Bahrain Mulai Tenang, Oposisi Butuh Konstitusi Baru

Reporter

Editor

Kamis, 17 Februari 2011 07:36 WIB

Putra Mahkota Bahrain, Pangeran Salman bin Hamad al-Khalifa. REUTERS/Hamad I Mohammed
TEMPO Interaktif,Manama - Otoritas di Bahrain mulai mencoba menenangkan para pengunjuk rasa di jalanan, Kamis, setelah mereka selama tiga hari protes atas kematian rekannya. Oposisi menuntut perbaikan konstitusi yang lebih demokratis.

Sebelumnya, ribuan demonstran dari kelompok Shia berunjuk rasa di jalanan dan Lapangan Mutiara, terletak di persimpanganan jalan ibu kota. Unjuk rasa itu terinspirasi oleh gerakan masif rakyat Tunisia dan Mesir sehingga berhasil menjatuhkan kedua pemerintahan.

Gerakan ini didukung pula oleh partai oposisi terbesar dari kubu Shia, Wefaq, yang menuntut amandemen konstitusi sehingga Bahrain menuju negara yang lebih demokratis.

"Kami tidak akan membentuk negara agama, kami butuh demokrasi, agar pusat kekuasaan negara diberikan kepada rakyat. Oleh sebab itu, perlu ada konstitusi baru," ujar sekretaris jenderal partai, Sheikh Ali Salman, dalam acara jumpa pers.

Saat ini, kepemimpinan Bahrain dikontrol oleh keluarga beraliran Suni, Khalifa bin Salman al-Khalifa. Dia menjadi perdana menteri sejak Bahrain menjadi negara modern pada 1971. Hampir seluruh anggota parlemen masih memiliki hubungan keluarga. Sehingga partai oposisi Wefaq kerap walkout saat persidangan. Kali ini Wefaq menuntut agar perdana menteri Bahrain dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum.

"Rakyat ingin rezim ini jatuh," kalimat yang sering diteriakkan para demonstran di jalanan dan mendapatkan dukungan dari kelompok Shia.

REUTERS | CA

Berita terkait

Hasil Formula 1 GP Bahrain: Lewis Hamilton Juara, Max Verstappen Finis ke-2

29 Maret 2021

Hasil Formula 1 GP Bahrain: Lewis Hamilton Juara, Max Verstappen Finis ke-2

Lewis Hamilton mengklaim kemenangan seri perdana Formula 1 musim 2021 setelah tampil brilian menahan gempuran Max Verstappen.

Baca Selengkapnya

Pengganti Lewis Hamilton, Mercedes Siapkan George Russell dan Stoffel Vandoorne

2 Desember 2020

Pengganti Lewis Hamilton, Mercedes Siapkan George Russell dan Stoffel Vandoorne

Lewis Hamilton dinyatakan positif Covid-19. Mercedes mempertimbangkan pengganti untuk balapan kedua Formula 1 GP Bahrain.

Baca Selengkapnya

Cerita Romain Grosjean Lolos dari Maut Kecelakaan Formula 1 GP Bahrain

2 Desember 2020

Cerita Romain Grosjean Lolos dari Maut Kecelakaan Formula 1 GP Bahrain

Romain Grosjean mengalami luka bakar di tangan usai kecelakaan Formula 1 GP Bahrain, akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

FIA dan Formula 1 Mulai Penyelidikan Insiden Kecelakaan Romain Grosjean

1 Desember 2020

FIA dan Formula 1 Mulai Penyelidikan Insiden Kecelakaan Romain Grosjean

FIA dan Formula 1 menyelidiki insiden kecelakaan yang dialami pembalap Haas Romain Grosjean di GP Bahrain, akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Dianggap Ilegal, Bahrain Tahan Empat Jurnalis AS

16 Februari 2016

Dianggap Ilegal, Bahrain Tahan Empat Jurnalis AS

Keempatnya melakukan liputan unjuk rasa di Bahrain.

Baca Selengkapnya

Menyusul Arab Saudi, Bahrain Putuskan Hubungan dengan Iran  

4 Januari 2016

Menyusul Arab Saudi, Bahrain Putuskan Hubungan dengan Iran  

Bahrain meminta para diplomat Iran meninggalkan negara itu dalam tempo 48 jam.

Baca Selengkapnya

Dianggap Campur Tangan, Bahrain Tarik Dubesnya dari Iran

2 Oktober 2015

Dianggap Campur Tangan, Bahrain Tarik Dubesnya dari Iran

Bahrain bependuduk mayoritas muslim Syiah.

Baca Selengkapnya

Temui Oposisi Syiah, Bahrain Usir Diplomat AS  

8 Juli 2014

Temui Oposisi Syiah, Bahrain Usir Diplomat AS  

Tom Malinowski yang tengah berada di Bahrain diam-diam bertemu
kelompok oposisi Syiah Bahrain, Al Wifaq.

Baca Selengkapnya

Tiga Polisi Tewas Akibat Ledakan Bom Bahrain  

4 Maret 2014

Tiga Polisi Tewas Akibat Ledakan Bom Bahrain  

Bom ini meledak di tengah aksi protes yang berlangsung di sebuah desa dekat Ibu Kota Manama.

Baca Selengkapnya

Negara Teluk Sebut Hizbullah Masuk Daftar Teroris

18 Juli 2013

Negara Teluk Sebut Hizbullah Masuk Daftar Teroris

GCC mengusir warga Lebanon yang membantu Hizbullah.

Baca Selengkapnya