Wawancara TEMPO dengan Koordinator Operasi Tim Stabilisasi Libya  

Reporter

Editor

Senin, 12 September 2011 09:28 WIB

TEMPO Interaktif, Tempo sempat terkejut saat ia merespons perkenalan diri dengan bahasa Indonesia yang fasih. "Apa kabar?" dia bertanya, lalu tersenyum, setelah selesai berbincang di telepon di depan Hotel Corinthia, Tripoli, Sabtu lalu. Rupanya Dr. Arif Nayid, Koordinator Operasi Tim Stabilisasi Libya, pernah bertugas di Malaysia. Jabatan terakhirnya pada era Muammar Qadhafi adalah Duta Besar Libya buat Uni Emirat Arab.

Setelah pecah revolusi, Nayid ditunjuk sebagai Koordinator Operasi Tim Stabilisasi Libya. Ia bertanggung jawab mengkoordinasi semua menteri di bawah otoritas Perdana Menteri Mahmud Jibril dalam program stabilisasi pascakonflik. Ia mengakui semua persiapan dan proses ke arah itu sudah berjalan. Apalagi, menurut dia, Qadhafi sudah makin terdesak dan bakal segera tamat.

Wawancara berlangsung di sebuah ruangan di Hotel Corinthia setelah Nayid selesai salat Asar. Berikut ini penuturan Dr. Arif Nayid kepada Faisal Assegaf dari Tempo.

Apa masalah terbesar yang akan dihadapi pascakonflik?
Saya pikir bukan masalah terbesar yang bakal kami hadapi, melainkan ambisi paling besar kami untuk menciptakan Libya sebagai sebuah negara yang damai, harmonis, dan saling mengasihi di antara rakyatnya. Untuk mewujudkan ini semua, kami perlu memusnahkan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakstabilan.

Pertama, kami akan memusatkan perhatian pada faktor destabilisasi manusia, yaitu menyediakan fasilitas lengkap buat rumah sakit, memastikan korban cidera mendapat perawatan tepat, menyediakan fasilitas air bersih dan makanan. Pada prinsipnya, kami akan memenuhi kebutuhan dasar penduduk, listrik, dan bahan bakar. Saat ini kami akan mencapai stabilitas pada faktor itu di Tripoli dan beberapa kota penting lainnya.

Untuk mencapai stabilisasi dalam jangka panjang, perlu ada rekonsiliasi nasional untuk mendidik rakyat mengenai perdamaian, saling menghormati, dan demokrasi, memulai proses demokratisasi untuk menggelar pemilihan umum, mengenalkan kampanye kepada rakyat. Jadi, masih perlu waktu panjang.

Jika Qadhafi dan keluarganya berhasil mendapatkan suaka, apakah itu menjadi salah satu faktor destabilisasi buat Libya?
Tentu saja, selama Qadhafi masih bebas, ia merupakan faktor destabilisasi. Ia bisa menggunakan semua sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan ketidakstabilan di negara ini. Namun, ancaman dari dia makin berkurang karena ada konsensus mutlak di antara rakyat Libya untuk kebebasan dan demokrasi. Mereka tidak menginginkan lagi Qadhafi. Ia sudah benar-benar tamat.

Tentu saja akan lebih baik jika ia dapat diadili dan lebih mudah karena lebih mudah menangani sesuatu yang membahayakan di dalam dan di luar negara ini. Kami berharap ia segera diadili lantaran ada banyak keluarga yang anggota mereka tewas dan cidera di tangan Qadhafi menuntut keadilan. Kami akan mengadili dia secara adil sesuai dengan prosedur dan memberi keadilan bagi mereka yang berhak mendapatkan itu.

Bagaimana Anda melihat kemungkinan hubungan antara bekas pengikut Qadhafi dan rakyat Libya lainnya?
Saya pikir kebanyakan orang bertempur buat Qadhafi karena takut. Ia telah menembak siapa saja yang menolak perintahnya. Ketika kami memasuki kota-kota yang tadinya dikuasai pihak Qadhafi, kami menyaksikan penduduk kota yang bersangkutan ikut membantu proses pembebasan. Mereka sebenarnya setia terhadap Libya dan bukan kepada Qadhafi.

Sebagian besar warga sipil kini memiliki senjata. Bagaimana Anda menangani masalah ini?
Masalah ini memang aneh karena ada distribusi senjata secara massal kepada warga sipil. Mereka tetap menyimpan senjata itu karena khawatir warga lain yang memiliki senjata akan menyerang. Kami memiliki program untuk mendata semua senjata yang berada di tangan penduduk sipil dan nantinya harus diserahkan kepada pemerintah. Kami akan menyimpan semuanya dan akan digunakan jika ada masalah keamanan.

Kapan pemilihan umum akan digelar?
Kami tetap berkomitmen pada pengumuman yang sudah disampaikan Ketua NTC Mustafa Abdul Jalil. Kami sedang mempersiapkan semua itu dan mungkin pekan depan agenda menuju pemilu akan diumumkan.

Jadi, delapan bulan lagi?
Ya.



Berita terkait

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

10 September 2018

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

Sejumlah pria bersenjata menyerang kantor pusat perusaahan minyak nasional Libya, NOC, di Tripoli, Senin 10 September 2018.

Baca Selengkapnya

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

18 Mei 2018

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

Trump mengatakan penyelesaian denuklirisasi Korea Utara tidak akan menggunakan model Libya, seperti disuarakan penasehat Keamanan AS, John Bolton.

Baca Selengkapnya

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

11 Juni 2017

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

Saif al-Islam, putra kedua Muamar Khadafidiktator Libya yang telah dijungkalkan, dilaporkan bebas dari penjara.

Baca Selengkapnya

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

28 Februari 2017

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

Staf kesehatan Filipina bekerja di rumah sakit utama di Sirte, Libya, yang digunakan ISIS untuk mengobati militan yang terluka.

Baca Selengkapnya

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

22 Februari 2017

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

Kemungkinan masih ada korban yang tenggelam ke dalam laut.

Baca Selengkapnya

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

5 Februari 2017

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

Di antara pengungsi yang berada di perahu tersebut berasal dari Suriah, Tunisia, Libya, dan wilayah otoritas Palestina.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

21 November 2016

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

Keluarga siswa SMA yang menjadi korban serangan monyet yang dilepaskan tiga pemuda, membalas dendam hingga terjadi perang suku di Shaba,Libya.

Baca Selengkapnya

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

3 Oktober 2016

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

"Mayat Oerlemans dibawa ke rumah sakit Misrata, 200 kilometer sebelah barat Sirte."

Baca Selengkapnya

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

17 Agustus 2016

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

"Distrik Dua berhasil dibebaskan," kata Reda Issa, juru bicara pasukan pro-pemerintah, kepada kantor berita Reuters.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

2 Agustus 2016

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

Menurut keterangan Pentagon, serangan udara yang dilancarkan pada Senin kemarin untuk menjawab permintaan Otoritas Pemerintah Nasional (GNA).

Baca Selengkapnya