Dituduh Mata-mata, Israel Minta Amerika Serikat Bebaskan Warganya

Reporter

Editor

Rabu, 22 Desember 2010 15:13 WIB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. AP/Uriel Sinai
TEMPO Interaktif, Israel, sekutu terdekat Amerika Serikat, meminta Presiden Barack Obama membebaskan warganya dari tahanan atas tuduhan mata-mata.

Hal tersdebut disampaikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada pemimpin Amerika Serikat yang menjatuhkan hukuman seumur hidup terhadap warganya, Jonathan Pollard, karena terbukti menjadi mata-mata pada 1985.

Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan, Selasa (21/12), mengatakan bahwa dia akan menanyakan penahanan tersebut dalam waktu dekat kepada Presiden Obama sekaligus meminta agar Pollard, mantan analis Angkatan Laut Amerika Serikat, segera dibebaskan.

Pollard adalah analis intelijen sipil yang bekerja untuk Angakatan Laut Amerika Serikat ditahan oleh FBI di Washington pada 1985 atas tuduhan sebagai mata-mata Israel. Penahan ini telah meningkatkan ketegangan hubungan kedua negara yang telah bersekutu selama 25 tahun.

Para pemimpin Israel, termasuk Netanyahu, secara rutin mempersoalkan kasus penahanan Pollard. Namun keinginan mereka agar Pollard dibebaskan ditolak oleh dua pemerintahan Demokrat maupun Republik.

Netanyahu mengatakan, dirinya telah mengangkat isu tersebut berkali-kali ketika bertemu dengan Presiden Obama maupun Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, termasuk dalam sebuah pertemuan tertutup dua bulan lalu.

"Saya telah bekerja keras di awal masa jabatan sebagai Perdana Menteri agar Jonathan dibebaskan," ujar Netanyahu kepada radio Israel. Namun demikian keinginan Israel tak mendapatkan perhatian dari Washington.

Sementara itu, media di Israel belum lama ini menyebarkan berita berbau spekulasi, Netanyahu meminta pembebasan Pollard dikaitkan dengan usulan penghentian sementara pembangunan di daerah pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem timur.

Menurut Netanyahu, pembebasan Pollar sangat penting, karena "negara memiliki tanggung jawab moral atas penahanannya. Di samping itu, keluarganya mengkhawatirkan kesehatannya."

Esther Pollar, istri tertuduh mata-mata, bertemu dengan Netanyahu, Senin (20/12), seraya membawa surat-surat dari suaminya. Melalui surat tersebut, dia memohon agar Netanyahu mengajukan grasi untuk dirinya.

"Andaikan Yang Mulia ingin membawanya pulang, inilah saatnya," katanya kepada Netanyahu.

AL JAZEERA | CHOIRUL



Berita terkait

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

31 Januari 2022

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel

Baca Selengkapnya

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

31 Mei 2018

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

29 Agustus 2017

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.

Baca Selengkapnya

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

26 Agustus 2017

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.

Baca Selengkapnya

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

15 Agustus 2017

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.

Baca Selengkapnya

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

7 Agustus 2017

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.

Baca Selengkapnya

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

26 Juli 2017

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.

Baca Selengkapnya

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

24 Juli 2017

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

14 Mei 2017

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.

Baca Selengkapnya

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

9 Mei 2017

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.

Baca Selengkapnya