TEMPO Interaktif, Tripoli - Pemimpin pemberontak Libya memberikan tenggat negosiasi kepada kubu Muammar Qadhafi. Jika hingga Sabtu 3 September 2011 pasukan yang setia kepada Qadhafi tidak menyerah, para pemberontak akan mengempur tempat persembunyian Muammar Qadhafi.
Para pemberontak itu berencana bergerak ke arah selatan dan tenggara Tripoli. Terutama ke Kota Bani Walid dan Sabha, kawasan yang dikenal kantong pendukung Qadhafi.
Ketua National Transitional Council atau Dewan Transisi Nasional Mustafa Abdul Jalil mengatakan kubu oposisi tak lagi bisa menunggu kesediaan pendukung Qadhafi untuk berkompromi.
“Kami bisa bertindak tegas dan mengakhiri semua ini dengan cara-cara militer,” kata Abdul Jalil, Rabu 31 Agustus 2011. “Kami tidak ingin berbuat demikian. Tapi kami tak bisa menunggu lebih lama.”
Lokasi persembunyian Qadhafi sendiri hingga saat ini belum dapat dipastikan. Kuat dugaan pemimpin otoriter tersebut tengah bersembunyi di Kota Sabha. Jaraknya sekitar 769 kilometer dari selatan Tripoli. Di masa lalu Qadhafi menjadikan tempat ini sebagai pos persiapan untuk menyambut tamu asing.
Ada juga dugaan yang menyebut Qadhafi tengah bersembunyi di Sirte, kota kelahiran Qadhafi. Sama seperti Sirte, Sabha adalah salah satu sisa tempat di Libya yang masih dikuasai pasukan pro-Qadhafi. Kota Sabha ataupun Bani Walid merupakan kota yang strategis. Oposisi menyebut kota ini berperan penting dalam mengatur suplai air dan minyak.
Di Kota Sirte pasukan pendukung Qadhafi mengungsi setelah kalah menghadapi gempuran di Tripoli. Oposisi melihat kota ini sebagai kota yang penting untuk ditaklukkan. Sebab, jika kota ini jatuh ke tangan pemberontak, mereka dapat mengamankan persediaan air dan minyak.
Sama dengan Tripoli, Kota Sirte terletak di tepi Laut Mediterania. Jaraknya sekitar 450 kilometer ke arah timur Tripoli.
“Jika kita hendak menyatukan seluruh negara, dan jika kita hendak mendeklarasikan bahwa perang sudah berakhir, kita harus membebaskan Sirte,” kata Menteri Dalam Negeri Dewan Transisi, Mustafa Sagazly. “Jika tidak, perang tidak akan pernah berhenti,” ujarnya.
Sagazly mengatakan saat ini oposisi tengah melakukan negosiasi dengan pimpinan suku di Kota Sirte. Namun oposisi tak dapat melakukannya dengan pimpinan pendukung Qhadafi lantaran mereka menolak negosiasi dengan pemberontak. Jika negosiasi di Sirte tak membuahkan hasil, oposisi akan bergerak menggempur Sabha dan Bani Walid.
WASHINGTON POST | ANANDA BADUDU
Berita terkait
Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas
10 September 2018
Sejumlah pria bersenjata menyerang kantor pusat perusaahan minyak nasional Libya, NOC, di Tripoli, Senin 10 September 2018.
Baca SelengkapnyaTrump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara
18 Mei 2018
Trump mengatakan penyelesaian denuklirisasi Korea Utara tidak akan menggunakan model Libya, seperti disuarakan penasehat Keamanan AS, John Bolton.
Baca SelengkapnyaSempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan
11 Juni 2017
Saif al-Islam, putra kedua Muamar Khadafidiktator Libya yang telah dijungkalkan, dilaporkan bebas dari penjara.
Baca SelengkapnyaISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya
28 Februari 2017
Staf kesehatan Filipina bekerja di rumah sakit utama di Sirte, Libya, yang digunakan ISIS untuk mengobati militan yang terluka.
Baca SelengkapnyaBulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya
22 Februari 2017
Kemungkinan masih ada korban yang tenggelam ke dalam laut.
Baca SelengkapnyaLibya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa
5 Februari 2017
Di antara pengungsi yang berada di perahu tersebut berasal dari Suriah, Tunisia, Libya, dan wilayah otoritas Palestina.
Baca SelengkapnyaGara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas
21 November 2016
Keluarga siswa SMA yang menjadi korban serangan monyet yang dilepaskan tiga pemuda, membalas dendam hingga terjadi perang suku di Shaba,Libya.
Baca SelengkapnyaTragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper
3 Oktober 2016
"Mayat Oerlemans dibawa ke rumah sakit Misrata, 200 kilometer sebelah barat Sirte."
Baca SelengkapnyaLibya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS
17 Agustus 2016
"Distrik Dua berhasil dibebaskan," kata Reda Issa, juru bicara pasukan pro-pemerintah, kepada kantor berita Reuters.
Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya
2 Agustus 2016
Menurut keterangan Pentagon, serangan udara yang dilancarkan pada Senin kemarin untuk menjawab permintaan Otoritas Pemerintah Nasional (GNA).
Baca Selengkapnya