Anak Shah Iran Ditemukan Tewas di Boston  

Reporter

Editor

Rabu, 5 Januari 2011 05:37 WIB

Alireza Pahlavi (kiri) bersama ibunya Farah Pahlavi di Monaco, tahun 2005. AP/Lionel Cironneau
TEMPO Interaktif, Boston - Anak bungsu dari almarhum shah Iran ditemukan tewas bunuh diri di rumahnya di Boston, setelah dia "berjuang selama bertahun-tahun untuk mengatasi kesedihannya," kata adiknya.

"Sekali lagi, kita bergabung dengan ibu, ayah, dan keluarga korban begitu banyak masa-masa gelap negara kita," tulis anak tertua Shah, Reza Pahlavi, pada situsnya saat mengumumkan kematian saudaranya, Alireza Pahlavi.

Polisi Boston mengatakan mereka menemukan mayat dengan sebuah luka tembak sekitar pukul 02.00 dinihari. Polisi tidak akan mengkonfirmasi identitas pria itu, tetapi seorang sumber lainnya menegaskan bahwa orang itu Alireza Pahlevi, 44 tahun.

Fardia Pars, keluarga yang dekat dengan Reza Pahlavi, mengatakan melalui telepon dari Paris bahwa Alireza Pahlavi pergi setelah mengalami depresi berat akibat kematian adiknya Leila pada tahun 2001, yang ditemukan di sebuah kamar hotel di London pada usia 31 karena kelebihan dosis.

"Alireza Pahlavi tidak pernah kembali. Ia menjadi orang yang berbeda," katanya.

"Depresi keluarga Pahlavi ini terus bertambah dari waktu ke waktu, dimulai dari keberangkatannya dari Iran dan tinggal di pengasingan, kematian ayahnya, dan kemudian adiknya yang begitu dekat dengannya," kata Nazie Eftekhari, yang bekerja di kantor Reza Pahlavi di Washington dan merupakan orang dekat keluarga itu.

"Kematian itu merupakan pukulan besar untuk dia," katanya.

Ketika Leila Pahlavi meninggal, ibunya berkata bahwa anaknya sangat tertekan. "Dokternya bilang dia punya sejarah anoreksia, bulimia dan masalah psikologis."

Mantan Shah Mohammad Reza Pahlavi digulingkan dalam revolusi Islam 1979. Ia melarikan diri dari Iran dan mengembara dari satu negara ke negara lain, sakit kanker, dan akhirnya meninggal di Mesir pada tahun 1980.

Alireza Pahlavi lahir di Teheran tahun 1966 dan bersekolah di sana sampai 1979, menurut sketsa biografi singkat di situs ibunya, mantan permaisuri Farah Pahlavi.

Pahlevi belajar musik di Princeton University dan studi Iran kuno di pascasarjana Columbia University. Dia juga mengambil program pascasarjana di Harvard University dalam studi Iran kuno dan filologi.

Seorang polisi terlihat keluar dari apartemen Pahlavi dan berbicara dengan perwakilan keluarga, dan tidak mau berbicara kepada wartawan.

Reza Pahlavi yang menetap di Amerika mengambil sikap sebagai oposisi terhadap rezim ulama Iran.

AP | HAYATI MAULANA NUR

Berita terkait

Iran Tangkap Jet Siluman Amerika Serikat  

4 Desember 2012

Iran Tangkap Jet Siluman Amerika Serikat  

Amerika Serikat berkali-kali menyusup ke wilayah udara Iran.

Baca Selengkapnya

Alasan Iran Tembaki Pesawat Tanpa Awak AS

9 November 2012

Alasan Iran Tembaki Pesawat Tanpa Awak AS

Iran membenarkan klaim Pentagon bahwa pesawat tanpa awak Predator milik Amerika Serikat ditembaki oleh pesawat tempur mereka.

Baca Selengkapnya

Iran Dituduh Siksa Blogger Sampai Tewas

9 November 2012

Iran Dituduh Siksa Blogger Sampai Tewas

Beheshti menulis di dalam blognya bahwa dia diancam penguasa.

Baca Selengkapnya

Rusia Tak Yakin Iran akan Serang Israel

11 Oktober 2012

Rusia Tak Yakin Iran akan Serang Israel

Ia juga menyatakan tidak ada bukti bahwa Republik Islam mengembangkan senjata nuklir.

Baca Selengkapnya

Khamenei: Tanpa Nuklirpun Barat Tetap Embargo Iran

10 Oktober 2012

Khamenei: Tanpa Nuklirpun Barat Tetap Embargo Iran

Pemimpin spiritual Iran menyatakan Barat berbohong soal sanksi ekonomi akan dicabut jika negara itu menghentikan program nuklirnya

Baca Selengkapnya

Nilai Mata Uang Iran Terjungkal  

4 Oktober 2012

Nilai Mata Uang Iran Terjungkal  

Sanksi ekonomi dituding menjadi penyebab anjloknya nilai mata uang Iran hingga 40 persen.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Prancis di Iran Diserang Massa  

3 Oktober 2012

Kedutaan Prancis di Iran Diserang Massa  

Unjuk rasa berlangsung tiba-tiba sehingga tak ada tambahan polisi untuk mengawal kedutaan. Dia mengatakan para demonstran meneriakkan, "Allahu Akbar".

Baca Selengkapnya

Tak Peduli Sanksi, Iran Lanjutkan Program Nuklir  

3 Oktober 2012

Tak Peduli Sanksi, Iran Lanjutkan Program Nuklir  

Mendapatkan kritik dari kelompok garis keras karena bersedia berunding dengan Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Penyebab Jatuhnya Riyal Iran Versi Ahmadinejad  

3 Oktober 2012

Penyebab Jatuhnya Riyal Iran Versi Ahmadinejad  

Presiden Iran menuduh kubu oposisi turut memperburuk krisis atas riyal.

Baca Selengkapnya

Pejabatnya Mengeluh, Iran Buka Lagi Akses Gmail  

1 Oktober 2012

Pejabatnya Mengeluh, Iran Buka Lagi Akses Gmail  

Layanan Gmail telah kembali bisa dinikmati sejak Minggu malam.

Baca Selengkapnya