Qadhafi Siap Mati

Reporter

Editor

Kamis, 9 Juni 2011 07:17 WIB

Muammar Qadhafi. REUTERS/Zohra Bensemra

TEMPO Interaktif, Tripoli - Barat rupanya sudah benar-benar murka kepada Kolonel Muammar Qadhafi. Jet-jet tempur Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) kemarin telah melancarkan lebih dari 50 gempuran udara saban setengah jam ke ibu kota Tripoli. Serangan siang dan malam itu membuat Tripoli babak belur. Gedung-gedung luluh lantak. Asap hitam membubung tinggi ke angkasa.


"Sejak 31 Maret lalu sudah lebih dari 10 ribu serangan udara kami lancarkan," ujar Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague. Kemarin saja, tercatat lebih dari 60 misil menghantam Tripoli. Serangan ini menewaskan 31 jiwa, dari warga tentara hingga rakyat sipil. "Kami terus meningkatkan tempo serangan."


Namun, Pemimpin Libya itu tak ciut nyali. "Kami cuma punya satu pilihan. Bertahan!" ujar Sang Kolonel, yang baru saja berulang tahun ke-69. "Menang atau mati itu bukan persoalan." Dalam pidatonya di televisi nasional, Kolonel Qadhafi tak lupa mewanti-wanti bahwa ia tidak akan tunduk dan menyerah. "Kami lebih kuat dari misil-misil Anda. Jet-jet tempur Anda."


Juru bicara Pemerintah Libya, Moussa Ibrahim, menuding NATO telah hilang akal. Ia mengatakan tak satu pun utusan dari negara-negara anggota NATO, seperti Inggris, Prancis, atau Amerika Serikat, yang datang mengajak berunding pemerintah sejak krisis mulai pecah. "Tak satu pun dari negara-negara yang membombardir kami itu datang," katanya.


Padahal, menurut Moussa, pemerintahnya senantiasa terbuka untuk berunding, berdamai, dan menggelar pemilihan umum. "Ini, kan, aneh!" ujarnya. Libya pun telah mengutus Menteri Luar Negeri Libya, Abdul Ati Al-Obeidi, ke Cina beberapa hari setelah Beijing menemui kelompok pemberontak, Dewan Transisi Nasional. Obeidi diminta melobi Cina.


Advertising
Advertising

"Kami akan memusatkan pembicaraan pada upaya mencari solusi damai," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hong Lei. Adapun International Crisis Group (ICG), organisasi nonprofit yang mengedepankan perdamaian, menyayangkan aksi kelompok pemberontak dan NATO yang tak bersedia menggelar gencatan senjata selekas mungkin.


"Sepertinya mereka ini tak tertarik untuk menyelesaikan konflik lewat jalur perundingan," kata Ketua ICG, Louise Arbour. "Meminta Kolonel Qadhafi mundur dan mendakwanya dengan tuduhan melakukan kejahatan perang sama saja membiarkan konflik ini kian berkepanjangan." Sebab, kata Arbour, dua tuntutan itu membuat Qadhafi merasa terpojok.


| WASHINGTONPOST | DAILYMAIL | REUTERS | ANDREE PRIYANTO

Berita terkait

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

10 September 2018

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

Sejumlah pria bersenjata menyerang kantor pusat perusaahan minyak nasional Libya, NOC, di Tripoli, Senin 10 September 2018.

Baca Selengkapnya

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

18 Mei 2018

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

Trump mengatakan penyelesaian denuklirisasi Korea Utara tidak akan menggunakan model Libya, seperti disuarakan penasehat Keamanan AS, John Bolton.

Baca Selengkapnya

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

11 Juni 2017

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

Saif al-Islam, putra kedua Muamar Khadafidiktator Libya yang telah dijungkalkan, dilaporkan bebas dari penjara.

Baca Selengkapnya

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

28 Februari 2017

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

Staf kesehatan Filipina bekerja di rumah sakit utama di Sirte, Libya, yang digunakan ISIS untuk mengobati militan yang terluka.

Baca Selengkapnya

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

22 Februari 2017

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

Kemungkinan masih ada korban yang tenggelam ke dalam laut.

Baca Selengkapnya

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

5 Februari 2017

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

Di antara pengungsi yang berada di perahu tersebut berasal dari Suriah, Tunisia, Libya, dan wilayah otoritas Palestina.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

21 November 2016

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

Keluarga siswa SMA yang menjadi korban serangan monyet yang dilepaskan tiga pemuda, membalas dendam hingga terjadi perang suku di Shaba,Libya.

Baca Selengkapnya

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

3 Oktober 2016

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

"Mayat Oerlemans dibawa ke rumah sakit Misrata, 200 kilometer sebelah barat Sirte."

Baca Selengkapnya

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

17 Agustus 2016

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

"Distrik Dua berhasil dibebaskan," kata Reda Issa, juru bicara pasukan pro-pemerintah, kepada kantor berita Reuters.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

2 Agustus 2016

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

Menurut keterangan Pentagon, serangan udara yang dilancarkan pada Senin kemarin untuk menjawab permintaan Otoritas Pemerintah Nasional (GNA).

Baca Selengkapnya