Upin dan Ipin pun Ikut Perayaan Kemerdekaan Malaysia
Reporter
Editor
Jumat, 16 September 2011 09:50 WIB
indowebster.com
TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur - Perayaan Hari Kemerdekaan Malaysia ke-54 tahun ini disatukan dengan Hari Malaysia. Hari kemerdekaan negeri jiran itu seharusnya berlangsung 31 Agustus 2011 lalu. Namun, berhubung tanggal itu bertepatan dengan hari kedua Idul Fitri, maka perayaan diadakan Jumat, 16 September 2011 ini.
Ini adalah kali ketiga dua perayaan itu disatukan. Perayaan Hari Malaysia menandai bergabungnya Negeri Sabah dan Serawak ke dalam Kerajaan Malaysia pada 16 September 1963.
Digelar di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur, pagi ini perayaan berlangsung meriah. Perkiraan Kementerian Penerangan Malaysia, jumlah peserta upacara akan mencapai 100 ribu orang. Namun, dalam pantauan Tempo Jumat pagi ini, jumlah yang hadir ditaksir kurang dari jumlah itu.
Selain upacara, digelar pula arak-arakan. Ikut dalam arak-arakan dengan mobil terbuka, juara bulutangkis All England Lee Chong Wei. Bahkan, boneka Upin dan Ipin juga ikut .
Di panggung kehormatan tampak bekas Perdana Menteri Datuk Tun Mahathir Mohamad. Mantan perdana menteri Abdullah Badawi sampai saat ini belum terlihat hadir.
Hadir pula Yang Dipertuan Agung Tuanku Mizan Zainal Abidin, raja termuda dari Negeri Terengganu yang usianya baru 49 tahun, yang segera berganti dengan raja dari negeri yang lain. Mizan Zainal Abidin adalah Sultan Terengganu ke-17 dan Yang Dipertuan Agung ke-13 Kerajaan Malaysia.
Dataran Merdeka adalah saksi sejarah penurunan bendera Inggris pada lewat tengah malam menjelang 31 Agustus 1957. Bendera Kerajaan Malaysia "Jalur Gemilang" resmi menggantikan Union Jack, bendera Inggris. Peristiwa itu disaksikan Perdana Menteri Tunku Abdul Rahman.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.