Pejabat Israel Terpecah Sikapi Nuklir Iran?

Reporter

Editor

Jumat, 24 Februari 2012 07:58 WIB

Shimon Peres. AP/Markus Schreiber

TEMPO.CO , Tel Aviv - Dalam penyikapan terhadap Israel, suara petinggi Israel tidak bulat. Kemarin, Menteri Pertahanan Ehud Barak mengecam keras Presiden Shimon Peres, setelah sebuah laporan Haaretz mengungkapkan bahwa Peres diperkirakan akan memberitahu Presiden AS Barack Obama bahwa ia tidak percaya Israel harus menyerang Iran dalam waktu dekat.

Kedua presiden akan bertemu di Washington, DC, pada hari Minggu 4 Maret.

"Dengan segala hormat bagi pejabat dari masa lampau dan sekarang, yang ada saat ini adalah hanya satu pemerintah di Israel dan Amerika Serikat juga memahaminya," kata Barak sinis. "Pada akhirnya, ada sebuah pemerintahan yang terpilih yang membuat keputusan dan itu adalah tanggung jawabnya."

Kritik tajam Barak itu mengacu kepada perilaku Peres pada awal tahun 1980 ketika Israel menyerang reaktor nuklir Irak di Osirak. Saat itu, Menachem Begin adalah perdana menteri. "Ini adalah Shimon Peres yang sama pada tahun 1981 yang menentang pemboman reaktor di Irak," kata Barak.

"Peres menyatakan kemudian bahwa Begin memimpin kita untuk holocaust, dan ada pihak yang menyatakan bahwa, sampai hari ini, Peres menganggap serangan terhadap reaktor adalah sebuah kesalahan," tambahnya.

Ia menyatakan, Irak saat itu memiliki tiga bom atom. Ia menyatakan, tanpa penyerangan saat itu, bisa dibayangkan apa yang terjadi ketika AS menyerang Irak yang kemudian menjatuhkan rezim Sadam Hussein beberapa tahun lalu. "Seperti kata orang Amerika, dia sudah mulai rabun," katanya.

Ketegangan antara kedua telah mendidih selama lebih dari setahun pada masalah Iran, sejauh masa jabatan mantan Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel, Gabi Ashkenazi. Dia - yang menentang serangan terhadap Iran - dianggap mendukung Peres dan berlawanan dengan Barak.

Sumber yang dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan ia terkejut membaca komentar Peres di koran. Mereka menyebut komentar-komentar itu sangat mengganggu, dan menambahkan bahwa meskipun presiden memiliki hak untuk mengekspresikan pendapat, akhirnya hanya ada satu perdana menteri di Israel, dan dia orang yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan.

Peres dan Netanyahu dijadwalkan bertemu hari ini, yang akan memberikan mereka kesempatan untuk membahas masalah tersebut.


TRIP B | HAARETZ

Berita terkait

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

31 Januari 2022

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel

Baca Selengkapnya

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

31 Mei 2018

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

29 Agustus 2017

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.

Baca Selengkapnya

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

26 Agustus 2017

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.

Baca Selengkapnya

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

15 Agustus 2017

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.

Baca Selengkapnya

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

7 Agustus 2017

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.

Baca Selengkapnya

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

26 Juli 2017

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.

Baca Selengkapnya

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

24 Juli 2017

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

14 Mei 2017

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.

Baca Selengkapnya

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

9 Mei 2017

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.

Baca Selengkapnya