TEMPO Interaktif, Paris - Demi mempertahankan keyakinan, Hind Ahmas dan Najate Nait Ali tak punya pilihan selain menantang Presiden Prancis Nicolas Sarkozy. Keputusan sulit ini dibuat setelah kedua perempuan muslim itu dinyatakan bersalah dan harus membayar denda gara-gara tetap menggunakan cadar.
Ahmas, 32 tahun, dan Nait Ali, 36 tahun, masing-masing didenda 120 euro dan 80 euro karena menggunakan cadar saat memprotes larangan penggunaan cadar yang dibuat Presiden Sarkozy, Mei lalu. Selain denda, keduanya dituntut dikirim ke kursus "pelatihan warga". Tapi tuntutan terakhir ditolak hakim Pengadilan Meaux di pinggiran Paris.
Namun, baik Ahmas maupun Nait Ali, menolak hukuman tersebut. Keduanya mengatakan akan membawa kasus ini ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa dan akan melawan Presiden Sarkozy atas pembentukan undang-undang larangan bercadar di tempat umum.
Sebelum sidang, Ahmas mengatakan bahwa ia berharap hukuman denda itu benar-benar diberlakukan agar ia dapat menentangnya. "Tanpa pelaksanaan, saya tidak dapat melakukan tindakan lebih lanjut. Jika memang benar-benar ada denda, saya dapat membawanya ke Pengadilan HAM Eropa. Ini penting bahwa ada sanksi," kata ibu tiga anak yang sudah bercerai dengan suaminya itu.
Putusan pengadilan terhadap kedua perempuan itu merupakan kasus pertama di Prancis, sejak undang-undang larangan bercadar diperkenalkan pada April lalu. Selain keduanya, masih ada 89 perempuan lainnya yang akan mendapat hukuman serupa.
Ahmas sendiri menggunakan cadar sejak enam tahun lalu, ketika berstatus perempuan lajang berpendidikan. Keputusan Ahmas bukan karena desakan orang tua, melainkan pilihan sendiri, karena orang tuanya pun bukan muslim yang menjalankan agama dengan ketat. Seperti perempuan lainnya di Prancis, Ahmas mengaku pernah menggunakan rok mini dan suka ke pesta sebelum memutuskan bercadar.
Menurut beberapa kelompok muslim, sejak Prancis memberlakukan undang-undang larangan bercadar, sejak itu pula sejumlah perempuan mengalami kekerasan, baik melalui kata-kata maupun fisik, oleh warga lainnya. Karena alasan ini pula, seorang perempuan pemakai cadar berkedudukan tinggi, Kenza Drider, mengatakan akan bertarung dalam pemilihan presiden 2012.
BBC | DAILY MAIL | SUNARIAH
Berita terkait
Anak Penderita Lumpuh Sekarat Digigit Tikus, 225 Luka Ditemukan
10 September 2017
Pengalaman tragis seorang anak yang menderita lumpuh dikeroyok tikus hingga ditemukan 225 luka di tubuhnya.
Baca SelengkapnyaParis Pertama Kali Sediakan Taman Bersantai untuk Kaum Nudis
31 Agustus 2017
Kota Paris untuk pertama kali membuat ruang bersantai kaum nudis, orang-orang yang hidup tanpa busana atau telanjang, di taman Bois de Vincennes.
Baca SelengkapnyaMobil Menyeruduk Halte Bus di Marseille, Prancis Tewaskan 1 Orang
21 Agustus 2017
Seorang pria dengan mengendarai mobil curian menyeruduk halte bus di Marseille, Prancis pagi hari ini yang menewaskan satu wanita.
Baca SelengkapnyaPrancis Tangkap Seorang Pria Terduga Penabrak 6 Tentara
10 Agustus 2017
Perdana Menteri Edouard Philippe menegaskan bahwa orang yang ditangkap adalah orang yang sama yang melakukan serangan tersebut
Baca SelengkapnyaWarga Prancis Tolak Status Ibu Negara untuk Istri Emmanuel Macron
8 Agustus 2017
Petisi penolakan menuntut agar tidak ada dana publik yang disisihkan untuk posisi ibu negara bagi Briggite, istri Emmanuel Macron
Baca SelengkapnyaBerselisih Dengan Macron, Panglima Militer Prancis Mundur
20 Juli 2017
Panglima militer Prancis mengumumkan pengunduran dirinya setelah dikecam Presiden Emmanuel Macron karena memprotes pemotongan anggaran militer
Baca SelengkapnyaIstri Emmanuel Macron Buktikan Kalau Umur itu Sekadar Angka
10 Juli 2017
Penampilan istri Presiden Prancis Emmanuel Macron, Brigitte Macron memilih busana yang membuatnya tampak lebih muda dan enegik.
Baca SelengkapnyaSopir Bus di Prancis Kenakan Rok Hadapi Cuaca Panas Esktrem
23 Juni 2017
Sopir bus di Prancis mulai mengenakan rok untuk menghadapi suhu yang panas ekstrem.
Baca SelengkapnyaRibuan Warga Paris Sambut Presiden Macron di Arc de Triomphe
14 Mei 2017
Ribuan warga Prancis memadati Jalan Champ Elysee untuk menyaksikan presiden baru Emmanuel Macron, yang akan menuju monumen Arc de Triomphe, Paris.
Baca SelengkapnyaMacron Dilantik Jadi Presiden Prancis, Paris Dijaga Ketat
14 Mei 2017
Selama Hollande memerintah lima tahun, pertumbuhan ekonomi Prancis lamban.
Baca Selengkapnya