pemerintah Israel
17 Agustus 2017
Papan pemberitahuan di satu hotel di Swiss menimbulkan amarah kaum Yahudi dan pemerintah Israel.
Baca SelengkapnyaYahudi Venezuela Ramai-ramai Migrasi ke Israel
1 Agustus 2017
Pada akhir 2017, lembaga internasional Kristen-Yahudi berharap sekitar 100 imigran Venezuela bisa masuk ke Israel.
Baca SelengkapnyaYahudi Minta Trump Tidak Data Muslim, Atau Ini yang Terjadi
20 November 2016
Yahudi menolak rencana pendataan muslim di AS. Jika Trump memberlakukannya, tokoh Yahudi terkenal ini akan mendaftarkan diri sebagai muslim.
Baca SelengkapnyaUltra Nasionalis Yahudi Perpanjang Bebas Wajib Militer
25 November 2015
Kemenangan pihak ultra-ortodoks pendukung PM Netanyahu.
Baca SelengkapnyaAturan Baru, Perempuan Yahudi Dilarang Mengemudi
28 Mei 2015
"Larangan kejam [dari] kekuasaan dan kontrol semena-mena laki-laki atas perempuan."
Baca SelengkapnyaJurnalis Ini Rekam Kebencian Warga Prancis terhadap Yahudi
18 Februari 2015
Wartawan Yahudi Zvika Klein mengatakan semakin jauh dari tempat wisata, ia menyaksikan tatap penuh kebencian, pernyataan perang, dan permusuhan.
Baca SelengkapnyaTerancam Dibunuh, Yahudi Eropa Diajak Pindah Massal ke Israel
16 Februari 2015
Netanyahu meminta warga Yahudi pindah pasca-serangan di Denmark dan Paris.
Baca SelengkapnyaEjek Anak-anak Yahudi, 5 Remaja Australia Ditangkap
8 Agustus 2014
Protes anti-semit meningkat hampir di seluruh penjuru dunia.
Baca Selengkapnya